Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian Luar Negeri 78 Tahun, Sudah Saatnya Dubes dan Para Diplomat Naik Kelas

Kompas.com, 20 Agustus 2023, 13:46 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Bulgaria merangkap Albania dan Makedonia Utara Iwan Bogananta mengapresiasi pola dan semangat kerja para diplomat yang berada di negara akreditasi perwakilan Indonesia di seluruh penjuru dunia.

Dalam kesempatan HUT ke-78 Kementerian Luar Negeri, Iwan mengatakan, para duta besar (dubes) dan diplomat yang bekerja di garda depan merupakan unjuk tombak dalam membangun citra Tanah Air.

Menurutnya, hal ini bukan pekerjaan mudah, karena yang dihadapi adalah negara dengan corak dan ragam budaya yang berbeda.

Baca juga: Harmonature, Cara KBRI Sofia Tingkatkan Ekonomi Kreatif dan Kunjungan Turis Mancanegara

Tidak saja berbeda karekteristik masyarakat, bahasa, geo-politik juga kondisi alam yang benar-benar harus dipelajari agar bisa menyatu hingga mampu mengasilkan pencapaian diplomasi yang konkret dan berdampak pada eksistensi Indonesia di mata dunia.

Iwan menuturkan, sejak menjabat dan mendapatkan pengalaman baru sebagai Dubes RI, begitu besar tantangan yang harus dihadapi.

Iwan yang sebelumnya merupakan seorang entrepreuner, mengira memimpin perwakilan RI sudah cukup dengan gaya memimpin perusahaan, menggerakkan roda manajemen dengan one-way direction atau base don profit.

"Akan tetapi menjadi seorang dubes tidak segampang yang saya kira. Kami dituntut harus banyak melahirkan ide dan kecermatan dalam mengambil keputusan. Dan itu harus benar dan tepat sasaran," ungkap Iwan, Kamis (17/8/2023).

Sebaliknya, dalam memimpin perusahaan selain menjaga kualitas sumber daya manusia, tujuan akhir adalah mencapai keuntungan. Sedangkan menjadi perwakilan RI, tujuan yang harus dicapai harus sejalan dengan misi dan visi Pemimpin Negara.

Baca juga: BPK Sampaikan Peningkatan Kualitas Data Capai Target SDGs di Forum PBB

Dubes dan diplomat harus mampu membuat perencanaan matang dengan peta jalan yang jelas, sehingga kinerja yang harus diraih baik dari sisi ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya dapat terukur.

Substansi tersebut harus mampu dijabarkan secara multidisiplin, efektif dan efisiensi karena anggaran yang ada di perwakilan harus dirinci secara tepat dan multikelola.

"Konklusi yang bisa saya hadirkan di sini adalah menjadi seorang dubes dan diplomat adalah pekerjaan yang memiliki tantangan besar. Kami dituntut untuk bekerja cerdas dan mampu melampaui tekanan serta tahan banting, dan kami tidak mengenal waktu. Selalu 24/7 on call," tutur Iwan.

Dari pengalaman ini, Iwan menekankan, sudah saatnya para dubes, diplomat, dan mereka yang purna tugas dari perwakilan RI untuk naik kelas, berupaya ambil bagian dalam kontestasi politik di Tanah Air.

"Saya berharap partai politik kita di Tanah Air melirik para dubes dan diplomat ini agar bisa diberi ruang masuk dalam kaderisasi kepemimpinan, hingga ke depan bisa dinominasikan menjadi calon pemimpin nomor satu atau minimal kepala daerah," urai Iwan.

Harapan Iwan bukan tanpa alasan. Dia melihat sejumlah indikasi potensi terjadinya krisis kepemimpinan. Melalui politik praktis saat ini, calon yang muncul sudah dapat diprediksi. Mereka adalah orang yang memiliki basis suara, elite partai dan trending publik.

Baca juga: BPK Tekankan Kebijakan Transformatif Percepat Capaian Agenda 2030

Sedangkan untuk menjadi pemimpin harus dituntut mampu melihat sesuatu dari segala sudut pandang. Oleh karena itu, menurutnya, sudah saatnya partai politik mengubah sistem kaderisasi kepemimpinan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
BUMN
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Swasta
Hadapi 'Triple Planetary Crisis', Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
Hadapi "Triple Planetary Crisis", Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
LSM/Figur
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau