Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2024, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Polusi yang membalut Jakarta saat ini merupakan masalah yang dihadapi Beijing, ibu kota China, 20 tahun lalu.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Maritim dan Investasi Rachmat Kaimuddin dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (5/9/2024) yang dipantau secara daring.

Dia mengakui bahwa kondisi udara di Jakarta memangs edang tidak baik-baik saja. Akan tetapi, dia menangkis polusi yang menyelimuti Jakarta berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Baca juga: BBM Rendah Sulfur dan Polusi Udara Jakarta

Sebab, ujar Rachmat, tidak ada PLTU batu bara yang ada di sekitar Jakarta.

"Beberapa orang dengan kepentingannya menceritakan kisah-kisah yang mungkin mendistorsi kenyataan. Jadi, untuk Jakarta, kami telah memeriksa sumbernya," kata Rachmat.

Rachmat menegaskan, polusi di Jakarta dan sekitarnya berasl dari emisi kendaraan dan pembakaran terbuka.

Untuk itu, kata Rachmat, solusi utama dari polusi di Jakarta adalah menyetop kendaraan beremisi tinggi mengaspal di jalan raya.

Baca juga: Dampak Tak Terduga dari Polusi Udara: Perubahan Suasana Hati

Salah satu cara untuk upaya tersebut yakni mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik.

"Kami memberikan diskon dan insentif (kendaaraan listrik) yang cukup banyak bagi masyarakat", papar Rachmat.

Selain itu, pemerintah juga mendorong penerapan bahan bakar berkualitas tinggi agar mengurangi dampak polusi udara dari kendaraan bermotor.

Rachmat menuturkan, Indonesia telah menerapkan standar ambang batas emisi kendaraan Euro 4, setidaknya untuk roda empat.

Baca juga: Polusi Udara Tinggi, Sensor Udara Perlu Ditingkatkan

Namun, sampai saat ini masih ada bahan bakar yang dijual dengan kualitas di bawah yang diperlukan.

Akan tetapi, dia mengakui penerapan bahan bakar yang lebih bersih membutuhkan biaya.

Selain itu, bahan bakar minyak adalah komoditas yang sangat politis sehingga perlu berhati-hati.

"Bagaimana kita dapat meningkatkan kualitas dan juga memastikan bahwa itu tidak menambah beban anggaran negara kami, fiskal kami. Karena kami menyubsidi komoditas ini," papar Rachmat.

Baca juga: Polusi Udara Bikin Bingung Serangga Penyerbuk Temukan Bunga

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Pemerintah
Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemerintah
Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Pemerintah
IEEFA Sebut 'Power Wheeling' Bisa Dorong Investasi Hijau

IEEFA Sebut "Power Wheeling" Bisa Dorong Investasi Hijau

LSM/Figur
Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Pemerintah
Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

LSM/Figur
Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

LSM/Figur
APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta 'Eksportir Sustainable' di Ajang TEI 2024

APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta "Eksportir Sustainable" di Ajang TEI 2024

Swasta
Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

LSM/Figur
Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Swasta
Warga DKI Jakarta Bakal Ditarik Retribusi Sampah Tahun Depan

Warga DKI Jakarta Bakal Ditarik Retribusi Sampah Tahun Depan

Pemerintah
Emisi Karbon Naik 50.000 persen Akhir Abad Ini Akibat Hutan Mangrove Rusak

Emisi Karbon Naik 50.000 persen Akhir Abad Ini Akibat Hutan Mangrove Rusak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau