Sektor perikanan tangkap di lautan berkontribusi lebih dari 270 miliar dollar AS terhadap produk domestik bruto (PDB) global tiap tahunnya.
Menerapkan perikanan tangkap yang berkelanjutan dapat meningkatkan revenue yang lebih banyak, meningkatkan hasil tangkapan ikan, dan membantu memulihkan ekosistem.
Lebih dari 80 persen barang-barang di seluruh dunia yang diperdagangkan dikirim melalui pelayaran di laut lepas.
Volume pelayaran barang-barang dagangan di seluruh dunia diprediksi meningkat dua kali lipat pada 2030 dan empat kali lipat pada 2050.
Baca juga: Kementerian KP Perkuat VOGA dan SFV untuk Kawal Program Ekonomi Biru
Pariwisata laut dan pesisir dapat membuka banyak lowongan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian.
Negara-negara kepulauan dan pesisir yang tertinggal serta negara kepulauan yang berkembang mendapatkan lebih dari 41 juta pengunjung setiap tahunnya.
Lautan adalah komponen yang penting untuk menyerap karbon dan membantu memitigasi perubahan iklim. Oleh karena itu, menjaga laut supaya optimal merupakan sebuah kewajiban.
Di sisi lain, perubahan iklim juga berdampak terhadap lautan seperti peningkatan permukaan air laut, erosi di pesisir, dan perubahan pola arus laut.
80 persen sampah yang ada di lautan berasal dari daratan. Manajemen sampah yang baik di daratan dapat membantu lautan lebih bersih.
Baca juga: Sukseskan Ekonomi Biru, Kementerian KP Siapkan SDM Unggul
Mengapa di Indonesia harus ada ekonomi biru? Konsep ini bisa diterapkan karena Indonesia memiliki wilayah lautan yang sangat luas.
Sekitar dua per tiga wilayah Indonesia adalah laut. Bumi Pertiwi juga memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada.
Dilansir dari situs web Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Indonesia berada di urutan kedua negara penghasil ikan terbesar dunia setelah China.
Selain itu, sebanyak 10 persen komoditas perikanan dunia diekspor oleh Indonesia. Nilai sektor perikanan Indonesia mencapai 29,6 miliar dollar AS, setara dengan 2,6 persen PDB Indonesia.
Laut Indonesia juga memiliki bagian terbesar segitiga terumbu karang yang menjadi habitat 76 persen dari seluruh spesies terumbu karang dan 37 persen dari seluruh spesies ikan terumbu karang dunia.
Baca juga: Kawal Program Ekonomi Biru, Kementerian KP Gelar 2 Pelatihan untuk Nelayan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya