Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Menjadi Kota Berpolusi Tinggi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kompas.com - 26/08/2023, 10:41 WIB
Nur Melati Syamdani,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - IQAir pada Sabtu (26/8/2023) pukul 10.34 WIB menunjukkan bahwa Jakarta masih menempati urutan kedua sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia. Indeks kualitas udara Jakarta yang tertera adalah 153 dengan polutan utama PM2,5.

IQAir menyatakan bahwa kualitas udara yang baik berkisar dari 0 hingga 50. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, US EPA NAAQS, pengukuran apa pun yang lebih besar dari 50 dapat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Jika kondisi tersebut dibiarkan terus-menerus, hal ini dapat mengundang risiko yang berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya adalah penyakit yang berkaitan dengan pernapasan, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Baca juga: Apakah Polusi Udara Jadi Penyebab Langit Jakarta Abu-abu?

Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, terhitung dari januari hingga Juni 2023 kasus ISPA yang menimpa warga jakarta mencapai 638.291 kasus. Kasus ISPA ini sempat mengalami penurunan pada Mei 2023, tetapi kembali meningkat pada Juni 2023.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Vital Strategis yang berkolaborasi dengan ITB, penyebab pencemaran udara di Jakarta disebabkan oleh asap knalpot, aerosol sekunder, pembakaran batu bara, aktivitas konstruksi, pembakaran terbuka biomassa dan bahan bakar, debu jalanan beraspal, partikel tanah tersuspensi, dan garam laut.

Walau rata - rata penyebab terjadinya polusi dipengaruhi industri besar, bukan berarti masyarakat tidak bisa ikut terlibat untuk mengurangi polusi udara. Sebagai masyarakat, utamanya yang beraktivitas dan tinggal di DKI Jakarta, kita bisa ikut mengupayakan dengan membangun kebiasaan baik lewat cara sederhana dan bertanggung jawab seperti berikut:

1. Menggunakan listrik seperlunya

Listrik perlu digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab. Sebab, perilaku boros dalam penggunaan listrik juga memengaruhi kinerja pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebagai penghasil listrik.

Baca juga: Kendalikan Polusi Udara, Damkar Jakarta Timur Semprot Jalan Protokol

Perlu diketahui, PLTU bekerja dengan membakar batu bara. Pembakaran ini menghasilkan limbah udara yang berkontribusi dalam peningkatan polusi udara. Dengan mengurangi penggunaan listrik, apalagi jika dilakukan masyarakat secara masif, hal ini dapat berdampak terhadap limbah yang dihasilkan PLTU.

Nah, adapun perilaku bijak memakai listrik yang bisa dimulai adalah dengan mematikan barang-barang elektronik jika tidak dipakai. Kamu bisa mematikan air conditioner (AC), kipas angin, televisi, dan mematikan lampu pada siang hari.

Saat tidak digunakan, jangan lupa juga untuk melepaskan kabel colokan elektronik pada stop kontak atau terminal listrik. Sebab, membiarkannya justru membuat aliran listrik terus berjalan.

2. Gunakan kendaraan umum untuk beraktivitas

Dilansir dari Kompas.id Senin (24/7/2023), Direktur Lingkungan Hidup, Medrilzam, mengatakan PM 2,5 sebagian besar datang dari sektor transportasi, penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil.

Baca juga: Dorong Pelajar Gunakan Transportasi Umum untuk Tekan Polusi Udara, Pemkot Tangsel Siapkan 5 Bus Sekolah

Pembakaran bahan bakar minyak (BBM) memberikan kontribusi besar pada polusi udara. Kendaraan pribadi yang saat ini banyak digunakan merupakan kendaraan dengan bahan bakar minyak. Kurang dari 1 persen masyarakat yang menggunakan kendaraan berbahan bakar gas atau listrik.

Untuk meminimalkan risiko peningkatan polusi udara, kamu bisa mulai menggunakan kendaraan umum. Saat ini, kecil kemungkinan ada kendala saat melakukan mobilisasi di area DKI Jakarta tanpa kendaraan pribadi. Sebab, DKI Jakarta sudah difasilitasi dengan transportasi umum terintegrasi. Sebut saja, bus Transjakarta, mass rapid transit/moda raya terpadu (MRT), lintas raya terpadu (LRT), dan kereta rel listrik (KRL).

Berdasarkan website Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, jalur Transjakarta terbentang sepanjang 251,2 km dan memiliki 260 halte yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya. Jadi, kamu tidak perlu khawatir tidak bisa pulang ketika bepergian dengan transportasi umum.

Baca juga: Tekan Polusi Udara, Transjakarta Operasikan 52 Unit Bus Listrik

Tidak hanya itu, keamanan dan kenyamanan pun sudah jadi prioritas yang dipenuhi dalam fasilitas transportasi umum saat ini. Tak Sedikit transportasi umum kini yang memiliki gerbong atau area khusus untuk penumpang wanita, dan golongan prioritas, seperti ibu hamil, orang yang membawa balita, dan lansia.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

LSM/Figur
Punya Peran Penting untuk Ketahanan Pangan Dunia, Petani Gurem Masih Terus Diabaikan

Punya Peran Penting untuk Ketahanan Pangan Dunia, Petani Gurem Masih Terus Diabaikan

LSM/Figur
Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

LSM/Figur
Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Pemerintah
Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

LSM/Figur
Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Pemerintah
Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

LSM/Figur
Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Pemerintah
42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

Pemerintah
Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Pemerintah
Masyarakat di Desa Guci Tegal Berhasil Kembangkan Hutan Wisata Berkelanjutan

Masyarakat di Desa Guci Tegal Berhasil Kembangkan Hutan Wisata Berkelanjutan

LSM/Figur
Jadi Utusan Khusus Sekjen PBB, Retno Marsudi: Dunia Masih Belum Sadar Krisis Air

Jadi Utusan Khusus Sekjen PBB, Retno Marsudi: Dunia Masih Belum Sadar Krisis Air

LSM/Figur
Warga di Berau Manfaatkan Lahan Hutan Mangrove untuk Bertambak

Warga di Berau Manfaatkan Lahan Hutan Mangrove untuk Bertambak

Pemerintah
COP16 Riyadh: Investasi Restorasi Lahan Berdampak Ekonomi 30 Kali Lipat

COP16 Riyadh: Investasi Restorasi Lahan Berdampak Ekonomi 30 Kali Lipat

LSM/Figur
Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik Per Tahun

Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik Per Tahun

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau