Faisal mengatakan, pembentukan siklon tropis dapat terdeteksi dari tingkat terendah hingga menjadi bibir siklon.
BMKG pun memantau pertumbuhan tersebut secara real time, seiring pergerakan, lintasan, dan kategori siklon.
"Ini dipantau bersama-sama dari TCWC (Tropical Cyclone Warning Center) Jakarta, India, Jepang, dan Australia," tutur Faisal.
Dia menyatakan, Indonesia bukan wilayah rawan siklon tropis karena berada di sekitar garis ekuator. Dalam catatan 55 tahun terakhir, hanya lima siklon yang melintasi atau berdampak langsung ke Indonesia, antara lain siklon femai (2001), cempaka dan dahlia (2017), seroja (2021), serta senyar (2025).
Baca juga: BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Indonesia Seminggu ke Depan
Mayoritas siklon tersebut berkategori satu, kecuali siklon seroja yang mencapai kategori dua dan menyebabkan kerusakan parah.
Di sisi lain, BMKG memprakirakan hujan lebat masih berpotensi terjadi di Sumatera bagian selatan dan Jawa dalam beberapa hari ke depan, sebelum berangsur menurun menjadi hujan ringan memasuki Januari.
Oleh karenanya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem berupa potensi hujan sangat lebat hingga ekstrem yang diperkirakan dapat terjadi di Aceh pada Rabu (31/12/2025). Lalu, potensi angin kencang di Kepulauan Riau, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Banten, Lampung, dan Sumatera Barat.
Baca juga: Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Selama Nataru
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya