KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan lebat dan angin kencang bakal melanda sejumlah daerah di Indonesia dalam sepekan ke depan.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menuturkan bahwa bibit siklon tropis 93S dan 95S terbentuk di perairan selatan Indonesia yang memicu hujan lebat di Bali, Papua Barat, dan Maluku.
Baca juga:
Sementara itu, bibit siklon tropis 93S, yang terbentuk di Samudra Hindia selatan Jawa dan bergerak ke arah barat daya, menyebabkan hujan intensitas sedang hingga lebat di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta Yogyakarta.
"Selain itu, potensi angin kencang juga terjadi di pesisir selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, dengan tinggi gelombang mencapai 1,25-2,5 meter di Samudera Hindia barat Lampung, selatan Banten hingga Nusa Tenggara Barat, serta di Selat Sunda dan Laut Jawa," kata Andri lewat keterangan resmi, dilansir Jumat (19/12/2025).
Andri mencatat, bibit siklon tropis 95S yang terbentuk di Laut Arafura berpotensi menyebabkan hujan sedang hingga sangat lebat, disertai angin kencang di Maluku bagian selatan dan tenggara, serta Papua Selatan dengan tinggi gelombang 1,25 meter sampai 2,5 meter.
Ia menambahkan, fenomena atmosfer skala global, regional, dan lokal bakal memengaruhi cuaca di Indonesia hingga sepekan ke depan.
"Kondisi suhu muka laut yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan di Pesisir Barat Aceh, perairan timur Kalimantan Timur, Perairan utara Pulau Jawa, dan Samudera Pasifik utara Papua," tutur dia.
Baca juga:
Menurut BMKG, dua bibit siklon tropis dapat memicu hujan lebat dan angin kencang di sejumlah wilayah di Indonesia selama sepekan ke depan. Kondisi La-Nina yang lemah turut meningkatkan potensi hujan di Indonesia bagian timur. Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), La-Nina adalah fenomena mendinginnya suhu muka laut di bawah normal.
Tidak hanya itu, faktor lainnya ialah seruakan dingin dari Asia menuju Indonesia.
Menurut Andri, Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer diperkirakan aktif di Samudera Hindia barat daya Sumatera hingga Selatan Nusa Tenggara Timur, Laut Jawa, Selat Karimata, Laut Natuna, kepulauan Riau, sebagian besar Kalimantan, Laut Flores, dan Samudra pasifik timur Filipina, Selat Makassar, Teluk Tomini, Laut Sulawesi, sebagian besar Sulawesi, Laut Maluku, Laut Seram, Maluku, Laut Banda, dan perairan utara Halmahera.
Kondisi itu berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
"Periode 19-25 Desember 2025, cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang," papar Andri.
Baca juga:
Daerah yang perlu waspada, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Kemudian, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, serta Papua.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya