Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ampuh Usir Gajah, Sereh Kini Digagas untuk Ekonomi Warga

Kompas.com - 08/08/2025, 19:22 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penanganan konflik gajah Sumatera dengan manusia tak bisa memakai solusi tunggal.

Di Aceh, konflik sempat ditangani dengan menghalau gajah menggunakan meriam. Di Afrika, memakai cabai.

Untuk mengatasi konflik serupa di Ogan Komering Ilir, Sumatera SelatanYayasan Belantara memanfaatkan tanaman sereh.

Masyarakat menanam sereh wangi sebagai pagar alami untuk mencegah gajah memasuki permukiman.

"Karena masyarakat tahu gajah tidak suka dengan wangi sereh," kata Dolly Priatna, Direktur Eksekutif Belantara Foundation pada Jumat (8/8/2025).

Dolly mengatakan, memanfaatkan sereh untuk mengusir gajah bisa memberi tambahan bagi ekonomi warga.

Pengadaan mesin penyulingan minyak atsiri dapat mengembangkan nilai ekonomi sereh, sehingga tidak dijual sebagai produk mentah.

"Kita ingin membenahi dulu masalahnya, supaya gajah itu diminimalisir mengganggu padinya masyarakat. Supaya penerimaan masyarakat bagus dululah terhadap kehadiran gajah," urai Dolly.

Jika penerimaan masyarakat bagus, maka wilayah OKI berpotensi dikembangkan untuk jadi lokasi ekowisata melihat gajah.

Dolly Priatna di Jakarta, Jumat (8/8/2025).Gajah di wilayah OKI berada di dalam hutan produksi.

Maka, kata dia, perlu menyediakan tanaman yang menjadi pakan gajah hingga membuat titik-titik salt lick buatan untuk memenuhi kebutuhan perilaku menggaram.

Ia berharap, intervensi tersebut dapat membuat gajah lebih betah di habitatnya dan mengurangi frekuensi mereka memasuki wilayah pemukiman masyarakat.

Ia memperkirakan, saat ini ada sekitar 100-120 ekor gajah yang hidup di wilayah OKI.

Baca juga: Dorong Edukasi Hidup Berdampingan, Guru SD Kabupaten OKI Dilatih Buku Ajar Gajah Sumatera

Dalam lima tahun terakhir, frekuensi gajah masuk ke desa semakin meningkat dan kerap merusak tanaman padi milik warga.

Yang paling terdampak keberadaan gajah adalah masyarakat transmigran yang wilayah pertaniannya berbatasan langsung dengan habitat gajah.

Konflik dengan gajah itu bermula masalah ketika para transmigran mulai membuka lahan di wilayah Padang Sugihan sekitar tahun 1982.

Gajah merupakan bagian dari ekosistem di wilayah Padang Sugihan.

Ketika mulai mengganggu pertanian warga, gajah-gajah tersebut sempat digiring ke wilayah yang lebih jauh, sekitar 60-70 kilometer ke selatan.

Namun, beberapa tahun kemudian, gajah-gajah itu kembali dan berkembang biak di sekitar desa, sehingga konflik pun tak terhindarkan.

Baca juga: Jaga Populasi, TN Way Kambas Gencarkan Breeding Gajah Sumatera

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
169 Reptil Dilindungi Hendak Dijual, Ada Sanca hingga Biawak
169 Reptil Dilindungi Hendak Dijual, Ada Sanca hingga Biawak
Pemerintah
Dukung Akses Kesehatan Nasional, Mitra Keluarga Cibubur Hadirkan Pelayanan Medis Ramah Keluarga dengan Wajah Baru
Dukung Akses Kesehatan Nasional, Mitra Keluarga Cibubur Hadirkan Pelayanan Medis Ramah Keluarga dengan Wajah Baru
Swasta
Ampuh Usir Gajah, Sereh Kini Digagas untuk Ekonomi Warga
Ampuh Usir Gajah, Sereh Kini Digagas untuk Ekonomi Warga
LSM/Figur
Penurunan Terumbu Karang di Great Barrier Reef Terburuk dalam 40 Tahun Terakhir
Penurunan Terumbu Karang di Great Barrier Reef Terburuk dalam 40 Tahun Terakhir
Pemerintah
Badan Cuaca PBB Sebut Suhu Ekstrem Pecahkan Rekor di Seluruh Dunia
Badan Cuaca PBB Sebut Suhu Ekstrem Pecahkan Rekor di Seluruh Dunia
Pemerintah
Bakti BCA Kembangkan Rumah Pangan Hidup, Wujudkan Desa Wisata Berkelanjutan
Bakti BCA Kembangkan Rumah Pangan Hidup, Wujudkan Desa Wisata Berkelanjutan
Swasta
Bagaimana Krisis Iklim Bikin Gajah dan Manusia Bertengkar? Ahli Jelaskan
Bagaimana Krisis Iklim Bikin Gajah dan Manusia Bertengkar? Ahli Jelaskan
LSM/Figur
Dukung Pembiayaan Berkelanjutan, Bank DBS Indonesia Ambil Peran sebagai ESG Coordinator
Dukung Pembiayaan Berkelanjutan, Bank DBS Indonesia Ambil Peran sebagai ESG Coordinator
BrandzView
Akademisi UI: Pembangunan di Pulau Padar Harus Ikut Danai Konservasi
Akademisi UI: Pembangunan di Pulau Padar Harus Ikut Danai Konservasi
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Kian Sering Batalkan Acara Besar
Cuaca Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Kian Sering Batalkan Acara Besar
Pemerintah
Ahli Peringatkan, Pembangunan Pulau Padar Picu Erosi dan Ancam Komodo
Ahli Peringatkan, Pembangunan Pulau Padar Picu Erosi dan Ancam Komodo
Pemerintah
Benarkah Harimau Merasa “Ketagihan” Memangsa Manusia ketimbang Satwa?
Benarkah Harimau Merasa “Ketagihan” Memangsa Manusia ketimbang Satwa?
LSM/Figur
RI Dapat Rp 1,7 T untuk Pendanaan Iklim, Saatnya Bikin Aksi Berdampak
RI Dapat Rp 1,7 T untuk Pendanaan Iklim, Saatnya Bikin Aksi Berdampak
Pemerintah
Pengamat UGM: Panas Bumi Memang Punya Risiko, Tapi Lebih Rendah dari Energi Fosil
Pengamat UGM: Panas Bumi Memang Punya Risiko, Tapi Lebih Rendah dari Energi Fosil
LSM/Figur
Kisah Rani, Penyandang Disabilitas yang Pekerjakan Sesama di Bisnis Laundry
Kisah Rani, Penyandang Disabilitas yang Pekerjakan Sesama di Bisnis Laundry
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau