Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Praktik Keberlanjutan DBS Indonesia, Obligasi Hijau hingga Pangkas Energi

Kompas.com - 23/05/2024, 17:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Pangkas konsumsi energi hingga 62 persen

Bank DBS Indonesia melakukan berbagai aksi dengan menurunkan emisi karbon sebesar 322 metrik ton dalam satu tahun, dari 4.998 ton pada 2022 menjadi 4.676 ton pada 2023. Selain itu, konsumsi energi berhasil dipangkas hingga 62 persen.

Produksi energi terbarukan juga meningkat dari 202,65 MWh menjadi 262,46 MWh dengan tambahan panel surya. Kemudian, 7 persen bangunan cabang Bank DBS Indonesia telah memperoleh sertifikasi "Green Building".

Dukung ketahanan pangan dan bisnis berdampak sosial

Selain melayani nasabah individu dan korporasi, Bank DBS Indonesia juga melengkapi layanannya dengan berbagai fasilitas, pembiayaan, dan inisiatif yang lebih luas.

Misalnya memberikan dana hibah SGD3,7 juta kepada 24 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Social Enterprises dari enam negara di Asia, termasuk empat UKM dari Indonesia, melalui DBS Foundation Business for Impact Grant Award.

"Bank DBS Indonesia juga mengalokasikan dana sebesar Rp 890 miliar bagi usaha mikro dan kecil serta usaha non-mikro dan kecil untuk mendukung kebutuhan modal kerja mereka," tutur dia. 

Baca juga: 248 Bendungan Dimanfaatkan demi Energi Hijau, Ini Potensinya

Di bidang pendidikan, terdapat program DBS Berpijar yang telah memberdayakan lebih dari 1.200 mahasiswa pada tahun 2023, serta DBS Foundation Coding Camp 2023, beasiswa pelatihan pemrograman daring untuk Back-End Developers dan DevOps Engineers yang telah diikuti oleh 52.000 peserta.

Terkait isu ketahanan pangan, gerakan Towards Zero Food Waste atau #MakanTanpaSisa telah menyelamatkan 554.822 kg makanan agar tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), meningkat 971 persen dibanding tahun sebelumnya.

Secara jangka panjang, DBS Group berkomitmen akan pendanaan hingga SGD1 miliar dalam 10 tahun ke depan di seluruh negara tempatnya beroperasi, termasuk Indonesia.

"Pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kurang mampu dan membangun masyarakat yang lebih inklusif," terang Lim Chu Chong.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau