Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolaborasi SIS dan Cambridge, Wujudkan Pendidikan Internasional yang Inklusif dan Terjangkau

Kompas.com - 09/09/2025, 19:52 WIB
Sri Noviyanti

Editor


KOMPAS.com – SIS Group of Schools (SIS) menggandeng Cambridge International Education (Cambridge) untuk menghadirkan pendidikan internasional berkualitas dengan biaya yang lebih terjangkau. Kolaborasi ini sejalan dengan komitmen SIS mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin keempat, yakni memastikan pendidikan inklusif dan berkualitas untuk semua.

COO SIS Group of Schools, Andrew Paterson, mengungkap bahwa visi pendiri SIS, Jaspal Sidhu, lahir dari pengalaman personal.

Sebelum mendirikan SIS, Sidhu menyekolahkan anak-anaknya di sekolah termahal di Indonesia. Dari situ muncul pertanyaan mendasar, mengapa hanya orang-orang yang mampu membayar mahal bisa mendapatkan pendidikan berkualitas, sementara miliaran anak lain tak pernah punya kesempatan?

Baca juga: Gelar SIS Olympics 2024, SIS Group of Schools Satukan Siswa dari 3 Negara dalam Olahraga, Seni, dan Public Speaking

“Pertanyaan itu yang akhirnya jadi fondasi SIS. Kami terus mencari cara menekan biaya pendidikan agar kesenjangan antara yang mampu dan yang tidak bisa dipersempit,” ujar Andrew dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (9/9/2025).

Komitmen tersebut mendapatkan pengakuan dari Cambridge. Melalui kunjungan tim internasional yang dipimpin Director of International Network Cambridge Ben Schmidt, pihaknya meninjau dua sekolah, yakni SIS South Jakarta dan SIS Palembang di Sumatera. Penilaian tidak hanya soal kurikulum, tetapi juga efisiensi operasional, model pembiayaan, hingga program pelatihan guru.

Hasilnya, Cambridge menyoroti empat hal penting. Pertama, integrasi kurikulum Cambridge di seluruh kampus SIS.

Kedua, efisiensi operasional yang memungkinkan biaya ditekan tanpa mengorbankan kualitas. Ketiga, investasi pada guru lewat program pelatihan resmi Cambridge. Keempat, akses pendidikan berkualitas dengan model yang bisa direplikasi di berbagai daerah, termasuk kota kecil dan komunitas regional.

Baca juga: 25 Tahun, SIS Group Komitmen Kembangkan Karakter Siswa

“Kami membuktikan kurikulum Cambridge bisa dijalankan dengan kualitas tinggi, tapi dengan biaya lebih rendah, bahkan di kota kecil dan berkembang. Cambridge kami undang untuk memvalidasi perjalanan ini supaya makin banyak sekolah di dunia bisa mengikutinya,” kata Jaspal Sidhu.

Menjembatani pendidikan global dan nilai lokal

Menurut Andrew, salah satu tantangan pendidikan di Indonesia dulu adalah banyak siswa harus ke luar negeri untuk mengakses sekolah berkualitas, dan sebagian besar tidak kembali.
Kini, hadirnya sekolah internasional seperti SIS memungkinkan orangtua menjaga anak tetap dekat dengan keluarga, sambil tetap memperoleh standar global.

SIS Group of Schools (SIS) menggandeng Cambridge International Education (Cambridge) untuk menghadirkan pendidikan internasional berkualitas dengan biaya yang lebih terjangkau.Dok SIS Group of Schools SIS Group of Schools (SIS) menggandeng Cambridge International Education (Cambridge) untuk menghadirkan pendidikan internasional berkualitas dengan biaya yang lebih terjangkau.

“Ini yang kami sebut the best of both worlds. Siswa mendapat keterampilan internasional tapi juga tetap terhubung dengan nilai-nilai Indonesia, Pancasila, dan Bahasa Indonesia,” tutur Andrew.

Kolaborasi SIS dan Cambridge bukan hanya soal akademik, melainkan juga menumbuhkan kesadaran sosial. Kurikulum SIS mendorong siswa untuk berpikir kritis terhadap isu-isu ketidaksetaraan, kemiskinan, hingga konflik sosial.

Baca juga: SIS Group of Schools Mengumumkan Kemitraan Strategis dengan Sekolah Mutiara Nusantara

“Kami tidak memberi semua jawaban kepada siswa, tetapi mendorong mereka bertanya dan berefleksi. Dengan begitu, mereka tumbuh dengan pola pikir untuk perubahan positif,” jelas Andrew.

Upaya SIS dan Cambridge juga mendapat pengakuan global. Sebelumnya, model Half-Fees dan pelatihan guru EFFECTOR dari SIS meraih penghargaan dari World Bank (IFC) dan Financial Times pada 2019.

“Komitmen SIS untuk menjaga biaya (pendidikan) tetap terjangkau tanpa mengorbankan kualitas sejalan dengan misi Cambridge, yakni membuka akses pendidikan internasional untuk lebih banyak siswa di dunia. Model SIS menunjukkan bagaimana inovasi dan kerja sama bisa menghadirkan pendidikan global ke lebih banyak komunitas,” ujar Senior Country Manager Cambridge untuk Indonesia, Dian.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KKP Siapkan 17 Lokasi Karbon Biru, dari Pesisir Jawa hingga Situs Warisan Dunia
KKP Siapkan 17 Lokasi Karbon Biru, dari Pesisir Jawa hingga Situs Warisan Dunia
Pemerintah
Kerusakan Alam Berpotensi Rugikan Industri Global hingga 430 Miliar Dolar AS per Tahun
Kerusakan Alam Berpotensi Rugikan Industri Global hingga 430 Miliar Dolar AS per Tahun
Pemerintah
Bakoel Bamboe Nusantara Hadir di IKN, Tawarkan Kuliner Ramah Lingkungan
Bakoel Bamboe Nusantara Hadir di IKN, Tawarkan Kuliner Ramah Lingkungan
Swasta
KKP Jelaskan Tanggul Beton di Cilincing Kantongi Izin, Siapa Pemiliknya?
KKP Jelaskan Tanggul Beton di Cilincing Kantongi Izin, Siapa Pemiliknya?
Pemerintah
BNPB Rinci Data Terbaru Korban Banjir Bali dan Uraikan Sebabnya
BNPB Rinci Data Terbaru Korban Banjir Bali dan Uraikan Sebabnya
Pemerintah
BNPB: 7 Wilayah di Bali Terdampak Banjir dan Longsor
BNPB: 7 Wilayah di Bali Terdampak Banjir dan Longsor
Pemerintah
Kemenko Pangan: MBG Kurang Ikan, Perlu Manfaatkan Pangan Akuatik
Kemenko Pangan: MBG Kurang Ikan, Perlu Manfaatkan Pangan Akuatik
Pemerintah
Tahun ini, Kemenhut Targetkan Rehabilitasi 15.387 Ha Mangrove di 4 Provinsi
Tahun ini, Kemenhut Targetkan Rehabilitasi 15.387 Ha Mangrove di 4 Provinsi
Pemerintah
Belanja Militer Global Melonjak, PBB Ingatkan Ancamannya pada SDGs
Belanja Militer Global Melonjak, PBB Ingatkan Ancamannya pada SDGs
Pemerintah
ZSL: Hanya 18 Persen Perusahaan Kehutanan Tropis Ungkap Asal Bahan Baku
ZSL: Hanya 18 Persen Perusahaan Kehutanan Tropis Ungkap Asal Bahan Baku
LSM/Figur
Atasi Ketimpangan, Menkeu Purbaya Didesak Bereskan Masalah Perpajakan
Atasi Ketimpangan, Menkeu Purbaya Didesak Bereskan Masalah Perpajakan
LSM/Figur
17 Truk Tak Lulus Uji Emisi, Pemilik Terancam 6 Bulan Penjara
17 Truk Tak Lulus Uji Emisi, Pemilik Terancam 6 Bulan Penjara
Pemerintah
ESG dan Potret Kecil Paradoksnya di Dunia Korporasi
ESG dan Potret Kecil Paradoksnya di Dunia Korporasi
LSM/Figur
5 Tahap Industri Otomotif Menuju Keberlanjutan, Bukan Lagi Biang Polusi
5 Tahap Industri Otomotif Menuju Keberlanjutan, Bukan Lagi Biang Polusi
Swasta
Konservasi Lahan 600 Ribu Hektare, APP Group Pertimbangkan Masuk Pasar Karbon
Konservasi Lahan 600 Ribu Hektare, APP Group Pertimbangkan Masuk Pasar Karbon
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau