KOMPAS.com - Komisi Eropa, badan eksekutif dari Uni Eropa, bakal memperkenalkan Label Emisi Penerbangan atau Flight Emissions Label (FEL) di "Benua Biru".
Melalui program tersebut, maskapai penerbangan bisa melaporkan emisi setiap penerbangan secara sukarela dengan standar yang telah dibuat.
Informasi tersebut memungkinkan calon penumpang mengetahui emisi karbon yang dihasilkan dari setiap penerbangan.
Baca juga: AS, China, dan India Penyumbang Emisi Karbon Terbesar dari Pariwisata
Sehingga calon penumpang bisa membandingkan emisi karbon dari setiap penerbangan dan memilih yang paling rendah.
"Label ini memastikan pelaporan emisi yang adil dan selaras serta mendukung tujuan nol emisi bersih penerbangan," kata Komisi Eropa, dikutip dari ESG News, Senin (23/12/204).
Komisi Eropa menyebutkan, FEL menggunakan metodologi yang mempertimbangkan beberapa faktor seperti jenis pesawat, jumlah penumpang rata-rata, volume angkutan, dan bahan bakar penerbangan yang digunakan.
Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa atau EASA akan mengawasi proses tersebut.
EASA juga menggunakan standar internasional yang canggih untuk memastikan estimasi karbon yang transparan dan adil berdasarkan data konsumsi riil.
Baca juga: Penumpang Kereta Api Bisa Tahu Jejak Karbon Perjalanan, Ini Caranya
Saat mencari penerbangan secara daring, penumpang akan melihat logo khusus dan data emisi untuk maskapai yang berpartisipasi dalam program tersebut.
Pada 1 Februari 2025, maskapai penerbangan yang beroperasi di dalam atau berangkat dari Eropa dapat ikut serta dengan mengirimkan data yang diperlukan ke EASA.
Label pertama akan dikeluarkan pada 1 Juli 2025, dan berlaku untuk penerbangan pada musim dingin 2025.
Label Emisi Penerbangan merupakan bagian dari komitmen Uni Eropa terhadap transparansi jejak karbon sektor penerbangan.
Langkah tersebut sekaligus memberdayakan penumpang untuk memilih opsi perjalanan yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Industri Tinggi Karbon Berhasil Pangkas Emisi Tapi Tidak Cukup Cepat
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya