Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Inflasi Biaya Kesehatan, Mahasiswa UGM Ciptakan Skema Asuransi Cerdas Berbasis AI

Kompas.com, 15 Juli 2025, 10:20 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan inovasi untuk menjawab tantangan terkait inflasi biaya kesehatan.

Berbasis kecerdasan buatan (AI) , tim menyusun skema pembayaran klaim asuransi secara dinamis, mempertimbangkan perilaku nasabah, healthcare providers, dan aspek kesehatan.

Inovasi ini mengantarkan tim tersebut melaju ke kompetisi di tingkat dunia.

Inovasi tersebut dikembangkan tim The Valuator yang terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria UGM angkatan 2022, yaitu Rafael Wicaksono Hadi, Victorius Chendryanto, dan Dewa Ayu Maharani Adithi Kirana.

Baca juga: PIS dan doctorSHARE Hadirkan Rumah Sakit Kapal untuk Tingkatkan Akses Kesehatan di Papua

Pembimbing tim The Valuator, Danang Teguh Qoyyimi, menerangkan saat ini dunia asuransi sedang mengalami masalah inflasi kesehatan.

"Biaya kesehatan makin tinggi, over treatment juga terjadi, sehingga klaim asuransi meningkat tajam. Jika dibiarkan ini akan mengganggu sustainabilitas keuangan asuransi. Tim menawarkan solusi melalui dynamic co-payment," ujar Danang yang juga dosen Program Studi Ilmu Aktuaria UGM, dalam keterangan resminya Senin (4/7/2025).

Ia menjelaskan, dynamic co-paymentco-payment merupakan sharing pembayaran klaim asuransi yang dinamis antara pemegang polis dan perusahaan asuransi, dengan mempertimbangkan behavior nasabah, healthcare providers, dan aspek kesehatan.

"Inovasi ini menawarkan solusi berbasis apps yang dapat mengintegrasikan AI untuk membangun scoring untuk layanan dan memutuskan besaran co-payment klaim asuransi," ujarnya.

Inovasi ini berhasil menjuarai GAIP Insurance Innovation Competition 2025 Indonesia Local Final di ITB Bandung, 12 Juli 2025.

Kompetisi ini juga menjadi bagian dari rangkaian seleksi nasional untuk mewakili Indonesia di tingkat global pada ajang inovasi asuransi yang diadakan oleh Global Asia Insurance Partnership (GAIP) dan Nanyang Technological University (NTU) Singapore.

"GAIP Insurance Innovation Competition 2025 Indonesia Local Round diikuti oleh 65 tim dari berbagai universitas di seluruh Indonesia," katanya.

Sebelum memasuki babak final di Bandung, tim ini telah melalui tahap seleksi proposal dan penjurian ketat oleh panel akademisi dan praktisi industri asuransi. Pada babak final, para tim mempresentasikan solusi inovatif mereka di hadapan para dewan juri. Mereka adalah Rianto Ahmadi, Ph.D., FSAI, Direktur di Indonesia Financial Group, Paul Setio Kartono, FSA, Presiden Society of Actuaries of Indonesia, serta Yusman, Executive Director of Insurance, Guarantee, Pension, and Actuarial Supervision OJK.

Baca juga: Perubahan Iklim Pengaruhi Kesehatan Ibu Hamil

Berdasarkan penilaian akhir, The Valuator keluar sebagai juara dengan skor tertinggi dan berhak mewakili Indonesia di level global pada 15 Agustus 2025 mendatang di ajang GAIP Insurance Innovation Competition.

Kompetisi ini merupakan ajang tahunan yang bertujuan mendorong inovasi, kolaborasi, dan pengembangan talenta muda di bidang asuransi.

Pada tahun 2025, kompetisi ini diadakan serentak di 15 negara, termasuk Indonesia.
Puncak acara global akan diadakan di Nanyang Technological University, Singapura, pada 15 Agustus 2025.

"Di Ilmu Aktuaria UGM, kami concern dengan pengembangan kreativitas, persistensi, dan kemandirian mahasiswa, termasuk dalam mendorong prestasi mereka di tingkat nasional dan global," kata Danang.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau