Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 17/09/2024, 08:35 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, banyak perusahaan telah menyadari bahwa mengurangi jejak karbon (carbon footprint) dapat berjalan beriringan dengan peningkatan performa bisnis, terutama dengan menggunakan inovasi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Apalagi, aspek keberlanjutan (sustainability) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tanggung jawab perusahaan-perusahaan di dunia.

Presiden Direktur IBM Indonesia (International Business Machine) Indonesia, Roy Kosasih mengatakan transformasi ini juga sangat diperlukan untuk mendukung komitmen iklim Indonesia.

Baca juga: Cerita Bos BCA Gunakan AI Buat Jaring Nasabah dan Kredit

Seperti tercantum dalam Nationally Determined Contributions (NDC) yang telah diperbarui pemerintah, ada target mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 29 persen dalam kondisi normal di tahun 2030.

“AI bukan hanya suatu alat untuk mengoptimalkan operasional bisnis, tapi juga bisa berperan sebagai katalis perubahan penting bagi bisnis untuk usaha keberlanjutan mereka,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (16/9/2024).

Ia mengatakan, setidaknya tiga cara AI dapat membantu perusahaan mengurangi emisi sekaligus meningkatkan daya saing dan pendapatan perusahaan. Cara-cara tersebut meliputi:

Optimalkan supply chain

Rantai pasokan kerap jadi penyumbang emisi tertinggi karena divisi logistik yang kurang efisien, produksi yang berlebihan, dan limbah yang dihasilkan.

Dengan inovasi berbasis AI, manajemen rantai pasokan bisa memprediksi permintaan secara lebih akurat, mengoptimalkan rute logistik, dan meminimalkan limbah.

“Hal ini tidak hanya membantu mengurangi emisi tetapi juga menghasilkan penghematan biaya bagi perusahaan,” ujar Roy.

Baca juga: Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

Dalam konteks komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi di berbagai sektor, optimalisasi operasional dengan AI juga dapat mendukung komitmen keberlanjutan negara untuk mengurangi emisi karbon.

Mengoptimalkan konsumsi energi.

Konsumsi energi adalah salah satu kontributor terbesar emisi karbon, dan kehadiran AI dapat membantu mengurangi dampak ini dengan mengoptimalkan penggunaan energi.

Dengan mengintegrasikan AI ke dalam proses monitoring yang sudah ada, bisnis dapat menganalisis pola konsumsi energi secara langsung di berbagai aspek operasi mereka.

Sebagai contoh, Water Corporation di Australia bermigrasi ke infrastruktur berbasis AI yang didukung cloud. Strategi tersebut bisa mengurangi emisi karbon sekitar 150 metrik ton per tahun, serta menurunkan biaya operasional lebih dari 40 persen.

Baca juga: IPB Buka Prodi Kecerdasan Buatan (AI), Berapa UKT dan Uang Pangkalnya?

Kombinasi pemantauan berbasis AI dan infrastruktur ramah energi ini tidak hanya membantu bisnis mencapai tujuan keberlanjutan mereka, tetapi juga mengurangi biaya untuk kebutuhan energi sehingga memberikan manfaat langsung bagi laba perusahaan. 

Tingkatkan Compliance

Terakhir, AI dapat meningkatkan pelaporan dan kepatuhan pada komitmen keberlanjutan perusahaan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau