Ia berujar, populasi orangutan kalimantan saat ini berkisar antara 57.350 ekor yang tersebar di 16,013 juta hektare areal hutan.
Berbagai studi ilmiah menunjukkan terjadinya penurunan populasi pada ketiga spesies orangutan dalam beberapa dekade terakhir dan tidak ada pertumbuhan populasi.
Alih fungsi hutan menjadi perkebunan, tambang, dan konsesi lain di antaranya menjadi penyebab habitat orangutan menyusut signifikan selama beberapa dekade terakhir.
Baca juga: Orangutan Ciptakan Suara Kompleks Mirip Beatboxer
Deforestasi merambah habitat mereka. Selain terancam karena habitatnya yang semakin sempit, hewan ini juga diperdagangkan di pasar gelap satwa.
Manusia menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup orangutan. “Padahal kita berbagi 97 persen DNA dengan orangutan, tetapi kita menghancurkan 80 persen rumah mereka,” ujar Eko.
Ketua Umum Jaringan Satwa Indonesia-Jakarta Animal Aid Network (JSI-JAAN) Benvika Iben menyebut, ancaman kepunahan orangutan tak bisa dielakkan melihat kondisi hari ini.
“Hal yang bisa kita lakukan hanyalah memperlambat kepunahan itu,” papar Benvika.
Asisten Direktur Eksekutif Centre for Orangutan Protection (COP) Indira Nurul Qomariah mengatakan, untuk melindungi orangutan diperlukan kerjasama seluruh pihak, termasuk kesadaran masyarakat untuk dapat hidup berdampingan dengan orangutan.
Baca juga: Pasca-rehabilitasi, 6 Orangutan Dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya