KOMPAS.com - Teknologi bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan food waste.
Menurut penelitian baru dari Texas McCombs, solusi food waste tersebut bisa dilakukan dengan cara beralih dari menggunakan label rak kertas menjadi label digital.
Dengan begitu, supermarket dapat dengan mudah menurunkan harga dan memindahkan stok lama dari rak.
Sebagai informasi food waste merupakan sisa makanan masih layak konsumsi yang terbuang sebagai sampah.
Dikutip dari Phys, Selasa (24/12/2024) teknologi untuk mengubah harga pada label dengan cepat yang dikenal dengan harga dinamis (dynamic pricing) ini tidak hanya menguntungkan konsumen.
Baca juga: EnvmissionSuite Luncurkan Alat Pengolah Limbah Makanan
"Semua orang akan lebih diuntungkan ketika penetapan harga dinamis diaktifkan. Ada lebih sedikit sampah makanan dan lebih sedikit emisi dari makanan yang berakhir di tempat pembuangan sampah," kata Ioannis Stamatopoulos, guru besar bidang manajemen informasi, risiko, dan operasi dari Texas McCombs.
Penjual juga akan menghemat waktu dan biaya karena mereka bisa mengubah label digital melalui perangkat elektronik seperti tablet.
Bandingkan saja ketika masih menggunakan label fisik dari kertas, penjual perlu waktu untuk mencetak dan kemudian menempelkannya di rak.
Dalam studinya, peneliti juga menganalisis dua jaringan grosir Eropa yang tidak disebutkan namanya.
Jaringan grosir pertama berada di Inggris. Mereka diperkenalkan label digital untuk 940 produk yang mudah rusak.
Label tersebut menampilkan harga dasar dan menambahkan diskon saat produk mendekati tanggal kedaluwarsa.
Para peneliti menemukan bahwa toko-toko mengubah harga 54 persen lebih sering dengan metode tersebut.
Jaringan supermarket kedua berada di Uni Eropa. Jaringan tersebut mengadopsi label elektronik tetapi menambahkan teknologi kedua yakni barcode.
Baca juga: Jamur Bisa Ubah Food Waste Jadi Masakan Mewah
Tidak seperti barcode standar, kode batang yang digunakan ini dapat menyimpan detail inventaris seperti tanggal pengemasan, nomor lot, dan tanggal kedaluwarsa.
Setelah toko-toko di Uni Eropa memasang kedua teknologi tersebut, para peneliti menemukan, frekuensi perubahan harga meningkat hingga 853 persen.
"Perubahan harga yang cepat membantu pembeli. Jika Anda seorang konsumen yang benar-benar peduli dengan harga, maka Anda dapat membeli blueberry yang akan kedaluwarsa dua hari sebelumnya dan mengonsumsinya hari ini," kata Stamatopoulos.
Namun, meskipun memiliki manfaat jangka panjang, penetapan harga dinamis menghadapi kendala jangka pendek. Salah satunya adalah kekhawatiran konsumen bahwa pengecer akan menaikkan harga saat permintaan tinggi.
Studi berjudul 'Inventory Information Frictions Explain Price Rigidity in Perishable Groceries' ini dipublikasikan dalam Marketing Science.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya