Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Aktivis Muda Desak Pemimpin ASEAN Rumuskan Kebijakan Iklim Terpadu

Kompas.com - 05/09/2023, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Para aktivis muda berharap para pemimpin ASEAN merumuskan kebijakan iklim terpadu untuk melawan perubahan iklim di tingkat regional.

Kebijakan yang dimaksud juga termasuk pengurangan emisi, penerapan energi terbarukan, kebijakan, dan strategi adaptasi iklim di tingkat regional.

Direktur Berpengaruh Plan Indonesia Nazla Mariza mengatakan, suara anak muda sangat penting dalam diskusi iklim.

Baca juga: Anak-anak Afrika Paling Berisiko Terdampak Perubahan Iklim

"Karena perubahan iklim memiliki dampak kepada anak muda secara berbeda dari orang dewasa," kata Nazla sebagaimana dilansir Antara, Senin (4/9/2023).

Salah satu acara dalam rangkaian pertemuan ASEAN dalam keketuan Indonesia tahun ini adalah ASEAN Civil Society/ASEAN People Forum (ACSC/APF).

Acara tersebut dihadiri oleh para aktivis muda dari negara-negara ASEAN untuk menyampaikan aspirasi terkait isu keadilan iklim.

Baca juga: PBB: Negara Wajib Lindungi Hak Anak dari Kerusakan Lingkungan dan Krisis Iklim

ACSC/APF diadakan dalam momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang digelar di Jakarta.

Para aktivis muda menyepakati tiga rekomendasi untuk para pemimpin ASEAN untuk mengatasi masalah keadilan iklim dan lingkungan dari perspektif kaum muda.

Pertama, para menteri ekonomi dari negara-negara ASEAN dan berbagai lembaga di bawah pilar ASEAN Economic Community perlu mengimbau perusahaan-perusahaan di negara ASEAN untuk ikut bertanggung jawab dalam memelihara kelestarian lingkungan.

Baca juga: Ini Komitmen LIXIL Group Perangi Dampak Perubahan Iklim

Kedua, harus ada lebih banyak kesempatan bagi kaum muda dari berbagai latar belakang untuk berani berbicara dan menyampaikan aspirasinya terkait keadilan iklim kepada para pemangku kebijakan melalui forum-forum seperti ASEAN People Forum.

Ketiga, Komisi Antarpemerintah tentang Hak Asasi Manusia ASEAN (AICHR) perlu melanjutkan penyusunan Kerangka Hak Lingkungan Hidup 2024 yang mencakup peraturan tentang pembatasan produksi gas karbon, proyek bisnis berbasis lingkungan, dan proses mekanisme evaluasi.

Nazla berharap ketiga rekomendasi anak muda itu benar-benar didengar.

"Mudah-mudahan apa yang menjadi fokus kita dan masukan dari kaum muda yang telah kita rumuskan bersama, dapat masuk ke dalam rekomendasi untuk menanggulangi masalah keadilan iklim dan lingkungan pada KTT ASEAN mendatang," tutur Nazla.

Baca juga: Atasi Perubahan Iklim, Ini 3 Hal Sederhana yang Bisa Dilakukan di Rumah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau