KOMPAS.com - Amerika Serikat berkoimitmen memangkas emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 66 persen pada 2035 dengan emisi tahun 2005 sebagai baseline-nya.
Tujuan utamanya, mencapai net zero emission paling lambat pada 2050.
Target itu tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC) yang ditetapkan dan diserahkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
NDC disusun dan diserahkan ke PBB sebagai bentuk komitmen pada Kesepakatan Paris pada 2015 di mana negara-negara peserta berkewajiban mengurangi emisi untuk mencegah kenaikan suhu Bumi sebesar 1,5 derajat Celsius.
NDC disusun dan diperbarui setiap 5 tahun. Pembaharuan NDC oleh AS kali ini juga merespon Konferensi Perubahan Iklim COP 29 di Baku Azerbaijan yang diadakan November lalu.
"Rentang target tahun 2035 adalah jalan lurus atau curam menuju net-zero emission pada 2050," kata laporan tersebut dikutip dari Euro News, Senin (23/12/2024).
Baca juga: Bagaimana Perempuan Memimpin Pengurangan Emisi Global?
Laporan ini juga mencatat bahwa Amerika Serikat berhasil melampaui target penurunan emisi 17 persen pada 2020.
Berdasarkan Akta Infrastruktur Bipartisan dan Pengurangan Inflasi, Amerika Serikat juga dalam posisi yang sngat kuat untuk mencapai target pengurangan emisi sebesar 52-52 persen pada 2030.
Namun, target NDC yang telah ditetapkan tersebut dikhawatirkan bakal menemui plot-twist saat presiden terpilih Donald Trump mulai menjabat awal tahun 2025.
Trump dikenal dengan keberpihakannya pada kebijakan anti-iklim, salah satunya dengan jargon "drink, baby, drill" semasa kampanye pemilihan presiden lalu untuk tetap mendorong pengeboran minyak dan gas bumi.
Meski kemampuan mencapai target nantinya masih dipertanyakan, banyak pihak merasa bahwa dokumen NDC yang ditetapkan dan diserahkan ke PBB dapat mencegah langkah kontra-produktif Trump.
Baca juga: Emisi Karbon TikTok dalam Setahun Hampir Setara dengan Sebuah Negara
"Dengan adanya seorang penyangkal iklim yang akan memasuki Gedung Putih, rencana iklim nasional baru dari Pemerintahan Biden merepresentasikan batas minimum untuk aksi iklim," ungkap Ashfaq Khalfan, Direktur Keadilan Iklim Oxfam AS.
Direktur lembaga Strategic Perspectives, Linda Kalcher, menilai target NDC baru merupakan hadiah perpisahan yang layak dari pemerintahan Biden.
Menurut dia, NDC menyoroti banyak negara bagian yang telah menetapkan target energi bersih hingga 100 persen.
"Akan menarik untuk melihat apakah mereka bisa mendorong produsen minyak dan gas terbesar di dunia mengurangi emisi, ketika federal (pada masa Trump nantinya) berencana untuk meningkatkan bahan bakar fosil," ucap Kalcher.
Baca juga: China Bakal Perketat Aturan Emisi Metana dari Batu Bara
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya