Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden COP28 Bela Kehadiran Industri Besar: Semua Harus Diminta Pertanggungjawaban

Kompas.com - 26/11/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Presiden COP28 Sultan Al Jaber membela rencana kehadiran perwakilan industri besar dalam KTT iklim akbar dari PBB tersebut.

Dia mengatakan, keterlibatan sektor swasta dalam KTT yang digelar di Uni Emirat Arab (UEA) mulai akhir bulan ini sangat penting untuk melawan pemanasan global.

“Setiap orang harus menjadi bagian dari proses ini dan setiap orang harus bertanggung jawab dan semua orang harus dimintai pertanggungjawaban,” kata Al Jaber kepada AFP dalam sebuah wawancara.

Baca juga: OIKN Luncurkan Cetak Biru Perubahan Iklim pada COP28 di Dubai

“Itu mencakup semua industri dan khususnya industri yang mengeluarkan emisi besar seperti penerbangan, transportasi, aluminium, semen, baja, serta industri minyak dan gas,” tambahnya, sebagaimana dilansir AFP, Sabtu (25/11/2023).

COP28 yang akan berlangsung di Dubai mulai 30 November hingga 12 Desember tersebut bakal dihadiri oleh 70.000 peserta.

Para pemimpin dunia, negosiator negara, aktivis, pelobi, dan sejumlah tokoh termasuk Paus Fransiskus diperkirakan bakal hadir. Hal itu akan menjadikannya KTT iklim PBB terbesar yang pernah ada.

Lebih dari 1.000 pemimpin bisnis dan organisasi filantropi telah mendaftar untuk menghadiri forum pada 1-2 Desember di sela-sela negosiasi antarpemimpin politik mengenai pencegahan perubahan iklim.

Baca juga: Brasil Akan Minta Dana Konservasi Hutan Jumbo dalam COP28

Dunia usaha dan industri juga akan mengumumkan sejumlah komitmen di forum tersebut.

Para juru runding nasional dalam COP28 akan bergulat dengan sejumlah isu penting, termasuk masa depan bahan bakar fosil dan bantuan keuangan dari negara-negara kaya yang menghasilkan polusi untuk negara-negara miskin yang paling rentan terhadap krisis iklim.

Al Jaber secara konsisten menekankan keinginannya untuk melibatkan sektor swasta bersama pemerintah nasional untuk membiayai transisi energi dan membantu negara-negara rentan beradaptasi terhadap perubahan iklim.

“Kita juga perlu mendorong pendanaan sektor swasta,” ujar Al Jaber kepada AFP.

“Kita perlu menyediakan asuransi yang diperlukan dan mekanisme lindung nilai untuk melindungi sektor swasta, dan memberikan insentif kepada mereka untuk ikut serta dan membantu mengatasi tantangan pendanaan iklim,” sambungnya.

Baca juga: Sejumlah Pihak Peringatkan Taktik “Greenwashing” Terselubung Energi Fosil dalam COP28

Di sisi lain, parlemen AS dan Eropa mendesak PBB untuk menerapkan peraturan baru bagi perusahaan yang ikut serta dalam perundingan COP28.

Ditanya tentang desakan tersebut, Al Jaber mengatakan tantangannya begitu besar sehingga negara dan sektor swasta perlu terlibat.

“Setiap orang harus diajak berkonsultasi. Setiap orang harus diberi kesempatan untuk berkontribusi,” ujarnya.

“Saya akan meminta semua orang dan setiap industri bertanggung jawab dan dimintai pertanggungjawaban untuk menjaga agar ‘1,5’ tetap dalam jangkauan,” sambungnya.

“1,5” yang dimaksud Al Jaber mengacu pada target yang ditetapkan oleh Perjanjian Paris tahun 2015 untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata Bumi tidak naik 1,5 derajat celsius di atas suhu pra-industri.

Baca juga: Presiden COP28 Serukan Adaptasi Jadi Pembahasan Inti Agenda Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
Profesor IPB Sebut Bakteri Pereduksi Nitrat Mampu Turunkan Emisi GRK
LSM/Figur
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Singa Asia di India Naik Jadi 891 Ekor, Bukti Kesuksesan Konservasi
Pemerintah
'Destination Zero Waste Bali', Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
"Destination Zero Waste Bali", Inisiatif Kolaboratif Kurangi Sampah Plastik di Industri Perhotelan
LSM/Figur
Menteri LH: Pemprov Kalsel Baru Kelola 48,5 Persen Sampah, Setengahnya Dibuang ke TPA Open Dumping
Menteri LH: Pemprov Kalsel Baru Kelola 48,5 Persen Sampah, Setengahnya Dibuang ke TPA Open Dumping
Pemerintah
Hadirkan Rompi Kembali Utuh, Kolaborasi Adrie Basuki dan CISC Dukung Perjuangan Pasien Kanker
Hadirkan Rompi Kembali Utuh, Kolaborasi Adrie Basuki dan CISC Dukung Perjuangan Pasien Kanker
LSM/Figur
Ahli IPB Usulkan Lutung Sentarum Jadi Satwa Dilindungi
Ahli IPB Usulkan Lutung Sentarum Jadi Satwa Dilindungi
LSM/Figur
Permintaan Tembaga Diprediksi Melonjak, Tapi Pasokan Terbatas
Permintaan Tembaga Diprediksi Melonjak, Tapi Pasokan Terbatas
Pemerintah
Bangkitkan Ekonomi Desa, MMSGI Dorong Kemandirian Usaha Mikro Lokal
Bangkitkan Ekonomi Desa, MMSGI Dorong Kemandirian Usaha Mikro Lokal
Swasta
Meta Gandeng AES Pasok 650 MW Energi Surya untuk Pusat Data
Meta Gandeng AES Pasok 650 MW Energi Surya untuk Pusat Data
Swasta
KLH Cabut Izin PT Daeri Rima Mineral karena Berpotensi Rusak Lingkungan
KLH Cabut Izin PT Daeri Rima Mineral karena Berpotensi Rusak Lingkungan
Pemerintah
Ikan Badut Selamatkan Diri dari Gelombang Panas dengan Menciut
Ikan Badut Selamatkan Diri dari Gelombang Panas dengan Menciut
Pemerintah
KKP Dorong Penataan Ruang Laut Demi Keberlanjutan Ekosistem
KKP Dorong Penataan Ruang Laut Demi Keberlanjutan Ekosistem
Pemerintah
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Pemerintah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Pemerintah
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik 'Virgin', Perluas Tanggung Jawab Produsen
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik "Virgin", Perluas Tanggung Jawab Produsen
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau