Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM Dorong "Smart Grid" dan Baterai untuk Transisi Energi

Kompas.com - 05/09/2024, 20:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia menghadapi dua tantangan besar dalam mencapai emisi nol bersih.

Pertama, mengurangi emisi dari pembangkit listrik yang ada dan meningkatkan kapasitas energi terbarukan untuk memenuhi permintaan energi yang terus tumbuh.

Selain itu, Indonesia menghadapi tantangan stabilitas jaringan listrik, terutama karena energi terbarukan yang bersifat fluktuatif, seperti tenaga surya dan angin.

Baca juga: RI Bidik Afrika, Ajak Kerja Sama Mineral Kritis untuk Baterai Kendaraan Listrik

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Indonesia mendorong penggunaan sistem smart grid dan penyimpanan energi berbasis baterai.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi, saat memberikan paparan di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Kamis (5/9/2024).

“Kami sedang mendorong smart grid system dikombinasikan dengan baterai sebagai energy storage system,” ujarnya.

Ia menjelaskan, sistem tenaga surya dan angin yang fluktuatif membutuhkan dukungan dari penyimpanan energi agar tetap stabil.

“Di sinilah peran penting baterai sebagai sistem penyimpanan energi sangat dibutuhkan,” tambah dia.

Baca juga: Ilmuwan Teliti Bakteri Ekstrak Logam Langka di Baterai

Penyimpanan energi tersebut akan membantu meningkatkan fleksibilitas sistem kelistrikan dan mendukung dekarbonisasi.

Tantangan penyimpanan baterai

Ia menjelaskan, dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), target penyimpanan energi melalui baterai hingga tahun 2060 diproyeksikan mencapai 18 gigawatt (GW).

Untuk jangka pendek, hingga tahun 2030, Indonesia memerlukan 2 GW kapasitas baterai.

“Ini menciptakan peluang pasar yang besar bagi pengembangan teknologi penyimpanan energi di Indonesia, khususnya di wilayah off-grid yang hanya bisa mengandalkan tenaga angin dan surya,” ujar Eniya.

Baca juga: Gabungan PLTS dan PHES Jadi Solusi Pasokan Listrik Nasional Berkelanjutan

Pemerintah juga tengah mendorong pengembangan sistem smart grid yang dikombinasikan dengan baterai, sebagai solusi untuk meningkatkan stabilitas dan fleksibilitas sistem ketenagalistrikan.

Indonesia punya potensi besar untuk mengembangkan penyimpanan energi, terutama dengan sumber daya mineral yang melimpah seperti nikel dan kobalt.

Kedua mineral ini dapat mendukung rantai pasokan global untuk produksi baterai kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Swasta
Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Pemerintah
Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

LSM/Figur
Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Pemerintah
 PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

Swasta
Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Swasta
5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

Swasta
Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

BUMN
Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau