Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 29 November 2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – COP28 adalah agenda konferensi tingkat tinggi (KTT) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membahas berbagai isu perubahan iklim.

Sesuai namanya, COP28 adalah seri ke-28 dari Conferences of the Parties (COP) yang diadakan setiap tahunnya guna membahas dan mencari solusi untuk perubahan iklim.

Dilansir dari situs web badan PBB yang mengurusi isu perubahan iklim, United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), COP28 menjadi wadah untuk mempertemukan semua pemangku kepentingan di dunia untuk membatasi kenaikan suhu global tidak lebih dari 1,5 derajat celsius sesuai Perjanjian Paris.

COP28 juga menyerukan untuk membantu komunitas rentan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim, dan mencapai emisi nol bersih pada 2050.

Kali ini, COP28 akan diadakan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) selama 13 hari mulai 30 November hingga 12 Desember 2023.

Baca juga: Panel Penasihat COP28: Pajaki Tinggi Penghasil Emisi, Biayai Aksi Iklim

Urgensi COP28

Perhelatan COP28 menjadi urgen karena negara-negara diberi mandat untuk menunjukkan kemajuan mereka dalam menerapkan tujuan iklim ditandatanganinya Perjanjian Paris pada 2015.

Dalam Perjanjian Paris, emisi global harus dikurangi hampir setengahnya pada 2030 agar suhu Bumi tidak naik 1,5 derajat celsius untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim.

Penyampaian kemajuan negara-negara dalam targetnya di Perjanjian Paris akan menjadi momen penting dalam COP28.

Menurut dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB atau IPCC, emisi gas rumah kaca perlu dikurangi sebesar 43 persen pada 2030, dibandingkan tingkat emisi pada 2019.

Baca juga: Jelang COP28, Industri Migas Dituntut Tetapkan Strategi Jelas Capai Netralitas Karbon

Hal ini penting untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat celsius pada akhir abad ini dan menghindari dampak terburuk perubahan iklim, termasuk kekeringan yang lebih sering dan parah, gelombang panas, dan curah hujan.

COP28 adalah kesempatan untuk mengidentifikasi solusi global untuk membatasi kenaikan suhu global sesuai Perjanjian Paris.

Selain itu, KTT ini juga akan menginformasikan persiapan negara-negara untuk melakukan revisi yang lebih ambisius dalam rencana iklim nasional yang jatuh tempo pada 2025.

COP28 juga diharapkan mendorong percepatan transisi hijau dan pada akhirnya mencapai tujuan yang diharapkan dalam Perjanjian Paris.

Baca juga: Investigasi BBC: UEA Dorong Kesepakatan Gas Bumi Jelang KTT Iklim COP28

Peserta COP28

Sekitar 70.000 peserta diperkirakan akan mengikuti COP28 di Dubai, UEA. Mulai dari kepala negara, pejabat tinggi, hingga tokoh-tokoh penting lainnya dijadwalkan menghadiri KTT ini.

Ada delegasi dari 197 negara, delegasi Uni Eropa, serta ribuan delegasi dari organisasi non-pemerintah, perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya yang dijadwalkan hadir.

Terdapat dua zona dalam COP28 ini yaktu zona biru dan zona hijau.

Partisipasi pada COP28 dan akses ke zona biru dibatasi hanya untuk delegasi, organisasi pengamat yang diakui, serta jurnalis.

Baca juga: Menghitung Hari, Ini 5 Hal yang Patut Diperhatikan dalam COP28

Meskipun masyarakat tidak dapat menghadiri KTT secara langsung, banyak acara di zona biru, seperti sidang pleno badan-badan tersebut, segmen tingkat tinggi dengan kepala negara, banyak konferensi pers dan acara sampingan akan disiarkan langsung untuk umum melalui situs web UNFCC.

Kegiatan dalam COP28 juga akan disiarkan dalam COP TV yang berisi sejumlah konferensi dan wawancara menarik serta segmen bertema.

Meskipun akses ke zona biru sangat terbatas, zona hijau, yang dikelola oleh UEA selaku tuan rumah COP28 memiliki akses yang lebih luas.

Baca juga: Presiden COP28 Bela Kehadiran Industri Besar: Semua Harus Diminta Pertanggungjawaban

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
LSM/Figur
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Swasta
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau