Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting

Kompas.com - 12/09/2025, 17:02 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konsumsi ikan per kapita di Indonesia masih rendah. Bahkan, kasus stunting masih ditemukan di kawasan pesisir meski hasil perikanan ikan berjuta-juta ton.

"Masih ada yang stunting di pinggir laut atau pantai, harusnya ikannya bisa dimakan tiap hari, tetapi ternyata enggak begitu juga. Banyak ikan-ikan yang diolah dengan tidak begitu higienis ya, memakai bahan pengawet, atau ikannya berkali-kali tidak di-treatment dengan baik, jadi mudah rusak dan tidak sesuai standar kualitasnya," ujar Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas, Moh. Rahmat Mulianda dalam Peluncuran Rencana Aksi Bersama Pengembangan Pangan Akuatik Indonesia, Rabu (10/9/2025).

Baca juga: Masyarakat Adat Enggros Papua Mulai Budi Daya Ikan Nila di Air Laut

Menurut Rahmat, permasalahan akuntabilitas dan aksesibilitas perlu menjadi konsensus semua pelaku usaha perikanan tangkap dari mulai hulu hingga hilir.

Ke depan, produksi pangan akuatik perlu bisa beradaptasi dengan 'musim' paceklik atau tidak ada ikan, maupun musim tangkap yang banyak ikan. Jadi, produksi ikan dalam kondisi apa pun harus terolah dengan baik

"Kita bicara keterjangkauan harga, aksesibilitas yang mudah, jadi tidak sulit nyari ikan, ya, tidak harus cari pasar yang jauh. Sudah jauh, pasarnya kotor, ya, tidak nyaman. (Ini perlu) menjadi perhatian kita semua dalam produksi pangan akuatik ke depan," tutur Rahmat.

Untuk perikanan budi daya, kata dia, pekerjaan rumahnya juga sangat besar. Ini mengingat perikanan budi daya perlu dibenahi mulai dari pembenihan.

"Saat ini kita ada kecenderungan membuat benih-benih ikan yang unggul, induk ikan yang unggul. (Tapi) dari sisi benihnya, kita tidak punya (yang unggul), induknya juga kita tidak punya. Itu jadi tidak nyambung," ucapnya.

Dari segi rantai nilai, kata dia perlu ada keselarasan antara nelayan kecil, nelayan besar, dan industri.

Dari segi konservasi, pangan akuatik dari perikanan budi daya perlu mempertimbangkan produksi yang berkelanjutan. Misalnya, perikanan budi daya yang diintegrasikan dengan ekosistem mangrove.

Baca juga: Kemenko Pangan: MBG Kurang Ikan, Perlu Manfaatkan Pangan Akuatik

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
CarbonEthics Hitung Jejak Karbon AIGIS 2025, Capai 98,58 Ton CO2e
CarbonEthics Hitung Jejak Karbon AIGIS 2025, Capai 98,58 Ton CO2e
Swasta
BNPB: Banjir Bali Tunjukkan Kompleksitas Iklim, Bencana Hidrometeorologi, dan Prakiraan Cuaca
BNPB: Banjir Bali Tunjukkan Kompleksitas Iklim, Bencana Hidrometeorologi, dan Prakiraan Cuaca
Pemerintah
KLH Proyeksikan 4,8 Juta Ton CO2 Bisa Dijual di Pasar Karbon
KLH Proyeksikan 4,8 Juta Ton CO2 Bisa Dijual di Pasar Karbon
Pemerintah
Krisis Iklim, DBD Merebak, Ada 4,6 Juta Tambahan Kasus per Tahun
Krisis Iklim, DBD Merebak, Ada 4,6 Juta Tambahan Kasus per Tahun
LSM/Figur
Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting
Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting
Pemerintah
6 Tersangka Penambang Emas Ilegal di TN Meru Betiri Terancam 15 Tahun Penjara
6 Tersangka Penambang Emas Ilegal di TN Meru Betiri Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dari Limbah Jadi Harapan: Program FABA PLN Buka Jalan Kemandirian Warga Binaan
Dari Limbah Jadi Harapan: Program FABA PLN Buka Jalan Kemandirian Warga Binaan
BUMN
Hari Ozon Sedunia, Belantara Foundation Gandeng Vanfu Tanam Pohon di Riau
Hari Ozon Sedunia, Belantara Foundation Gandeng Vanfu Tanam Pohon di Riau
LSM/Figur
Di Tengah Gencarnya Jargon Karbon Biru, Mangrove dan Lamun Menyusut
Di Tengah Gencarnya Jargon Karbon Biru, Mangrove dan Lamun Menyusut
Pemerintah
UNICEF Ungkap Paradoks Malnutrisi: Obesitas Lebih Banyak daripada Kurang Gizi
UNICEF Ungkap Paradoks Malnutrisi: Obesitas Lebih Banyak daripada Kurang Gizi
Pemerintah
Pemotongan Dana Pendidikan Global Berpotensi Sebabkan 6 Juta Anak Putus Sekolah
Pemotongan Dana Pendidikan Global Berpotensi Sebabkan 6 Juta Anak Putus Sekolah
Pemerintah
GLF, Forum Bentang Alam Global, Tunjuk Orang Indonesia Jadi Direktur
GLF, Forum Bentang Alam Global, Tunjuk Orang Indonesia Jadi Direktur
LSM/Figur
29 Izin untuk Budidaya Udang, Usaha Perikanan Terkendala Regulasi
29 Izin untuk Budidaya Udang, Usaha Perikanan Terkendala Regulasi
Pemerintah
Studi EY: Mayoritas Perusahaan akan Tingkatkan Anggaran Keselamatan Kerja
Studi EY: Mayoritas Perusahaan akan Tingkatkan Anggaran Keselamatan Kerja
Pemerintah
Transformasi Biru Cegah Biaya 35 Persen PDB akibat Pangan Tak Sehat
Transformasi Biru Cegah Biaya 35 Persen PDB akibat Pangan Tak Sehat
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau