Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Kecemasan Iklim dan Bagaimana Mengatasinya?

Kompas.com - 24/12/2024, 08:18 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perubahan iklim menyebabkan cuaca ekstrem dan bencana seperti banjir, badai, kekeringan, dan kebakaran hutan lebih sering terjadi.

Karenanya, tak heran jika kemudian berita mengenai peristiwa-peristiwa tersebut makin banyak kita jumpai.

Alih-alih tergerak mengatasi, beberapa dari kita mungkin malah mulai mengalami tekanan maupun kecemasan yang lebih tinggi saat terpapar informasi yang berkaitan perubahan iklim.

Dikutip dari laman resmi University of Colorado Boulder, Senin (23/12/2024), kecemasan akibat perubahan iklim (climate anxiety) mengacu pada perasaan tertekan yang terkait dengan dampak perubahan iklim.

Jenis tekanan ini sering kali berakar pada perasaan tidak pasti, kurangnya kendali, dan kekhawatiran atas kesejahteraan atau keselamatan.

Tidak seperti pemicu stres lainnya, yang sering kali bersifat pribadi, perubahan iklim lebih universal, kronis, dan sering kali tidak berwujud.

Baca juga: Apakah Perubahan Iklim Sebabkan Gempa Jadi Lebih Sering?

Karena itu, kecemasan akibat perubahan iklim berpotensi memengaruhi orang-orang dari semua lapisan masyarakat.

Survei dari American Psychological Association menemukan lebih dari dua pertiga orang Amerika Serikat mengalami beberapa bentuk kecemasan akibat iklim.

Emosi akibat iklim bisa berupa kesedihan, kemarahan, rasa malu, kehilangan, rasa bersalah, putus asa, kelelahan, dan lain sebagainya.

Perasaan ini dapat berasal dari banyak faktor, termasuk dampak langsung (misalnya, kehilangan tempat tinggal atau mata pencaharian) dan juga pengalaman tidak langsung di seluruh dunia, atau tekanan yang terkait dengan ancaman di masa depan atau eksistensial.

Lantas bagaimana mengatasi kecemasan iklim ini? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan.

Fokus pada apa yang bisa dikendalikan

Perubahan iklim adalah masalah yang kompleks. Ingatkan diri Anda bahwa perubahan iklim tidak dapat diselesaikan oleh satu orang, organisasi, atau pemerintah saja.

Meskipun itu mungkin terasa mengecewakan, ini juga merupakan pengingat yang baik untuk fokus pada apa yang berada dalam kendali Anda.

Misalnya dengan memilih pilihan makanan yang berdampak lebih kecil terhadap lingkungan dan mengubah cara bepergian.

Baca juga: Dampak Krisis Iklim terhadap Perempuan Lebih Berat

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Transisi Energi, Kerjasama Teknologi dengan China dan UAE Perlu

Transisi Energi, Kerjasama Teknologi dengan China dan UAE Perlu

Pemerintah
Transisi Energi Indonesia Lambat, Regulasi Tak Jelas Sebabnya

Transisi Energi Indonesia Lambat, Regulasi Tak Jelas Sebabnya

Pemerintah
Berdaya, Cerita Perjuangan Penyandang Disabilitas Wujudkan Usaha Mandiri bersama Nusantara Infrastructure

Berdaya, Cerita Perjuangan Penyandang Disabilitas Wujudkan Usaha Mandiri bersama Nusantara Infrastructure

Swasta
Dukung SDGs, Nusantara Infrastructure Bangun Ekosistem UMKM Inklusif untuk Penyandang Disabilitas

Dukung SDGs, Nusantara Infrastructure Bangun Ekosistem UMKM Inklusif untuk Penyandang Disabilitas

Swasta
5 Cara Merayakan Natal Lebih Berkelanjutan dari Rumah

5 Cara Merayakan Natal Lebih Berkelanjutan dari Rumah

LSM/Figur
Elektrifikasi Transportasi Jadi Kunci Pencapaian Target Net Zero 2060

Elektrifikasi Transportasi Jadi Kunci Pencapaian Target Net Zero 2060

Pemerintah
6 Strategi Google Jawab Tantangan Energi pada 2024

6 Strategi Google Jawab Tantangan Energi pada 2024

Pemerintah
Pendekatan Terpadu Jadi Solusi Hadapi Krisis Dunia

Pendekatan Terpadu Jadi Solusi Hadapi Krisis Dunia

Pemerintah
Kerugian Ganda Insentif Pajak Industri Plastik: Pendapatan Negara Hilang dan Rusak Lingkungan

Kerugian Ganda Insentif Pajak Industri Plastik: Pendapatan Negara Hilang dan Rusak Lingkungan

LSM/Figur
Pikirkan Penggunaan Label Digital untuk Kurangi Sampah Makanan

Pikirkan Penggunaan Label Digital untuk Kurangi Sampah Makanan

Swasta
2024, Transisi Energi Indonesia Lamban, Sektor Transportasi Membaik

2024, Transisi Energi Indonesia Lamban, Sektor Transportasi Membaik

Pemerintah
Studi: Ekspor Biomassa RI ke Jepang Melonjak Besar-besaran

Studi: Ekspor Biomassa RI ke Jepang Melonjak Besar-besaran

LSM/Figur
RS Atma Jaya Kembangkan Penelitian Jamu untuk Pengobatan Modern

RS Atma Jaya Kembangkan Penelitian Jamu untuk Pengobatan Modern

Swasta
Label Emisi Penerbangan Bakal Diluncurkan di Eropa, Penumpang Bisa Bandingkan Jejak Karbon

Label Emisi Penerbangan Bakal Diluncurkan di Eropa, Penumpang Bisa Bandingkan Jejak Karbon

Pemerintah
Natal 2024: PGI Ajak Umat Kristen Lebih Peduli Isu Perubahan Iklim

Natal 2024: PGI Ajak Umat Kristen Lebih Peduli Isu Perubahan Iklim

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau