Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Star "ESG Summit 2024": Perusahaan Didorong Fokus pada Dampak ESG Terukur

Kompas.com - 11/11/2024, 16:48 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com -  Perusahaan Malaysia didorong untuk dapat untuk dapat memberikan dampak berarti dalam inisiatif lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), lebih dari sekadar kepatuhan dan fokus pada kinerja yang terukur. 

Hal ini ditegaskan Direktur Eksekutif UN Global Compact Network, Malaysia and Brunei, Faroze Nadar pada ESG Summit yang digelar The Star Media Group pada 6-7 November 2024 di Malaysia.

Dalam pemaparannya bertajuk "Humanising Sustainability: Growing Humanising Sustainability: Growing The Talent pool for ESG Impact", Faroze mengingatkan target kinerja utama bukanlah mencapai net-zero pada tahun 2050 melainkan juga untuk mencegah kenaikan suhu global lebih dari 1,5 derajat Celcius pada tahun 2030, sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Paris.

Faroze mengatakan kinerja terdiri dari sejumlah komponen termasuk orang, proses, produk, dan kepemimpinan.

Menyoroti aspek talenta, dia menambahkan, perusahaan membutuhkan empat jenis talenta keberlanjutan dalam sebuah organisasi untuk mendorong dampak dan perubahan yang berarti. Keempatnya adalah ahli strategi, komunikator, sponsor, dan ahli teknologi.

“Selain itu, saya percaya bisnis yang berkelanjutan membutuhkan empat elemen kunci. Pertama, harus menguntungkan. Tanpa keuntungan, Anda tidak memiliki elemen kedua yaitu kekuatan; kekuatan untuk mengambil keputusan," jelasnya.

“Namun, keputusan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan harus didasarkan pada aspek keberlanjutannya yang menjadi materi bagi perusahaan,” katanya.

“Keputusan ini juga harus didorong oleh para pemimpin dan orang-orang yang memahami nilai keberlanjutan,” catatnya.

Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah terkait dengan peluncuran kerangka peraturan untuk mendukung ekonomi energi hijau.

Kebijakan lintas batas 

Untuk tujuan ini, IBM Envizi Asia Pacific Sustainability Leader Asia Pasifik, Sachin Gupta mengatakan pemerintah perlu mendorong lebih banyak kebijakan yang bersifat lintas batas negara.

Baca juga: Skor ESG di S&P Meningkat, BRI Jadi Pemimpin Keberlanjutan di Sektor Perbankan

Dia menyampaikan, ini sebagian besar ekonomi telah berfokus pada kebutuhan energi negara mereka sendiri dan membuat peraturan berdasarkan itu. "Namun, energi hijau, baik dari sumber hidro, matahari, atau nuklir, kini semakin menjadi masalah yang bersifat lintas batas," jelasnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau