KOMPAS.com - Perubahan iklim yang melanda dunia menyebabkan beberapa tempat di muka Bumi kemungkinan besar tidak layak huni di masa depan.
Imbasnya, itu dapat menyebabkan migrasi massal.
World Bank menyebut, jika krisis iklim tidak ditangani, sekitar 26 juta orang mengungsi akibat bencana seperti kekeringan atau banjir.
Dan, diperkirakan sekitar 216 juta orang akan menjadi migran iklim internal (dalam negara) pada 2050 nanti.
Lantas siapa sih yang dimaksud dengan migran iklim?
Dikutip dari Eco Business, Senin (23/12/2024), International Organization for Migration mendefinisikan migran iklim sebagai orang-orang yang pindah karena perubahan lingkungan yang tiba-tiba atau progresif akibat perubahan iklim.
Perpindahan itu terjadi karena pilihan atau paksaan, baik itu di dalam suatu negara atau melintasi perbatasan internasional.
Baca juga: Apakah Perubahan Iklim Sebabkan Gempa Jadi Lebih Sering?
Sekitar 70 persen pengungsi dan orang terlantar di dunia berasal dari daerah rawan iklim.
Contohnya saja di wilayah Sahel, Afrika, meningkatnya suhu panas dan curah hujan yang tidak menentu meningkatkan persaingan air antara petani dan penggembala, yang pada gilirannya dapat memicu migrasi.
Mengidentifikasi migran iklim pun juga terbilang tak mudah karena pola dan waktu perpindahan yang bervariasi.
Beberapa orang mungkin bermigrasi sendiri, beberapa mungkin tercabut oleh guncangan iklim yang tiba-tiba, sementara yang lain mungkin direlokasi berdasarkan rencana pemerintah.
Tujuan Migran Iklim
Mayoritas migran iklim yang terlantar akibat perubahan iklim ini pindah ke suatu tempat di negara mereka.
Menurut laporan C40, jaringan global terdiri dari hampir 100 wali kota dari kota-kota terkemuka yang bertujuan untuk menghadapi krisis iklim, tercatat dalam 25 tahun ke depan, 8 juta migran akan pindah ke 10 kota di belahan bumi selatan jika risiko iklim tidak diatasi.
Misalnya saja kota seperti Mongla di Bangladesh barat daya yang telah berupaya menciptakan lapangan kerja dan rumah, serta menyediakan layanan bagi para migran.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya