Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Elektronik Rumahan Punya Peran Besar dalam Transisi Energi

Kompas.com - 11/06/2024, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Program Manager CLASP Indonesia Nanik Rahmawati mengatakan, selama ini peran alat elektronik rumahan yang hemat energi masih sering dipandang sebelah mata dalam konteks transisi energi.

Padahal, alat elektronik hemat energi dapat membantu menurunkan emisi secara signifikan dengan cost effective alias pembiayaan yang efektif.

"Peran peralatan elektronik hemat energi sangat krusial sebetulnya untuk menurunkan emisi ke depan," kata Nanik di Bogor, Senin (10/6/2024).

Baca juga: Emil Salim Institute Luncurkan Buku Transisi Energi, Energi Baru dan Terbarukan

Menurut publikasi CLASP berjudul Net Zero Hero, peralatan elektronik bertanggung jawab atas 39,3 persen emisi karbon dioksida terkait energi di seluruh dunia.

Emisi tersebut sama dengan kira-kira total emisi karbon dioksida dari China, Eropa, dan Brasil.

Di samping itu, penggunaan alat elektronik hemat energi akan berdampak langsung terhadap beban daya listrik yang digunakan sehari-hari.

Di Indonesia, peralatan hemat energi diatur melalui Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Label Tanda Hemat Energi (LTHE).

Baca juga: Paramount dan noovoleum Olah Minyak Jelantah Jadi Energi Terbarukan

Semakin banyak bintang LTHE pada sebuah peralatan elektronik, maka semakin efisien konsumsi energinya. Sehingga semakin murah tagihan yang didapatkan.

Di sisi lain, pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai SKEM dan LTHE masih sangat minim yakni 6 persen menurut survei CLASP Residential End Use Survey 2019.

"Penting untuk tidak sekadar membangun pembangkit listrik. Tapi juga perlu mitigasi di sektor permintaan melalui SKEM dan LTHE," ujar Nanik.

Koordinator Pengawasan Konservasi Energi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Endra Dedy Tamtama mengatakan, kini ada tujuh peralatan telah diwajibkan mencantumkan SKEM dan LTHE.

Baca juga: Sekjen PBB Sebut Industri Energi Fosil Godfather Krisis Iklim

Ketujuh peralatan elektronik itu adalah pengkondisi udara atau AC, penanak nasi, kipas angin, kulkas, lampu LED, televisi, dan showcase (lemari pendingin minuman).

Endra berujar, penerapan energi efisiensi, salah satunya dengan penggunaan alat elektronik hemat energi, adalah hal yang paling mudah diterapkan daripada membangun pembangkit listrik.

"Lebih mudah melakukan efisiensi energi daripada membangun (pembangkit) EBT (energi baru terbarukan) karena membutuhkan lahan dan lain sebagainya," papar Endra.

Ketika melakukan efisiensi energi secara besar-besaran di semua sektor, termasuk penggunaan alat hemat enerfi, kebutuhan akan listrik bisa ditekan.

Sehingga, hal tersebut dapat membantu mengurangi investasi yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit.

Baca juga: DMO Bikin RI Ketergantungan Batu Bara, Susah Move On ke Energi Terbarukan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau