KOMPAS.com - FTSE Russell, salah satu penyedia indeks global terkemuka merilis laporan tahunan ke delapan mereka yang merangkum pandangan dan tren investasi dari 415 manajer dana besar di seluruh dunia.
Survei tersebut menemukan bahwa 73 persen pemilik aset telah memasukkan keberlanjutan ke dalam pertimbangan investasi, sebuah tingkat yang tetap stabil sejak 2023.
Namun, jumlah pemilik aset yang khawatir tentang risiko iklim telah meningkat secara signifikan.
Pada tahun 2023, sebanyak 50 persen pemilik aset memandang risiko iklim sebagai "perhatian utama". Sementara saat ini, angka tersebut telah meningkat menjadi 85 persen.
Survei tersebut juga menemukan bahwa lebih dari separuh pemilik aset memprioritaskan investasi berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja keuangan dan pendekatan terhadap manajemen risiko.
Baca juga: Survei Morgan Stanley: 80 Persen Investor Siap Tambah Alokasi Investasi Berkelanjutan
“Komitmen pemilik aset global untuk mengintegrasikan pertimbangan keberlanjutan tetap stabil. Tapi, di tengah tantangan geopolitik, kekhawatiran investor terkait iklim dan risiko keberlanjutan yang lebih luas terus meningkat, dan fokus pada kinerja keuangan tetap menjadi prioritas utama," kata Kepala Global Berkelanjutan FTSE Russell, Stephanie Maier, dikutip dari Edie, Kamis (4/12/2025).
Penelitian juga menunjukkan banyak manajer aset yang tetap berpegang pada kegiatan yang berfokus pada keberlanjutan, terlepas dari manajer aset AS yang meninggalkan ambisi dan koalisi ESG.
Tahun ini misalnya, sebuah koalisi yang terdiri dari 26 investor yang mewakili 1,2 triliun poundsterling merilis sumber daya pengelolaan iklim untuk industri manajemen aset dan mendorong rekan-rekan untuk mengadopsinya.
Selain itu, Sustainable Investment Survey dari Isio yang meninjau lebih dari 140 dana dari sekitar 65 manajer aset di Inggris, menemukan bahwa meskipun investasi berkelanjutan tetap menjadi prioritas, pendekatannya sedang berubah.
Hampir semua manajer yang disurvei (97 persen) memiliki kebijakan ESG formal dan tim keberlanjutan khusus namun tingkat komitmen di tingkat dana menjadi lebih bervariasi.
Lebih lanjut, kendati masih menunjukkan fokus pada keberlanjutan, ada pula beberapa kemunduran yang signifikan.
Baca juga: Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Inisiatif Net Zero Asset Managers (NZAM) menangguhkan kegiatan-kegiatan utama sebelumnya setelah beberapa perusahaan besar, termasuk BlackRock, keluar.
Jumlah penandatangan turun dari 63 persen pada tahun 2024 menjadi 57 persen pada tahun 2025. Baru-baru ini, NZAM menyatakan akan mengizinkan anggotanya untuk menetapkan target nol bersih setelah tahun 2050 jika mereka menganggapnya perlu dalam lanskap global yang terus berkembang.
Lebih banyak pula upaya yang perlu dilakukan untuk mengalihkan investasi dari bahan bakar fosil.
Pada bulan Desember 2024, penelitian mengungkapkan bahwa 25 manajer aset terbesar di Eropa dan AS telah menginvestasikan lebih dari 7,3 miliar dolar AS dalam obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang mengembangkan proyek bahan bakar fosil antara Januari 2023 dan Juni 2024.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya