Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Atma Jaya Kembangkan Penelitian Jamu untuk Pengobatan Modern

Kompas.com, 24 Desember 2024, 12:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Rumah Sakit Atma Jaya yang berada dibawah naungan Atma Jaya Healthcare Group membangun kolaborasi dalam pengembangan dan penelitian kegunaan jamu dalam pengobatan di rumah sakit.

Jamu secara resmi juga diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO dan telah dikenal serta populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai produk untuk obat ataupun suplemen.

CEO Atma Jaya Healthcare Gorup, Edward, menyampaikan kolaborasi sejalan dengan visi Atma Jaya untuk menghasilkan inovasi berbasis penelitian dan tentunya untuk melestarikan budaya Indonesia.

"Jamu memiliki peran vital dalam mewujudkan pendekatan pengobatan dan pengembangan penggunaan jamu di rumah sakit. Pasien dalam proses kesembuhannya perlu diberdayakan untuk memiliki dan memilih opsi-opsi pengobatan, termasuk opsi tradisional melalui jamu. Hal ini sudah menjadi bagian solusi di negara lain," kata Edward.

Lebih lanjut, Edward menjelaskan bahwa kedepannya masyarakat perlu teredukasi secara optimal mengenai penggunaan jamu sebagai opsi pengobatan, dan secara bersamaan perlu adanya standarisasi, keamanan, serta dukungan pemerintah dengan kebijakan terkait.

Salah satu kerja sama dilakukan RS Atma Jaya melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Atma Jaya Healtchare Group dan Dewan Jamu Indonesia.

Selain itu di kesempatan yang sama, kerja sama juga dibangun antara RS Atma Jaya dengan Universitas Mulawarman terkait penelitian dan magang mahasiswa.

Kerja sama dengan Dewan Jamu Indonesia guna mendorong pengembangan dan penelitian kegunaan jamu dalam pengobatan di rumah sakit. Penandatanganan dilakukan bertepatan dengan Jamu International Convention & Expo (JICE) di Bali pada 16-18 Desember 2024.

Pada kesempatan yang sama juga terdapat pemilihian duta jamu dimana Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya yang juga merupakan unit karya dari Yayasan Atma Jaya turut mengirimkan dua orang delegasi.

Dari dua delegasi yang berpartisipasi, Ni Nyoman Ayu Respani, mahasiswi Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, berhasil terpilih menjadi Duta Jamu Bidang Parawisata.

Ketua Dewan Jamu Indonesia, Mayor Jenderal (Ret.) Prof. Daniel Tjen mengatakan, “pemahaman akan tradisi pengobatan di tanah air yang dipadu dengan filosofi Djampi Oesodo dan disertai dengan validasi terarah melalui penelitian akan semakin memperkuat kehadiran jamu di dalam dunia kesehatan modern”.

Daniel menambahkan bahwa sampai saat ini bahan baku herbal adalah yang paling mungkin untuk kemandirian, karena ketersediaan bahan alam untuk bahan obat herbal yang berlimpah tumbuh subur di Indonesia.

Baca juga: Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Daniel juga menjelaskan bahwa untuk mendorong inovasi, pihaknya bekerja sama dengan perguruan tinggi baik dalam dan luar negeri termasuk dari Universitas Osaka di Jepang dalam meningkatkan keamanan produk jamu.

Melalui kerja sama ini diharapkan RS Atma Jaya dapat menjadi pionir lahirnya riset terkait jamu dan dapat memperkuat peranan jamu untuk mendukung kesehatan masyarakat sekaligus memperkanlkan potensi jamu ke skala internasional.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH Telusuri Sumber Gelondongan Kayu yang Terbawa Banjir Sumatera
KLH Telusuri Sumber Gelondongan Kayu yang Terbawa Banjir Sumatera
Pemerintah
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
Pemerintah
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Pemerintah
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
LSM/Figur
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
LSM/Figur
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Swasta
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
LSM/Figur
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
LSM/Figur
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Pemerintah
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Pemerintah
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
LSM/Figur
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Swasta
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Pemerintah
Lebih dari 70 Jenis Hiu Kini Dilindungi dan Diperketat Perdagangannya
Lebih dari 70 Jenis Hiu Kini Dilindungi dan Diperketat Perdagangannya
Pemerintah
Cuaca Ekstrem di Sumatera Dipicu Anomali Siklon Tropis, Ini Penjelasan Pakar
Cuaca Ekstrem di Sumatera Dipicu Anomali Siklon Tropis, Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau