JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara dengan kekayaan energi terbarukan paling variatif. Salah satunya cadangan panas bumi yang potensinya sangat besar. Sekitar 40 persen potensi geothermal dunia ada di Indonesia.
Selain panas bumi, ada juga energi terbarukan lain yang telah dimanfaatkan, yakni tenaga surya dan hidro, walau masih terbatas.
Direktur Eksekutif Traction Asia Tommy Pratama menyebutkan, secara total potensi energi bersih yang dimiliki Indonesia adalah sebesar 3.687 gigawatt (GW).
Namun, yang baru dimanfaatkan hanya mencapai 12,6 GW atau hanya 0,3 persen dari total potensi yang dimiliki.
Baca juga: Potensi Energi Terbarukan Nusa Tenggara Timur
“Indonesia dengan kekayaan alam hutan yang ada, bisa menjadi pelopor dalam transisi energi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain mengurangi ketergantungan kita terhadap energi kotor, juga bisa mengelola sumber daya energi bersih untuk mempertahankan hidup orang banyak di negara kita,” ujar Tommy, di Jakarta, Senin (15/1/2024).
Tommy mengungkapkan, ada enam energi terbarukan di Indonesia yang bisa dioptimalkan. Pertama, geothermal atau panas bumi. Indonesia menjadi negara kedua dalam hal kapasitas terpasang energi panas bumi, setelah Amerika Serikat.
Sebagai pembangkit listrik, perkiraan sumber daya dan cadangan sebesar 28.000 megawatt (MW). Potensi sumber daya panas bumi terkini, menurut laporan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) sekitar 25.600 MW.
Kedua, energi surya. Indonesia menjadi negara dengan serapan tenaga surya terbesar di ASEAN.Rata-rata intensitas radiasi 4,8 kWh/m2/hari setara dengan 112.000 GWp (10 kali lipat potensi Jerman).
Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Papua memiliki potensi surya tertinggi sebesar 5,7 kWh/m2/hari, dan Bogor di Jawa Barat terendah sebesar 2,56 kWh/m2/hari.
Baca juga: Dibanding Negara Lain, Indonesia Punya Modal Transisi Energi
PLTS sangat cocok untuk menjadi sumber listrik wilayah pedesaan yang hanya memiliki 1 MW PLTS dengan kebutuhan lahan seluas 1-2 hektar.
Ketiga, energi hidro. Sebagai pembangkit listrik, energi hidro atau tekanan air, memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan energi panas bumi. Diperkirakan mencapai sekitar 75.000 MW.
Saat ini energi hidro menjadi sumber energi terbarukan yang paling banyak dimanfaatkan di Indonesia, dengan total kapasitas terpasang sekitar 6.000 MW.
Keempat, gelombang laut. Potensi pembangkitan energi gelombang di perairan Indonesia cukup besar. Rata-rata tinggi gelombang berkisar 2-2,5 meter di Selatan Laut Jawa dan 4-5 meter di lepas pantai barat Sumatera di Samudera Hindia.
Percobaan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut-Sistem Bandulan (PLTGL-SB) horizontal (sistem pendulum) oleh Zamrisyaf (pemilik Paten No. HAKI P00200200854) mampu menghasilkan listrik sebesar 3 kW untuk penerangan bagi 20 rumah.
Baca juga: Kabar Baik, Energi Terbarukan Dunia Meningkat 50 Persen
Kelima, aliran laut pasang surut ditanbah arus laut. Penyimpanan arus pasang surut energi hidrokinetik, dan dengan menggunakan sistem pendulum (PLTGL-SB) dapat diubah secara vertikal menjadi tenaga listrik.
Ini tergantung pada kepadatan fluida, penampang aliran, dan kecepatan aliran.
Proyek pembangkit listrik swasta berbasis laut, yang disebut ‘Tidal Bridge Indonesia akan menjadi proyek PLTAL pertama di Indonesia dan terbesar di dunia, dengan potensi menghasilkan 20 MW.
Terakhir, panas laut. Indonesia mempunyai potensi terbesar di dunia, memanfaatkan energi laut dari Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC).
Penelitian tersebut dilakukan di 17 lokasi seberang Indonesia. Mulai dari pesisir barat Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara Tengah (NTT).
Diperkirakan potensi energinya sekitar 41 GW. Selain menghasilkan listrik, proses OTEC juga menghasilkan air murni akibat penguapan air laut.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya