Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran, Banjir, dan Panas Ekstrem Warnai 2025 akibat Krisis Iklim

Kompas.com, 23 Desember 2025, 08:35 WIB
Zintan Prihatini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah bencana terjadi akibat krisis iklim yang sangat merusak dan merugikan, menurut laporan Christian Aid berjudul Counting the Cost 2025: A year of climate breakdown.

Jurnalis Senior Bidang Iklim Christian Aid, Joe Ware menuturkan, tahun ini Inggris mengalami rangkaian kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kebakaran itu dipicu oleh kondisi kering berkepanjangan serta suhu panas yang memecahkan rekor.

Baca juga: 

Pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api yang membakar hutan di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, dengan hampir 1.000 kejadian hingga awal September 2025.

"Kebakaran hutan menghanguskan puluhan ribu hektar lahan gambut, semak belukar, dan hutan, dengan perkiraan awal menunjukkan lebih dari 46.000–47.000 hektar terbakar secara nasional, luas area tahunan terbesar yang terdampak sejak pemantauan rinci dimulai," kata Ware dalam laporannya, Senin (22/12/2025).

Kebakaran akibat perubahan iklim, dampaknya capai triliunan

Kebakaran sulit dikendalikan berminggu-minggu

Skotlandia mengalami beberapa kebakaran paling parah, termasuk kebakaran Carrbridge dan Dava Moor pada akhir Juni, yang menghanguskan lahan gambut dan hutan di dataran tinggi.

Di Inggris, periode kering yang berkepanjangan memicu kebakaran besar di Langdale Moor, North Yorkshire, pada Agustus 2025.

Ware menuturkan, kebaharan tersebut dinyatakan sebagai insiden besar karena sulit dikendalikan selama berminggu-minggu dan membutuhkan damkar dari seluruh wilayah.

Bencana alam akibat krisis iklim terjadi sepanjang 2025. Peneliti melaporkan kebakaran hutan di Inggris hingga suhu ekstrem di Jepang.pixabay.com Bencana alam akibat krisis iklim terjadi sepanjang 2025. Peneliti melaporkan kebakaran hutan di Inggris hingga suhu ekstrem di Jepang.

"Perkiraan yang diterbitkan pada pertengahan tahun 2025 menunjukkan bahwa kebakaran hutan telah menelan biaya lebih dari 350 juta euro (sekitar Rp 6,9 triliun), dengan memperhitungkan biaya pemadaman kebakaran, kerusakan lahan, polusi asap, serta dampak terhadap sektor pariwisata dan pertanian," jelas Ware.

Insiden tersebut, lanjut dia, mengartikan Inggris belum siap menghadapi ancaman kebakaran hutan yang diperparah krisis iklim. Terlebih, intensitas kebakaran pun kian sering terjadi.

Baca juga: Anomali Iklim di Indonesia Bikin Badai Tropis Makin Sering, Ini Penjelasan BRIN

Kejadian serupa melanda Semenanjung Iberia di tengah gelombang panas ekstrem dengan suhu melebihi 40 derajat celsius dan kelembapan rendah. Di Spanyol, tercatar rekor panas harian baru, mencapai 45,8 derajat celsius.

Ware melaporkan, hingga September 2025, 383.000 hektar lahan terbakar di Spanyol. Portugal juga mengalami kebakaran, dengan luas 260.000 hektar atau sekitar tiga persen dari luas daratan negara itu dan hampir lima kali lipat dari rata-rata tahunan.

"Kebakaran tersebut menewaskan sedikitnya enam orang secara langsung, sementara dampak asap dan polusi udara memengaruhi ribuan orang lainnya dan menyebar hingga ke Eropa. Penilaian ekonomi awal memperkirakan kerugian ekonomi langsung akibat kebakaran ini mencapai sekitar 810 juta dollar AS (Amerika Serikat, sekitar Rp 13,5 miliar)," jelas dia.

Jika pemanasan global terus berlanjut, suhu tinggi luar biasa dan kondisi kering ekstrem seperti yang terjadi pada 2025 diperkirakan akan semakin sering terjadi.

Baca juga: Akademisi IPB Sebut Hutan Adat Bisa Tekan Emisi Gas Rumah Kaca dan Krisis Iklim

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Pemerintah
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
LSM/Figur
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Pemerintah
Kebakaran, Banjir, dan Panas Ekstrem Warnai 2025 akibat Krisis Iklim
Kebakaran, Banjir, dan Panas Ekstrem Warnai 2025 akibat Krisis Iklim
LSM/Figur
Perdagangan Ikan Global Berpotensi Sebarkan Bahan Kimia Berbahaya, Apa Itu?
Perdagangan Ikan Global Berpotensi Sebarkan Bahan Kimia Berbahaya, Apa Itu?
LSM/Figur
Katak Langka Dilaporkan Menghilang di India, Diduga Korban Fotografi Tak Bertanggungjawab
Katak Langka Dilaporkan Menghilang di India, Diduga Korban Fotografi Tak Bertanggungjawab
LSM/Figur
Belajar dari Banjir Sumatera, Daerah Harus Siap Hadapi Siklon Tropis Saat Nataru 2026
Belajar dari Banjir Sumatera, Daerah Harus Siap Hadapi Siklon Tropis Saat Nataru 2026
LSM/Figur
KUR UMKM Korban Banjir Sumatera Akan Diputihkan, tapi Ada Syaratnya
KUR UMKM Korban Banjir Sumatera Akan Diputihkan, tapi Ada Syaratnya
Pemerintah
Kementerian UMKM Sebut Produk China Lebih Disukai Dibanding Produk Indonesia, Ini Sebabnya
Kementerian UMKM Sebut Produk China Lebih Disukai Dibanding Produk Indonesia, Ini Sebabnya
Pemerintah
Walhi Sebut Banjir Sumatera Bencana yang Direncanakan, Soroti Izin Tambang dan Sawit
Walhi Sebut Banjir Sumatera Bencana yang Direncanakan, Soroti Izin Tambang dan Sawit
LSM/Figur
Perubahan Iklim Berpotensi Mengancam Kupu-kupu dan Tanaman
Perubahan Iklim Berpotensi Mengancam Kupu-kupu dan Tanaman
LSM/Figur
Sepanjang 2025, Bencana Iklim Sebabkan Kerugian hingga Rp 1.800 Triliun
Sepanjang 2025, Bencana Iklim Sebabkan Kerugian hingga Rp 1.800 Triliun
Pemerintah
Industri Finansial Dituding Berkontribusi terhadap Bencana di Sumatera
Industri Finansial Dituding Berkontribusi terhadap Bencana di Sumatera
LSM/Figur
Solusi Tas Spunbond Menumpuk, Jangan Diperlakukan Seperti Kantong Plastik
Solusi Tas Spunbond Menumpuk, Jangan Diperlakukan Seperti Kantong Plastik
LSM/Figur
Kemenhut Bolehkan Warga Manfaatkan Gelondongan Kayu Terbawa Banjir Sumatera
Kemenhut Bolehkan Warga Manfaatkan Gelondongan Kayu Terbawa Banjir Sumatera
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau