Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Prabowo Tambah 300 FK dan Ketimpangan Distribusi Dokter

Kompas.com - 06/02/2024, 16:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menyebut saat ini Indonesia masih kekurangan 140.000 dokter sehingga akses kesehatan kurang merata.

Ia berjanji akan menambah jumlah fakultas kedokteran (FK) di kampus-kampus yang ada di Indonesia, jika nantinya terpilih menjadi presiden.

Menurut Prabowo, penambahan fakultas itu penting untuk menambah jumlah dokter yang ada di Indonesia.

"Kita kekurangan sekitar 140.000 dokter. Dan itu akan kami segera atasi dengan cara kita akan menambah fakultas kedokter di Indonesia," ucap Prabowo dalam debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Jakarta Convention Center, Minggu (4/2/2024). 

Ia mengatakan, saat ini Indonesia hanya memiliki 92 FK yang tersebar di berbagai universitas.

Baca juga: Sambut Bonus Demografi, Data Pendidikan dan Ketenagakerjaan Harus Sinkron

Oleh karena itu, Menteri Pertahanan (Menhan) ini berencana untuk menambah sebanyak 300 fakultas kedokteran di Indonesia.

"Dari yang sekarang 92 kami akan membangun 300 FK," tambahnya. 

Dalam bidang kesehatan, selain membangun FK, Prabowo pun berjanji akan membangun rumah sakit modern di setiap kabupaten atau kota, dan Puskesmas modern di setiap desa.

Selain itu, Prabowo juga berniat memberikan beasiswa pada siswa lulusan SMA atau sederajat untuk belajar kedokteran di luar negeri. Ia juga akan memberikan beasiswa pada siswa SMA atau sederajat untuk belajar tentang sains, teknologi, dan teknik.

"Kita juga akan mengirim 10.000 anak-anak pintar, kita kirim beasiswa ke luar negeri untuk belajar kedokteran dan 10.000 lagi untuk belajar sains teknologi,” tutur Ketua Umum Partai Gerindra ini. 

Jumlah dan pemerataan

Apakah klaim Indonesia masih kekurangan 140.000 dokter ini benar adanya?

Menurut Dosen Hukum Ketenagakerjaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Nabiyla Risfa Izzati berdasarkan standar WHO, jumlah ideal dokter adalah 1:1.000 penduduk.

Karena jumlah penduduk Indonesia sekitar 278 juta jiwa, maka kebutuhan dokter di Indonesia mencapai 278.000.

Baca juga: Dokter Bedah Ini Manfaatkan Lahan Sempit di Rumah untuk Beternak Lele

Sementara berdasarkan data dari Kemenkes dokter eksisting berjumlah sekitar 140.000 jiwa (per 2023).

"Ini artinya ada kekurangan jumlah dokter sekitar 138.000 orang," ujarnya, dikutip dari Antara

Dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta Dina Listiorini menyampaikan, yang harus lebih diperhatikan bukan hanya jumlah dokter tapi juga pemerataan.

Ia menjelaskan, banyak dokter yang terpusat di Jawa, namun masih kurang di daerah Indonesia timur. Hal ini berdampak pada perkembangan industri kesehatan dan berdampak pada produksi obat.

Contohnya di Indonesia Timur, Papua, ada persoalan terkait kelangkaan dokter dan obat sehingga pasien meninggal.

Baca juga: Agincourt Gelar Dokter Spesialis Masuk Desa, 143 Warga Tapanuli Selatan Terlayani

Sebagai informasi, tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

Usai debat pertama Pilpres 2024 pada 12 Desember 2023, debat kedua 22 Desember 2023, debat ketiga 7 Januari 2024, dan debat keempat pada 21 Januari 2024, KPU menggelar debat kelima di Balai Sidang Jakarta.

Tema debat terakhir ini adalah kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com