Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Ekonomi Sirkular Tuna Rp 10 Triliun, Buka Banyak Lapangan Kerja

Kompas.com - 24/09/2025, 11:07 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Industri pengolahan hasil perikanan dapat menghasilkan produk sampingan hingga 70 persen dari total berat ikan.

Bagian ikan tuna selain daging, seperti kepala, kulit, tulang, isi perut, minyak, sampai darah bisa dimanfaatkan sebagai produk sampingan. Bahkan, potensi produk sampingan dari ikan tuna bisa mencapai Rp 10,21 triliun.

"Setiap bagian (tubuh ikan tuna) bisa berpotensi sebagai hasil samping atau limbah yang tidak dimanfaatkan. Mungkin memang belum menghitung modalnya berapa dan lain sebagainya untuk suatu industri. Tapi, potensi ini bisa dimanfaatkan sampai Rp 10 triliun," ujar Dosen dengan bidang keahlian pemanfaatan hasil samping perikanan dari Universitas Brawijaya, Rahmi Nurdiani, dalam webinar, Selasa (23/9/2025).

Produksi ikan tuna di Indonesia cukup tinggi. Namun, mayoritas pemanfaatan ikan tuna hanya pada dagingnya. Padahal, masih banyak bagian tubuh ikan tuna yang bisa dimanfaatkan, sehingga berpotensi menjadi industri baru.

"Hasil samping dari ini, maka akan banyak sekali pekerjaan yang bisa dibuka. Untuk kulitnya bisa diekstraksi atau diproduksi menjadi ikan, menjadi gelatin, untuk farmasi, untuk kosmetik, sehingga bisa mengurangi jumlah hasil samping kulit yang bisa dibuang ke lingkungan," tutur Rahmi.

Tulang ikan tuna, kata dia, bisa menjadi sumber kalsium, implan gigi, atau pemanfaatan lainnya. Sedangkan darah ikan tuna dapat dimanfaatkan untuk pakan suplemen seperti di Thailand.

Baca juga: 29 Izin untuk Budidaya Udang, Usaha Perikanan Terkendala Regulasi

Industri pengolahan hasil perikanan, kata dia, perlu didorong untuk menggunakan teknologi yang mampu mengolah produk sampingan.

Selain itu, infrastruktur rantai dingin (cold chain) perlu diperkuat untuk meminimalisir risiko food loss (hilangnya atau menurunnya kualitas) dan food waste (terbuang menjadi sampah) selama distribusi.

Untuk membangun ekonomi sirkular dalam industri perikanan, Rahmi merekomendasikan pemerintah mengembangkan infrastruktur pengelolaan limbah terintegrasi dan ramah lingkungan.

Menurut Rahmi, hasil perikanan yang ramah lingkungan, termasuk produk sampingannya, lebih dihargai di pasar internasional. Tetapi, di pasar dalam negeri, hasil perikanan yang ramah lingkungan dan produk sampingannya kurang dihargai.

Apalagi, produk sampingan dari hasil perikanan masih dianggap limbah di Indonesia, yang dikaitkan dengan kualitas jelek atau barang sisa. Padahal, produk sampingan dari hasil perikanan bisa bernilai ekonomis kalau pengolahan dan pemasarannya bagus.

"Jangan lupa juga kalau kita menerapkan circular economy, keberlanjutan juga akan dilihat oleh negara yang mengimpor bahan, barang-barang kita begitu, bahwa kita sudah melakukan SDGs (Sustainable Development Goals), kemudian sertifikasi dan sebagainya. Kita brandingnya akan lebih baik dan daya saingnya akan lebih tinggi karena SDGs ini sudah diminta secara global," ucapnya.

Baca juga: Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Komitmen Perusahaan Besar, Mulai Beralih pada Beton Ramah Lingkungan
Komitmen Perusahaan Besar, Mulai Beralih pada Beton Ramah Lingkungan
Pemerintah
Ilmuwan Temukan Cara Tanam Padi Lebih Bernutrisi dengan Pupuk Lebih Sedikit
Ilmuwan Temukan Cara Tanam Padi Lebih Bernutrisi dengan Pupuk Lebih Sedikit
LSM/Figur
Atasi Sampah, BRI Peduli Latih Masyarakat di Bali Perkuat Mutu Produk Pupuk Kompos
Atasi Sampah, BRI Peduli Latih Masyarakat di Bali Perkuat Mutu Produk Pupuk Kompos
BUMN
Studi: Bumi Makin Panas, Bandara Makin Bising
Studi: Bumi Makin Panas, Bandara Makin Bising
LSM/Figur
Andalkan Listrik Bersih PLN, Industri Timah Bangka Belitung Sukses Tingkatkan Efisiensi Produksi
Andalkan Listrik Bersih PLN, Industri Timah Bangka Belitung Sukses Tingkatkan Efisiensi Produksi
BUMN
Innovation Lab 2025 Perkuat Kemandirian OMS lewat Bisnis Berkelanjutan
Innovation Lab 2025 Perkuat Kemandirian OMS lewat Bisnis Berkelanjutan
Swasta
76 Persen Publik Setuju, TCSC IAKMI Desak Kemenkes Terapkan Kemasan Rokok Polos
76 Persen Publik Setuju, TCSC IAKMI Desak Kemenkes Terapkan Kemasan Rokok Polos
LSM/Figur
Jadi Teladan Kepemimpinan Konservasi Air, Chandra Asri Group dan Aster Sabet Ecolab Awards
Jadi Teladan Kepemimpinan Konservasi Air, Chandra Asri Group dan Aster Sabet Ecolab Awards
Swasta
Survei: 76,2 Persen Publik Setuju Rokok Dikemas Tanpa Logo
Survei: 76,2 Persen Publik Setuju Rokok Dikemas Tanpa Logo
LSM/Figur
Potensi Ekonomi Sirkular Tuna Rp 10 Triliun, Buka Banyak Lapangan Kerja
Potensi Ekonomi Sirkular Tuna Rp 10 Triliun, Buka Banyak Lapangan Kerja
LSM/Figur
Di PBB, Presiden Prabowo Pamer Rekor Produksi Beras Indonesia
Di PBB, Presiden Prabowo Pamer Rekor Produksi Beras Indonesia
Pemerintah
Riset: Mayoritas Perusahaan Bangun Proyek Baru di Lokasi yang Rentan Bencana Iklim
Riset: Mayoritas Perusahaan Bangun Proyek Baru di Lokasi yang Rentan Bencana Iklim
Swasta
ASRI Gandeng Pokja SMA 78 Jakarta Hidupkan Solusi Keberlanjutan Lingkungan di Sekolah
ASRI Gandeng Pokja SMA 78 Jakarta Hidupkan Solusi Keberlanjutan Lingkungan di Sekolah
LSM/Figur
BRIN Ingatkan Petani Tak Sembarangan Campur Pestisida Alami
BRIN Ingatkan Petani Tak Sembarangan Campur Pestisida Alami
Pemerintah
Musim Kebakaran Global Kian Panjang akibat Ulah Manusia
Musim Kebakaran Global Kian Panjang akibat Ulah Manusia
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau