Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Pembangkit Energi Terbarukan Terkendala Dana

Kompas.com - 23/05/2024, 06:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Center of Economic and Law Studies (Celios) dan 350.org mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi pembangkit energi terbarukan berbasis komunitas dan alasan pentingnya pendanaan. 

Field Organizer 350 Indonesia Suriadi Darmoko mengatakan, kurangnya pendanaan yang tersalurkan untukPembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), misalnya, menyebabkan alat yang rentan terkena bencana lalu mengalami kerusakan, menjadi sulit diperbaiki. 

"Tantangan terbesar pembangkit skala kecil yang dibuat komunitas itu adalah gampang terdampak, badai atau banjir bisa kena," ujar Moko dalam peluncuran studi berjudul "Dampak Ekonomi dan Peluang Pembiayaan Energi Terbarukan Berbasis Komunitas" di Jakarta, Senin (20/5/2024). 

Baca juga: Menteri ESDM Ajak Perusahaan Belanda Investasi Energi Bersih di RI

Saat pembangkit dan jaringan ketenagalistrikan rusak, tidak ada yang memperbaiki. Terkait hal ini, kata dia, ada keterbatasan skill teknis dan manajemen yang mengakibatkan tidak semua orang memahami cara kerja teknologi pembangkit terbarukan.

Selain itu, beberapa daerah terpencil bisa jadi tidak memiliki teknologi yang tepat dan dibutuhkan.

"Tantangan lainnya, soal pengembangan jaringan. Misalnya di (PLTMH) Lumajang, ada kebutuhan perluasan jaringan. Tapi untuk perluasan jaringan, kebutuhan pendanaannya juga besar," tuturnya.

Dari beberapa tantangan tersebut, kebijakan pemerintah terkait pembangkit energi terbarukan juga masih kurang konsisten.

Misalnya, insentif yang berubah, peraturan tidak tetap, hingga penetapan kuota pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap yang dibatasi, menjadi hambatan kebijakan. 

"Apalagi kebijakannya sering berubah-ubah. Minatnya justru turun ketika perubahan kebijakan tidak jelas. Salah satu tantangan terbesar di luar soal kebutuhan pendanaan, adalah kebijakannya," terang Moko. 

Kebutuhan pendanaan energi terbarukan di komunitas

Padahal, dari studi yang dilakukan Celios dan 350 Indonesia, Moko melihat banyak pembangkit terbarukan berbasis komunitas seperti PLTMH menjadi sumber tulang punggung utama bagi komunitas.

"Di banyak tempat yang kami temui, PLTMH ini menjadi tulang punggung utama sumber energi bagi komunitas," ujarnya.

Beberapa keberhasilan pembangkit energi terbarukan berbasis komunitas antara lain PLTMH di Lumajang Jawa Timur, hingga PLTMH di daerah Bakuhau Sumba Timur yang mampu menjadi Independent Power Producer (IPP). 

Baca juga: Power Wheeling Dinilai Buka Peluang Investasi Energi Terbarukan di Indonesia

Tak hanya itu, setiap daerah bisa ikut serta dalam transisi energi, karena pembangkit terbarukan berpotensi dikembangkan selama area itu memiliki aliran irigasi, sungai, atau matahari. Melalui energi tersebut, komunitas bisa membangun mikrohidro atau panel surya.

"Ada banyak daerah yang memiliki potensi hidro dan surya. Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, salah satu daerah dengan potensi energi berbasis mikrohidro dan surya yang besar," ujar Ekonom dan Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira. 

Keberhasilan mereka dalam membangkitkan energi terbarukan, kata dia, penting untuk dijadikan pertimbangan pemerintah dalam pemberian dana bantuan. 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tekan Emisi, ABB dan MASKEEI Kolaborasi Percepat Efisiensi Energi

Tekan Emisi, ABB dan MASKEEI Kolaborasi Percepat Efisiensi Energi

Swasta
MyPassword Dorong Keseimbangan Hidup Sehat dengan Teknologi di 'Customer Appreciation 2024'

MyPassword Dorong Keseimbangan Hidup Sehat dengan Teknologi di "Customer Appreciation 2024"

Swasta
Belum Capai Target, Aksi Iklim Global Gagal Kurangi Deforestasi

Belum Capai Target, Aksi Iklim Global Gagal Kurangi Deforestasi

Pemerintah
Sedot Tinja Berteknologi IoT, Solusi Pengelolaan Limbah Berkelanjutan

Sedot Tinja Berteknologi IoT, Solusi Pengelolaan Limbah Berkelanjutan

Swasta
Republik Ceko Wajibkan Daur Ulang Limbah Tekstil pada 2050

Republik Ceko Wajibkan Daur Ulang Limbah Tekstil pada 2050

Pemerintah
Sampah Organik Disulap Jadi Pupuk, Bantu Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca

Sampah Organik Disulap Jadi Pupuk, Bantu Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca

Pemerintah
Indonesia Kejar 'Net Zero Emission' Sampah pada Tahun 2050

Indonesia Kejar "Net Zero Emission" Sampah pada Tahun 2050

Pemerintah
Restorasi Lahan Gambut Atasi Tantangan Perubahan Iklim

Restorasi Lahan Gambut Atasi Tantangan Perubahan Iklim

Pemerintah
4 Perusahaan China Sepakat RI Jadi Hub Produksi Ekspor Mobil Listrik

4 Perusahaan China Sepakat RI Jadi Hub Produksi Ekspor Mobil Listrik

Pemerintah
Mengenal Pengolahan Sampah Berbasis Carbon Neutral, Solusi Masalah Sampah Plastik di Tanah Air

Mengenal Pengolahan Sampah Berbasis Carbon Neutral, Solusi Masalah Sampah Plastik di Tanah Air

LSM/Figur
Respons 'All Eyes on Papua', KLHK Proses Status Hutan Adat di Boven Digoel

Respons "All Eyes on Papua", KLHK Proses Status Hutan Adat di Boven Digoel

Pemerintah
BRGM Klaim Telah Restorasi Gambut 1,8 Juta Hektar Sepanjang 2016-2023

BRGM Klaim Telah Restorasi Gambut 1,8 Juta Hektar Sepanjang 2016-2023

Pemerintah
Perusahaan China Sepakat RI Jadi Hub Produksi Kendaraan Listrik untuk Ekspor

Perusahaan China Sepakat RI Jadi Hub Produksi Kendaraan Listrik untuk Ekspor

Pemerintah
Di Depan Negara-negara PBB, Sandiaga Bicara Pariwisata Hijau dan Biru

Di Depan Negara-negara PBB, Sandiaga Bicara Pariwisata Hijau dan Biru

Pemerintah
Tingkatkan Reboisasi Amazon, Bank Dunia Bakal Terbitkan Obligasi

Tingkatkan Reboisasi Amazon, Bank Dunia Bakal Terbitkan Obligasi

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com