Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Ekonomi Sirkular, Kemenkeu Resmikan Program Pengelolaan Sampah

Kompas.com, 29 November 2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama enam Special Mission Vehicle (SMV) di bawah naungannya meresmikan program pengelolaan sampah organik untuk ekonomi sirkular.

Peresmian porgram pengelolaan sampah bernama Waste Management for Circular Economy (WE CARE) dilakukan di Yogyakarta, Selasa (28/11/2023).

Sebelum resmi diluncurkan, WE CARE sudah dimulai sejak Agustus 2023 dan dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Kota Yogyakarta dan Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara.

Baca juga: Danone Sasar Pengurangan Sampah Plastik Melalui Ekonomi Sirkular

Program ini juga mendapatkan dukungan dari Waste4Change dan Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) sebagai mitra pelaksana.

Sedangkan keenam SMV yang terlibat dalam WE CARE adalah PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, PT PII, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Sarana Multigriya Finansial, PT SMF, PT Geo Dipa Energi, dan Indonesia Infrastructure Finance (IIF).

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Rionald Silaban mengatakan, WE CARE bertujuan untuk mendukung penyelesaian masalah sampah di Indonesia.

Penyelesaian dalam WE CARE dilakukan melalui berbagai inisiatif pengelolaan sampah yang baik dan efektif untuk mereduksi timbunan sampah baik organik maupun anorganik.

Baca juga: Cara Menarik Investor Danai Infrastruktur Pemilahan Sampah Sirkular

Inisiatif yang dilakukan juga memberikan nilai tambah pada hasil pengelolaan sampah yang berfokus pada konsep sirkular ekonomi untuk masyarakat secara berkelanjutan.

Rionald menuturkan, ekonomi sirkular sangat penting untuk mencapai nol sampah atau zero waste pada 2050, terutama seiring bertambahnya jumlah penduduk.

“Model ekonomi inilah yang dapat mempertahankan nilai produk, bahan baku, dan sumber daya semaksimal mungkin,” kata Rionald dalam keterangan tertulis.

Rionald menuturkan, WE CARE merupakan program berkelanjutan yang akan diteruskan di tahun mendatang hingga tahapan akhir.

Baca juga: Ekonomi Sirkular Jadi Strategi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Selain pengurangan sampah, program ini juga dapat memicu perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah di hulu.

Masyarakat juga mendapatkan peningkatan perekonomian dari hasil budidaya maggot untuk sampah organik, daur ulang sampah anorganik, serta produk pengelolaan sampah lainnya.

Di Kota Yogyakarta, program WE CARE yang dilakukan adalah pengembangan inti plasma budidaya maggot atau black soldier fly (BSF).

Program ini merupakan pengelolaan sampah organik melalui pengembangan inti plasma budidaya maggot yang meliputi studi pendahuluan dan lima tahap pengembangan kapasitas.

Baca juga: Mengenal Ekonomi Sirkular, Sistem Produksi Berkelanjutan yang Ramah Lingkungan

Sementara di Banjarnegara, dilakukan program optimalisasi pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Dewanata.

Riset, studi awal, serta pengembangan kapasitas pengelolaan TPST Dewanata dilakukan melalui lima aspek persampahan yaitu peraturan, teknis operasional, kelembagaan, keuangan, dan partisipasi masyarakat.

Direktur Utama PT PII M Wahid Sutopo menuturkan, program yang dilakukan di Banjarnegara juga akan didukung dengan pengelolaan residu dan limbah sampah melalui pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

“Serta akan dilanjutkan dengan Pembangunan fasilitas TPST hingga diharapkan dapat menjadi TPST percontohan di Kabupaten Banjarnegara serta di daerah lain di Indonesia,” ujar Sutopo.

Baca juga: Adaptasi Sistem Ekonomi Sirkular dalam Proses Produksi, Hokben bersama Boolet Daur Ulang Sumpit Sekali Pakai

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Waspada Hujan Lebat Selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Waspada Hujan Lebat Selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Pemerintah
Pakar Kritik Sistem Peringatan Dini di Indonesia, Sarankan yang Berbasis Dampak
Pakar Kritik Sistem Peringatan Dini di Indonesia, Sarankan yang Berbasis Dampak
LSM/Figur
Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan Dirambah untuk Kebun Sawit
Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan Dirambah untuk Kebun Sawit
Pemerintah
Menteri LH Sebut 4,9 Juta Hektar Lahan di Aceh Rusak akibat Banjir
Menteri LH Sebut 4,9 Juta Hektar Lahan di Aceh Rusak akibat Banjir
Pemerintah
Sebulan Pasca-banjir Aceh, Distribusi Logistik Dinilai Belum Merata Ditambah Inflasi
Sebulan Pasca-banjir Aceh, Distribusi Logistik Dinilai Belum Merata Ditambah Inflasi
LSM/Figur
1.050 Petugas Kebersihan Disiagakan Saat Ibadah Natal 2025 di Jakarta
1.050 Petugas Kebersihan Disiagakan Saat Ibadah Natal 2025 di Jakarta
Pemerintah
2 Nelayan Perempuan Asal Maluku dan Papua Gerakkan Ekonomi Keluarga Pesisir
2 Nelayan Perempuan Asal Maluku dan Papua Gerakkan Ekonomi Keluarga Pesisir
Pemerintah
Saat Anak Muda Diajak Kembali ke Sawah lewat Pendekatan Inovatif
Saat Anak Muda Diajak Kembali ke Sawah lewat Pendekatan Inovatif
Pemerintah
4 Orangutan Korban Perdagangan Ilegal Dipulangkan ke Indonesia dari Thailand
4 Orangutan Korban Perdagangan Ilegal Dipulangkan ke Indonesia dari Thailand
Pemerintah
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
Pemerintah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
LSM/Figur
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
Swasta
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Swasta
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
LSM/Figur
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau