Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 22 Desember 2024, 17:33 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk berkomitmen mewujudkan keberlanjutan lingkungan melalui program Urban Farming di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Mengapa wilayah ini?

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang 2010-2030, wilayah tersebut dipilih lantaran dikenal sebagai kawasan lindung. 

Dalam program tersebut, PGN memberikan edukasi urban farming serta membagikan 500 bibit tanaman kepada warga Kampung Nglarang, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. 

Division Head Corporate Social Responsibility (CSR) PT PGN Tbk, Krisdyan Widagdo Adhi, mengatakan, langkah ini bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus memperkuat peran kawasan tersebut sebagai lahan konservasi.

Baca juga: PGN LNG Indonesia Gabung Proyek Pengembangan Gasifikasi Papua Utara

“Terima kasih untuk warga karena sudah berkolaborasi dengan PGN secara merata. Untuk itu, kami dapat melakukan urban farming ini. Kami dengan masyarakat bersama-sama menghijaukan lingkungan, tempat di mana mereka tinggal,” ujar Krisdyan dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (21/12/2024).

Division Head Corporate Social Responsibility (CSR) PT PGN Tbk, Krisdyan Widagdo Adhi, mengatakan, program Urban Farming bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus memperkuat peran kawasan tersebut sebagai lahan konservasi. Dok. PGN Division Head Corporate Social Responsibility (CSR) PT PGN Tbk, Krisdyan Widagdo Adhi, mengatakan, program Urban Farming bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus memperkuat peran kawasan tersebut sebagai lahan konservasi.

Widagdo menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari komitmen PGN terhadap keberlanjutan lingkungan. 

Sebelumnya, PGN telah melaksanakan program penanaman mangrove di kawasan utara Kota Semarang untuk mengatasi abrasi yang terus terjadi.

"Kami punya komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Sebelumnya, kami telah menanam mangrove di utara Kota Semarang. Tanaman ini dapat memperlambat abrasi yang telah terjadi cukup lama," jelasnya.

Baca juga: PGN Teken PJB LNG dengan Pelanggan Industri di Kawasan Timur Indonesia

Menurut Widagdo, pembagian bibit tanaman produktif, seperti rambutan, durian, mangga, salam, dan jeruk, memiliki manfaat yang lebih dari sekadar penghijauan. Tanaman tersebut tak hanya sekadar ditanam semata, tetapi juga dapat menghasilkan. 

Pihaknya, kata Widodo, meyakini bibit tanaman yang dibagikan memiliki nilai serta manfaat ekonomi yang dapat dimanfaatkan warga.

Ia berharap, urban farming di Kampung Nglarang dapat menjadi contoh untuk wilayah lain di Semarang, terutama di kawasan perkotaan yang masih memiliki persoalan lingkungan. 

“Di Kampung Nglarang dan sekitarnya, topik lingkungan sudah tak menjadi soal mengingat banyak pohon. Namun, di Semarang Bawah, lingkungan masih menjadi persoalan. Dengan adanya tanaman ini, diharapkan dapat mengurangi polusi dan menjaga debit air,” tuturnya.

Baca juga: Tingkatkan Kinerja Operasi, Berikut Langkah Subholding Gas Jaga Keandalan Pipa Minyak dan BBM

Pembagian bibit tanaman produktif, seperti rambutan, durian, mangga, salam, dan jeruk, yang memiliki manfaat lebih dari sekadar penghijauan. Tanaman tersebut tak hanya sekadar ditanam semata, tetapi juga dapat menghasilkan. Dok. PGN Pembagian bibit tanaman produktif, seperti rambutan, durian, mangga, salam, dan jeruk, yang memiliki manfaat lebih dari sekadar penghijauan. Tanaman tersebut tak hanya sekadar ditanam semata, tetapi juga dapat menghasilkan.

Dukungan terhadap kawasan konservasi

Program Urban Farming disambut positif oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat. 

Pelaksana Tugas (Plt) Camat Gunungpati, Al Frida Very, menilai kegiatan ini sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) RTRW Kota Semarang yang menetapkan Gunungpati sebagai kawasan konservasi.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Perusahaan Gas Negara atas pemberian 500 bibit tanaman ini. Kegiatan ini mendukung pelestarian alam dan pelaksanaan tugas kecamatan sebagai lahan konservasi,” ujar Very.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
LSM/Figur
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Pemerintah
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
LSM/Figur
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Pemerintah
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
LSM/Figur
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
LSM/Figur
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
LSM/Figur
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
LSM/Figur
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
LSM/Figur
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Pemerintah
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
LSM/Figur
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau