Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2023, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan iklim menjadi salah satu masalah global yang kini terjadi di berbagai belahan dunia.

Krisis iklim telah mendorong Indonesia dan 194 negara lain untuk menandatangani Paris Agreement tahun 2016 yang diwujudkan dengan Nationally Determined Contribution (NDC).

Target yang dipasang dalam NDC ini diyakini tidak hanya baik bagi lingkungan, namun juga dapat memicu pengembangan investasi hijau di Indonesia.

Terlihat dari kewajiban yang diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai penyampaian laporan berkelanjutan (ESG Report) kepada emiten.

Selain itu, juga ada desakan masyarakat terhadap perusahaan yang menjalankan proses bisnis yang berkelanjutan yang semakin tinggi, salah satunya sektor properti.

Baca juga: Alarm Krisis Iklim Makin Kencang, Transisi Energi Mendesak Dilakukan

Berdasarkan laporan Climate Transparency, sektor konstruksi menyumbang 39 persen dampak emisi karbon terhadap perubahan iklim yang bersumber dari pembakaran bahan bakar untuk pembangunan hingga jaringan listrik dan peralatan rumah tangga.

Untuk memitigasi perubahan iklim yang terjadi saat ini, Pemerintah Indonesia melakukan transisi energi secara bertahap dari yang sebelumnya menggunakan energi fosil, kemudian beralih menuju energi bersih dan terbarukan.

Transisi energi ini dikampanyekan Pemerintah Indonesia melalui program Net Zero Emissions (NZE) 2060 untuk mempercepat pencapaian target National Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 sebanyak 32 persen-43.2 persen atau setara dengan 912-1.225 juta ton CO2e.

Sinarmas Land sebagai salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia pun turut mendukung inisiasi pemerintah dan mengambil bagian dalam mengurangi emisi CO2 melalui penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk konsumsi listrik hijau.

Aksi ini dilakukan melalui penggunaan sertifikat Energi Baru Terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN (Persero).

Kesepakatan penggunaan layanan REC tersebut ditandai dengan penandatangan perjanjian jual beli REC antara Sinar Mas Land sebagai pelanggan dan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten.

Baca juga: Terancam Krisis Iklim, Indonesia Harus Percepat Transisi Energi

REC ini diberikan PLN untuk lima gedung milik Sinarmas Land di antaranya Sinarmas Land Plaza Thamrin, Sinarmas Land Plaza BSD City, My Republic Plaza BSD City, Green Office Park 1 BSD City, dan Green Office Park 9 BSD City dengan penyediaan tahap 1 sebesar 613 mWh yang dilakukan secara bertahap dan akan tercapai 100 persen pada Januari 2025.

Staf Khusus Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Bidang Strategi Pencapaian Transisi Energi Ego Syahrial mengatakan, pengembangan EBT merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang sejalan dengan komitmen NDC.

Dalam hal ini, Indonesia telah meningkatkan target NDC menjadi 32 persen dengan kemampuan sendiri, dan 43 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Pada tahun 2022, sektor energi telah berhasil menurunkan sekitar 95 juta ton CO2. Transisi energi menuju energi bersih dan akselerasi pencapaian target EBT ini tentunya tidak dapat dilaksanakan oleh pemerintah sendiri.

"Diperlukan peranan dari multi-stakeholders baik dari Instansi Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta, akademisi, asosiasi, hingga masyarakat," ujar Ego, Selasa (21/3/2023).

Chief Risk & Sustainability Officer Sinarmas Land Muhammad Reza Abdulmajid menambahkan, pembelian REC ini mewakili hak kepemilikan atas manfaat lingkungan dari pembangkit listrik sumber energi terbarukan.

Sebelumnya, Perusahaan telah melakukan upaya dekarbonisasi melalui implementasi green building yang dapat memberikan efisiensi energi cukup besar serta instalasi solar panel di sejumlah gedung komersial.

Penggunaan listrik hijau yang ramah lingkungan dari PT PLN Persero di harapkan dapat mencapai target dekarbonisasi perusahaan sebesar 35 persen dari sektor energi pada tahun 2034 mendatang.

"Angka ini setara dengan 35.476,10 ton C02e. Inisiatif ini juga akan mendukung komitmen perusahaan untuk mencapai net zero pada tahun 2060," kata Reza.

Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan, REC merupakan salah satu inovasi produk hijau PLN.

"REC bertujuan untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur," tutur Darmawan.

Selain mengoptimalkan sertifikat EBT, kelima gedung perkantoran milik Sinarmas Land juga telah mendapatkan sertifikasi Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI).

Selanjutnya, untuk kawasan perkantoran BSD Green Office Park juga telah tersertifikasi Gold Green District dari Building Construction Authority (BCA) Singapura.

Sinarmas Land berkomitmen untuk menerapkan konsep sustainable development dalam setiap produk hunian hingga kegiatan bisnis perusahaan.

Upaya keberlanjutan yang dilakukan Sinar Mas Land di antaranya green building, low carbon emission, energy saving, water resource management, green waste management, less plastic, hingga green habit.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com