JAKARTA, KOMPAS.com - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan inovasi untuk menjawab tantangan terkait inflasi biaya kesehatan.
Berbasis kecerdasan buatan (AI) , tim menyusun skema pembayaran klaim asuransi secara dinamis, mempertimbangkan perilaku nasabah, healthcare providers, dan aspek kesehatan.
Inovasi ini mengantarkan tim tersebut melaju ke kompetisi di tingkat dunia.
Inovasi tersebut dikembangkan tim The Valuator yang terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria UGM angkatan 2022, yaitu Rafael Wicaksono Hadi, Victorius Chendryanto, dan Dewa Ayu Maharani Adithi Kirana.
Baca juga: PIS dan doctorSHARE Hadirkan Rumah Sakit Kapal untuk Tingkatkan Akses Kesehatan di Papua
Pembimbing tim The Valuator, Danang Teguh Qoyyimi, menerangkan saat ini dunia asuransi sedang mengalami masalah inflasi kesehatan.
"Biaya kesehatan makin tinggi, over treatment juga terjadi, sehingga klaim asuransi meningkat tajam. Jika dibiarkan ini akan mengganggu sustainabilitas keuangan asuransi. Tim menawarkan solusi melalui dynamic co-payment," ujar Danang yang juga dosen Program Studi Ilmu Aktuaria UGM, dalam keterangan resminya Senin (4/7/2025).
Ia menjelaskan, dynamic co-paymentco-payment merupakan sharing pembayaran klaim asuransi yang dinamis antara pemegang polis dan perusahaan asuransi, dengan mempertimbangkan behavior nasabah, healthcare providers, dan aspek kesehatan.
"Inovasi ini menawarkan solusi berbasis apps yang dapat mengintegrasikan AI untuk membangun scoring untuk layanan dan memutuskan besaran co-payment klaim asuransi," ujarnya.
Inovasi ini berhasil menjuarai GAIP Insurance Innovation Competition 2025 Indonesia Local Final di ITB Bandung, 12 Juli 2025.
Kompetisi ini juga menjadi bagian dari rangkaian seleksi nasional untuk mewakili Indonesia di tingkat global pada ajang inovasi asuransi yang diadakan oleh Global Asia Insurance Partnership (GAIP) dan Nanyang Technological University (NTU) Singapore.
"GAIP Insurance Innovation Competition 2025 Indonesia Local Round diikuti oleh 65 tim dari berbagai universitas di seluruh Indonesia," katanya.
Sebelum memasuki babak final di Bandung, tim ini telah melalui tahap seleksi proposal dan penjurian ketat oleh panel akademisi dan praktisi industri asuransi. Pada babak final, para tim mempresentasikan solusi inovatif mereka di hadapan para dewan juri. Mereka adalah Rianto Ahmadi, Ph.D., FSAI, Direktur di Indonesia Financial Group, Paul Setio Kartono, FSA, Presiden Society of Actuaries of Indonesia, serta Yusman, Executive Director of Insurance, Guarantee, Pension, and Actuarial Supervision OJK.
Baca juga: Perubahan Iklim Pengaruhi Kesehatan Ibu Hamil
Berdasarkan penilaian akhir, The Valuator keluar sebagai juara dengan skor tertinggi dan berhak mewakili Indonesia di level global pada 15 Agustus 2025 mendatang di ajang GAIP Insurance Innovation Competition.
Kompetisi ini merupakan ajang tahunan yang bertujuan mendorong inovasi, kolaborasi, dan pengembangan talenta muda di bidang asuransi.
Pada tahun 2025, kompetisi ini diadakan serentak di 15 negara, termasuk Indonesia.
Puncak acara global akan diadakan di Nanyang Technological University, Singapura, pada 15 Agustus 2025.
"Di Ilmu Aktuaria UGM, kami concern dengan pengembangan kreativitas, persistensi, dan kemandirian mahasiswa, termasuk dalam mendorong prestasi mereka di tingkat nasional dan global," kata Danang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya