Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afrika Terancam Krisis Gizi karena Rencana Pemotongan Anggaran Inggris

Kompas.com - 19/05/2025, 21:00 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar satu setengah tahun setelah kelahiran putrinya, Ereng, Lomanat (39) mulai sangat khawatir akan kondisi kesehatan balitanya itu.

Berat badan Ereng tampak tidak sehat dan ia sering menangis karena kelaparan. Namun, keluarga mereka—terdiri dari ayah Daniel (40) dan putra pertama Mzee (8)—tidak mampu menyediakan makanan yang dibutuhkan oleh Ereng.

Kehidupan mereka menjadi sangat sulit setelah kekeringan parah melanda wilayah Kenya Utara, tempat mereka tinggal. Kekeringan itu membunuh 40 kambing yang selama ini mereka pelihara untuk dikonsumsi dan dijual.

Kini, mereka kehilangan penghasilan tetap dan sumber pangan yang dapat diandalkan. Satu-satunya cara mereka bertahan adalah dengan menjual arang kayu.

Lomanat menceritakan bahwa kondisi Ereng sangat memprihatinkan akibat kekurangan gizi. Untuk mengatasinya, ia harus berjalan sejauh dua mil menuju sebuah klinik yang memberikan bantuan makanan tambahan berupa pasta kacang bergizi rasa coklat.

Berkat bantuan dari klinik tersebut, berat badan Ereng perlahan naik, dan Lomanat mulai melihat anaknya tumbuh sebagai bayi yang tampak lebih baik.

Klinik yang membantu Ereng didanai oleh organisasi amal Save The Children. Namun saat ini, lembaga itu menghadapi pemangkasan anggaran besar-besaran yang dapat membahayakan program gizi yang sedang mereka jalankan.

Organisasi-organisasi amal yang selama ini menyediakan pengobatan bagi anak-anak kekurangan gizi—seperti pasta kacang atau bubur jagung kedelai—terancam kehilangan hingga 90 persen dari pendanaannya.

Skenario terbaik menunjukkan bahwa bantuan gizi akan menurun drastis. Dari mampu mendukung 10,8 juta orang pada tahun 2019 menjadi hanya 1,1 juta orang pada tahun 2027.

Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, pada Februari lalu mengatakan bahwa Inggris akan memangkas anggaran bantuan luar negeri dari 0,5 persen menjadi 0,3 persen dari Pendapatan Nasional Bruto (PNB) mulai tahun 2027, guna mendanai peningkatan belanja pertahanan.

Dengan PNB terbaru, pemotongan ini akan mengurangi anggaran bantuan dari 15,4 miliar Pound menjadi hanya 9,2 miliar pound pada tahun anggaran 2027/2028.

Peneliti Richard Watts menyebutkan bahwa Save The Children dapat memperkirakan tekanan besar terhadap program bantuan tertentu, karena Inggris telah membuat banyak komitmen bantuan luar negeri hingga 2027/2028.

Memang, menurut Watts, komitmen yang sudah ada untuk tahun 2027/2028 telah melampaui batas anggaran. Namun, pemerintah Inggris telah berjanji untuk tetap mendanai lima prioritas bantuan, Ukraina, Sudan, Gaza, krisis iklim, dan organisasi multilateral.

Adanya pemotongan pada program ini, juga berarti akan ada pemotongan besar pada program-program lain, termasuk dukungan bagi masyarakat termiskin di dunia yang akan semakin menyulitkan.

Kondisi ini semakin memburuk setelah laporan dari The Independent menyebutkan bahwa jutaan orang di Somalia mungkin akan mengalami kelaparan akut dan krisis pangan akibat pemotongan bantuan internasional ekstrem oleh Donald Trump.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
HUT ke-80 TNI, 2.100 Petugas Dikerahkan untuk Angkut Sampah di Monas
HUT ke-80 TNI, 2.100 Petugas Dikerahkan untuk Angkut Sampah di Monas
Pemerintah
Gen Z Kini Tak Lagi Sekadar Nyeruput Kopi, Isu Keberlanjutan Jadi Urgensi
Gen Z Kini Tak Lagi Sekadar Nyeruput Kopi, Isu Keberlanjutan Jadi Urgensi
Pemerintah
Eropa Jadi Pasar Paling Menarik untuk Investasi Energi Terbarukan
Eropa Jadi Pasar Paling Menarik untuk Investasi Energi Terbarukan
Pemerintah
Analisis Temukan Jutaan Bangunan Global Berada di Zona Risiko Kenaikan Air Laut
Analisis Temukan Jutaan Bangunan Global Berada di Zona Risiko Kenaikan Air Laut
Pemerintah
Inovasi Hemat Energi di Armada Kapal, Pertamina International Shipping Raih Lestari Awards
Inovasi Hemat Energi di Armada Kapal, Pertamina International Shipping Raih Lestari Awards
BUMN
Ketergantungan pada Energi Fosil Tingkatkan Risiko dan Biaya Kesehatan di RI
Ketergantungan pada Energi Fosil Tingkatkan Risiko dan Biaya Kesehatan di RI
Pemerintah
Terpapar Radioaktif, Pabrik di Industri Cikande Didekontaminasi
Terpapar Radioaktif, Pabrik di Industri Cikande Didekontaminasi
Pemerintah
Vale Indonesia Ubah Limbah Nikel Jadi Berkah lewat Inisiatif Sirkular
Vale Indonesia Ubah Limbah Nikel Jadi Berkah lewat Inisiatif Sirkular
Swasta
AWS Investasi Jangka Panjang di Indonesia, Target Net-Zero dan Latih 1 Juta Talenta Cloud
AWS Investasi Jangka Panjang di Indonesia, Target Net-Zero dan Latih 1 Juta Talenta Cloud
Swasta
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
Pemerintah
Terobosan Investigasi: Pakai AI untuk Bongkar Perdagangan Satwa Liar Global
Terobosan Investigasi: Pakai AI untuk Bongkar Perdagangan Satwa Liar Global
LSM/Figur
Perkuat Ekosistem Biru Lautan Indonesia, PIS dan SeaSoldier Tanam 525 Terumbu Karang di Maluku
Perkuat Ekosistem Biru Lautan Indonesia, PIS dan SeaSoldier Tanam 525 Terumbu Karang di Maluku
Swasta
Angka Kematian Pohon Meroket, Ancaman Serius bagi Manusia
Angka Kematian Pohon Meroket, Ancaman Serius bagi Manusia
LSM/Figur
Biaya Penghapusan Karbon Diprediksi Habiskan 6 Triliun Dolar AS Tiap Tahun
Biaya Penghapusan Karbon Diprediksi Habiskan 6 Triliun Dolar AS Tiap Tahun
Pemerintah
Tradisi Masyarakat Adat Ciptagelar yang Hormati Hutan dan Beradaptasi dengan Krisis Iklim
Tradisi Masyarakat Adat Ciptagelar yang Hormati Hutan dan Beradaptasi dengan Krisis Iklim
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau