Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marsh Indonesia: Isu Lingkungan Jadi Catatan Penting "Risiko Global 2024"

Kompas.com - 21/08/2024, 10:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - World Economic Forum (WEF) dalam "The Global Risks Report 2024" memberikan garis tebal pada isu lingkungan sebagai faktor risiko dinilai paling berdampak dalam dua atau sepuluh tahun ke depan.

Dalam riset "The Global Risks Report 2024" ini, WEF melibatkan 1.490 responden lintas akademisi, dunia bisnis, pemerintah, hingga pemangku kepentingan terkait dari berbagai negara.

Risiko lingkungan mendominasi lanskap risiko dalam semua jangka waktu. Hal ini juga dilihat sebagai risiko paling parah kedua dalam jangka waktu dua tahun dan hampir semua risiko lingkungan masuk dalam 10 besar dalam jangka panjang.

Untuk risiko global yang dinilai berdampak untuk dua tahun ke depan posisi pertama ditempati oleh risiko "misinformasi dan diinformasi" diikuti oleh kekhawatiran akan "cuaca ekstrim di posisi kedua, dan "polarisasi sosial" di posisi ketiga.

Sedangkan risiko global untuk 10 tahun ke depan "The Global Risks Report 2024" didominasi isu lingkungan, yakni: "cuaca ekstrim" (posisi pertama), "perubahan kritis kondisi bumi" (kedua), "kehilangan keanekaragaman hayati dan runtuhnya ekosistem" (ketiga), serta "berkurangnya sumber daya alam" (keempat).

Lebih jauh, CEO of Marsh McLennan Indonesia and President Director of Marsh Indonesia, Douglas Ure (19/8/2024) menyampaikan, untuk pemimpin bisnis di Asia Tenggara setidaknya ada dua isu teratas dinilai menjadi risiko yang perlu mendapat perhatian: pelemahan ekonomi dan cuaca ekstrim atau polusi.

Mengutip data yang sama dari "The Global Risks Report 2024", Douglas mengungkapkan dua isu ini menjadi perhatian khusus bagi responden Indonesia, Filipina, dan Thailand.

"Dalam sepuluh tahun ke depan, isu lingkungan ini menjadi perhatian khusus, tidak hanya bagi Indonesia melainkan juga bagi banyak negara. Oleh karenanya, Marsh bekerja sama dengan berbagai organisasi untuk meminimalkan dampak itu," ungkap Douglas.

"Sisi lain, kami juga membantu banyak organisasi atau perusahaan dalam mengimplementasikan ESG (Environmental, Social, and Governance) dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan," jelasnya.

Baca juga: Teknologi Ramah Lingkungan: Pengertian dan Contohnya

Untuk itu, lanjut Douglas, pihaknya membantu perusahaan tidak hanya melihat isu lingkungan sebagai bagian dari strategi meminimalkan dampak risiko melainkan juga bentuk investasi masa depan.

Dalam kesempatan sama, SVP Business Development Leader Marsh Indonesia, Nova Tambunan menegaskan, sebagai bagian dari riset "The Global Risks Report 2024" pihaknya memiliki tanggungjawab besar untuk melakukan edukasi.

"Banyak event yang kami buat seperti seminar, bekerja sama dengan misalnya dengan asosiasi menajemen risiko Indonesia, secara rutin 4 kali setahun, untuk melakukan edukasi terkait persoalan ESG ini," jelasnya.

Nova juga menyampaikan, saat ini Marsh Indonesia memberikan dukungan lewat akses gratis untuk ESG Restrating Report sebagai bagian komitmen melakukan edukasi ESG bagi perusahaan yang menjadi mitra Marsh Indonesia.

Inisiatif "Marsh CCare"

Terkait hal itu, VP Marketing & Communication Leader Marsh Indonesia, Deasy Soelistyo mengungkapkan, pihaknya meluncurkan inisiatif Marsh Centre for Climate Adaptation and Resilience Excellence (CCARE).

Inisiatif Marsh Asia ini membantu perusahaan untuk secara efektif melakukan adaptasi strategi bisnis dalam merespons perubahan iklim.

Laporan "The Economics of Climate Change: Impacts for Asia" menyebut, 26,5 persen PDB Asia dapat berisiko jika tidak ada tindakan terhadap perubahan iklim dilakukan pada tahun 2050. Hal ini dapat menyebabkan dampak luas pada berbagai sektor, termasuk infrastruktur, sektor pertanian, kesehatan masyarakat, dan ekonomi.

Sementara sektor swasta dinilai juga memiliki peran penting untuk terlibat dan perlu membuat komitmen kuat untuk mengatasi dan beradaptasi pada isu perubahan iklim ini.

"Untuk itu, Marsh Asia menginisiasi CCARE, sebuah inisiatif dengan fokus awal pada pemberdayaan bisnis di sektor komunikasi dan teknologi, energi dan tenaga listrik, serta pertanian untuk secara efektif mengubah strategi bisnis mereka sebagai tanggapan terhadap perubahan iklim," jelas Dea.

CCARE yang didukung para ahli manajemen risiko, perubahan iklim, dan ahli industri memberikan dukungan dalam bentuk asesmen, mengintegrasikan strategi bisnis dan aksi perubahan iklim, hingga mempersiapkan langkah-langkah manajemen risiko menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada keberlanjutan hingga perekonomian global.

Baca juga: Pengembangan Potensi Sawit Masih Terkendala Teknologi dan Isu Lingkungan

"Marsh CCARE memiliki pengetahuan dan pengalaman luas dengan tim ahli terdiri dari lebih dari 100 ahli khusus dalam risiko dan strategi iklim, ketahanan bisnis, dan teknik, yang berbasis di Asia," ungkap Dea.

Tim ini telah menilai dampak bahaya iklim pada lebih dari US$1 triliun nilai aset di Asia pada tahun 2023. Keahlian Marsh CCARE juga telah memberikan manfaat pada komunitas ilmiah lewat dari 20 publikasi ilmiah terkait risiko iklim.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cerita dari Desa Watulabara di NTT, Merdeka dari Krisis Air
Cerita dari Desa Watulabara di NTT, Merdeka dari Krisis Air
Swasta
Satgas Lingkungan Berkelanjutan Pergubi Arusutamakan Isu Iklim dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
Satgas Lingkungan Berkelanjutan Pergubi Arusutamakan Isu Iklim dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
LSM/Figur
Greenpeace: KTT ke-27 ASEAN Jadi Momentum Hentikan Kabut Asap Lintas Batas
Greenpeace: KTT ke-27 ASEAN Jadi Momentum Hentikan Kabut Asap Lintas Batas
LSM/Figur
Tren Kepunahan Melambat, Tapi Ancaman Aktivitas Manusia Tetap Tinggi
Tren Kepunahan Melambat, Tapi Ancaman Aktivitas Manusia Tetap Tinggi
Pemerintah
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Wajib Kembangkan Teknologi Penghilang Karbon
Perusahaan Bahan Bakar Fosil Wajib Kembangkan Teknologi Penghilang Karbon
Pemerintah
Pajak Makanan, Solusi Ganda Selamatkan Nyawa Sekaligus Iklim
Pajak Makanan, Solusi Ganda Selamatkan Nyawa Sekaligus Iklim
Pemerintah
Mengubah Wajah Kampung Nelayan di Pesisir untuk Entaskan Kemiskinan
Mengubah Wajah Kampung Nelayan di Pesisir untuk Entaskan Kemiskinan
Pemerintah
Ancaman Abadi Sampah Plastik, Bertahan di Permukaan Laut Lebih dari 100 Tahun
Ancaman Abadi Sampah Plastik, Bertahan di Permukaan Laut Lebih dari 100 Tahun
LSM/Figur
Pemerintah Singapura: Dekarbonisasi Penting, Tapi Tak Boleh Korbankan Semua Hal
Pemerintah Singapura: Dekarbonisasi Penting, Tapi Tak Boleh Korbankan Semua Hal
Pemerintah
Sembcorp Luncurkan Proyek Energi Bersih Berskala Besar di Jurong Island
Sembcorp Luncurkan Proyek Energi Bersih Berskala Besar di Jurong Island
Swasta
Kasus Radiasi Cikande Jadi Peringatan, BRIN Minta Daerah Ekspor Perketat Pengawasan
Kasus Radiasi Cikande Jadi Peringatan, BRIN Minta Daerah Ekspor Perketat Pengawasan
Pemerintah
SIEW 2025: Singapura Perkuat Konektivitas Energi dengan Asean untuk Maksimalkan Energi Terbarukan
SIEW 2025: Singapura Perkuat Konektivitas Energi dengan Asean untuk Maksimalkan Energi Terbarukan
Pemerintah
BSN Dorong Tata Kelola Sertifikasi Produk yang Baik, Industri TIC Diminta Jaga Iklim Usaha
BSN Dorong Tata Kelola Sertifikasi Produk yang Baik, Industri TIC Diminta Jaga Iklim Usaha
Swasta
KLH Relokasi 91 Warga Cikande, Dekontaminasi Area Terus Digencarkan
KLH Relokasi 91 Warga Cikande, Dekontaminasi Area Terus Digencarkan
Pemerintah
SIEW 2025: Mengintip Upaya Singapura Maksimalkan Renewable Energy untuk Ketahanan Energi
SIEW 2025: Mengintip Upaya Singapura Maksimalkan Renewable Energy untuk Ketahanan Energi
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau