Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Energi Terbarukan Indonesia Jauh Tertinggal dari Tren Global

Kompas.com - 08/05/2024, 16:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pertumbuhan tenaga surya dan angin mendorong listrik energi terbarukan dunia melampaui 30 persen untuk pertama kalinya pada 2023.

Sayangnya, pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia tak setinggi tren global, bahkan cukup tertinggal, dengan hanya 20 persen listrik berasal dari energi terbarukan pada 2022.

Hal tersebut mengacu laporan tahunan “Global Electricity Review 2024” yang dirilis EMBER, sebuah lembaga think tank global.

Laporan ini menyebutkan, sejak 2000, listrik berbasis energi terbarukan di dunia telah meningkat dari 19 persen menjadi lebih dari 30 persen. Kondisi ini didorong oleh peningkatan penggunaan tenaga surya dan angin dari 0,2 persen pada 2000 menjadi 13,4 persen pada 2023.

Baca juga: Bukan Cuma Energi Terbarukan, Green Jobs Cakup Semua Sektor

Berkat hal itu, intensitas emisi CO2 dari pembangkit listrik global mencapai rekor terendah pada 2023, 12 persen lebih rendah dari puncak intensitas CO2 global pada 2007.

“Masa depan berbasis energi terbarukan kini mulai menjadi kenyataan,” kata Direktur Program Asia, EMBER, Aditya Lolla, dalam pernyataannya, Rabu (8/5/2024). 

Menurutnya, energi terbarukan khususnya tenaga surya, tumbuh dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebagai informasi, Global Electricity Review menyajikan tinjauan komprehensif pertama mengenai sistem ketenagalistrikan global pada 2023 berdasarkan data berbagai negara.

Laporan yang terbit pada Rabu (8/5/2024) ini dilengkapi kumpulan data terbuka pertama di dunia tentang pembangkitan listrik tahun 2023, mencakup 80 negara dan mewakili 92 persen permintaan listrik global, serta data historis untuk 215 negara.

Indonesia masih tertinggal

Meski pertumbuhannya di global tinggi, kata dia, Indonesia belum mengalami pertumbuhan serupa. Indonesia juga kalah dari negara ASEAN lain, dengan pembangkitan listrik bertenaga surya dan angin di Indonesia hanya mencapai 0,2 persen pada 2022.

Baca juga: Desentralisasi Energi Baru Terbarukan di Desa

Padahal, negara ASEAN seperti Vietnam telah mencapai 13 persen listrik dari tenaga surya dan angin pada 2023.

Padahal, tak sekadar mengurangi emisi, peningkatan listrik bersih dibutuhkan untuk memenuhi pertumbuhan permintaan setrum di tengah tren ekonomi hijau guna mengatasi perubahan iklim.

“Seiring dengan dunia yang berlomba-lomba mengadopsi energi terbarukan, Indonesia tidak boleh ketinggalan dibandingkan Vietnam dan India. Perusahaan dan investor semakin menuntut ketersediaan energi bersih untuk investasi mereka,” kata Managing Director Energy Shift Institute, Putra Adhiguna. 

Adapun tenaga surya jadi pemasok utama pertumbuhan listrik di seluruh dunia, yang menghasilkan tambahan dua kali lebih banyak dibandingkan batu bara pada 2023.

Tenaga surya mempertahankan status sebagai sumber listrik dengan pertumbuhan tercepat di dunia selama 19 tahun berturut-turut, melampaui tenaga angin, dan menjadikannya sumber listrik baru terbesar selama dua tahun berturut-turut.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss

Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss

LSM/Figur
Kemenko Marves dan IGCN Kolaborasi Pusat Unggulan Rumput Laut

Kemenko Marves dan IGCN Kolaborasi Pusat Unggulan Rumput Laut

Pemerintah
Studi: Industri Peternakan Sapi Dapat Kurangi Emisi Hingga 30 Persen

Studi: Industri Peternakan Sapi Dapat Kurangi Emisi Hingga 30 Persen

Pemerintah
RGE Komitmen Dukung Transisi Energi Hijau, Targetkan 90 Persen Energi Bersih pada 2030

RGE Komitmen Dukung Transisi Energi Hijau, Targetkan 90 Persen Energi Bersih pada 2030

Swasta
Berkat Program CSR Vinilon Group dan Solar Chapter, Warga Desa Banuan Kini Merdeka Air Bersih

Berkat Program CSR Vinilon Group dan Solar Chapter, Warga Desa Banuan Kini Merdeka Air Bersih

Swasta
Kelola Limbah Plastik, Amandina Raih Penghargaan 'ESG Tech Environmental Services'

Kelola Limbah Plastik, Amandina Raih Penghargaan "ESG Tech Environmental Services"

Swasta
PBB: Planet yang Sehat  Disumbang dari Laut yang Juga Sehat

PBB: Planet yang Sehat Disumbang dari Laut yang Juga Sehat

LSM/Figur
Perlindungan Terhadap Biodiversitas Tingkatkan Perekonomian Bangsa

Perlindungan Terhadap Biodiversitas Tingkatkan Perekonomian Bangsa

Pemerintah
Pemerintah Ungkap Indonesia Punya Potensi Energi Surya 3.300 GW

Pemerintah Ungkap Indonesia Punya Potensi Energi Surya 3.300 GW

Pemerintah
Mengintip Strategi Efisiensi Energi Sido Muncul hingga Raih Lestari Awards 2024

Mengintip Strategi Efisiensi Energi Sido Muncul hingga Raih Lestari Awards 2024

Swasta
HUT Ke-70 SGM, Beri Dukungan Gizi dan Pendidikan untuk Generasi Indonesia

HUT Ke-70 SGM, Beri Dukungan Gizi dan Pendidikan untuk Generasi Indonesia

Swasta
Potensi Laut RI Melimpah, Tapi Baru Sumbang 7,9 Persen PDB

Potensi Laut RI Melimpah, Tapi Baru Sumbang 7,9 Persen PDB

Pemerintah
Standar Penegakan Hukum Jadi Katalis Investasi Keuangan Berkelanjutan

Standar Penegakan Hukum Jadi Katalis Investasi Keuangan Berkelanjutan

LSM/Figur
Sri Mulyani Serukan Sinyaling Harga Karbon Internasional

Sri Mulyani Serukan Sinyaling Harga Karbon Internasional

Pemerintah
China Berkomitmen Terapkan Tata Kelola Keanekaragaman Hayati

China Berkomitmen Terapkan Tata Kelola Keanekaragaman Hayati

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau