Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Prediksi Peneliti Bila Suhu Bumi Lampaui 2 Derajat Celsius

Kompas.com - 05/09/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Sebuah studi memprediksi dampak mengerikan bila suhu bumi naik melampaui 2 derajat celsius pada 2100 mendatang.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Energies pada 19 Agustus 2023 itu memprediksi, 1 miliar orang bisa tewas karena dampak buruk emisi gas rumah kaca (GRK) akibat dari pembakaran bahan bakar fosil.

Pembakaran bahan bakar fosil selain mencemari lingkungan juga berkontribusi besar terhadap peningkatan emisi GRK yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim.

Baca juga: Krisis Iklim Makin Nyata, Beberapa Wilayah Alami Kenaikan Suhu 1,5 Derajat Celsius

Industri bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas, secara langsung dan tidak langsung mengeluarkan lebih dari 40 persen emisi GRK, sebagaimana dilansir Down to Earth.

Para peneliti dalam studi tersebut melakukan tinjuan terhadap lebih dari 180 artikel ilmiah dan melakukan kuantifikasi dampak emisi GRK terhadap manusia.

Saat melakukan kuantifikasi, didapatkan aturan “1.000 ton”. Dalam aturan tersebut, setiap pembakaran 1.000 ton bahan bakar fosil, maka ada manusia yang terbunuh secara dini.

Penulis utama studi tersebut, Joshua Pearce dari Western Ontario University, menyampaikan bahwa jumlah kematian orang akibat pembakaran 1.000 ton bahan bakar fosil berdampak cukup signifikan.

Baca juga: Ini Dampaknya Bila Suhu Bumi Naik Lampaui 2 Derajat Celsius

“Jumlah kematian yang diakibatkan kemungkinan besar berkisar antara sepersepuluh orang hingga 10 orang per 1.000 ton. Terlepas dari itu, intinya bahwa kita perlu bertindak cepat masih sangat jelas,” kata Pearce.

Para penulis juga fokus pada perubahan dan tantangan terhadap bahasa dan metrik pemanasan global untuk memperjelas realitas ketergantungan dunia pada bahan bakar fosil.

Dengan menyadari adanya korelasi langsung, tanggung jawab emisi GRK tidak dapat lagi diabaikan.

Baca juga: Samudra Atlantik Utara Laporkan Suhu Terpanas, Capai 24,9 Derajat Celsius

Kebijakan agresif

Melalui temuannya, studi tersebut menyarankan adanya kebijakan energi yang agresif untuk menurunkan emisi GRK secara cepat dan substantif.

Studi tersebut juga mendesak pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk mempercepat dekarbonisasi ekonomi global guna meminimalkan perkiraan kematian.

Peningkatan konservasi dan efisiensi energi juga diserukan oleh para peneliti dalam studi ini.

Bahan bakar fosil dengan emisi GRK yang tinggi seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam harus sepenuhnya diganti dengan sumber energi terbarukan.

Para peneliti juga merekomendasikan pengembangan teknologi untuk pengelolaan limbah karbon, penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida secara alami, dan penggantian subsidi karbon dengan pajak karbon.

Baca juga: Cegah Kenaikan 1,5 Derajat Celsius, Energi Terbarukan Harus Meningkat 3 Kali Lipat Per Tahun

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

COP16 Riyadh: Perusahaan Didesak Perkuat Investasi Kesehatan Lahan

COP16 Riyadh: Perusahaan Didesak Perkuat Investasi Kesehatan Lahan

Swasta
Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Swasta
Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Pemerintah
COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

LSM/Figur
Di Forum Dunia, Petani Gurem Dapat Perhatian Serius

Di Forum Dunia, Petani Gurem Dapat Perhatian Serius

LSM/Figur
Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

LSM/Figur
Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Pemerintah
Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

LSM/Figur
Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Pemerintah
Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

LSM/Figur
Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Pemerintah
42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

Pemerintah
Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau