Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawa Barat Bisa Alami Ledakan Sampah Bila Pengelolaan Limbah Buruk

Kompas.com - 30/01/2025, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Jawa Barat bakal mengalami ledakan sampah di warga Bandung Raya tidak mengelola limbah yang mereka hasilkan dengan baik.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Herman Suryatman selepas meninjau Oxbow Cicukang, Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Selasa (28/1/2025).

Herman menyebutkan tumpukan sampah yang luar biasa banyak di Oxbow Cicukang sebagai salah satu contohnya.

Baca juga: Cemari Pantai di Bali, Sampah dari 4 Sungai di Jawa Bakal Ditangani

Adapun kawasan Oxbow Cicukang sendiri, kata Herman, merupakan sungai mati sepanjang kurang lebih satu kilometer.

Kini kondisinya memprihatinkan karena dipenuhi sampah yang sebagian besar kiriman dari wilayah Bandung Raya lainnya, hingga akhirnya bermuara di lokasi tersebut.

"Karenanya kepada warga Bandung Raya, saya Sekda Jabar mohon pada semuanya agar kelola sampah (dengan baik) dari sekarang. Kalau tidak, maka akan terjadi ledakan sampah, dan itu tidak boleh terjadi," kata Herman, sebagaimana dilansir Antara.

Ia menegaskan, persoalan sampah harus diselesaikan sejak dari hulunya, yakni tingkat rumah tangga.

Baca juga: Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Salah satu caranya yakni memilah dan mengurangi sampah di rumah masing-masing dengan menerapkan prinsip kurangi, gunakan kembali, dan daur ulang atau reduce, reuse, recycle (3R).

Selain rumah tangga, prinsip tersebut juga harus dilakukan oleh kantor perusahaan, pabrik, hotel, restoran, dan semua jenis usaha dan fasilitas.

Herman menuturkan, jika pengelolaan sampah di rumah tangga, kantor perusahaan, hotel, dan restoran dilakukan dengan baik, setidaknya 50 persen masalah sampah sudah selesai. 

"Di tingkat lingkungan rumah tangga, 30 persen bisa ditangani. Hanya tersisa 20 persen residu yang akan dibuang ke tempat pembuangan akhir," papar Harman.

Herman juga menjelaskan pentingnya pengelolaan yang terukur untuk memastikan kapasitas Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Sarimukti tetap memadai hingga tahun 2027.

Baca juga: Olah 2.500 Ton Sampah Per Hari, RDF Plant Jakarta Terbesar di Dunia

Dengan demikian, TPPAS Legok Nangka yang direncanakan beroperasi pada 2028 dapat mengantisipasi permasalahan sampah secara berkelanjutan.

Pembersihan di Oxbow Cicukang saat ini tengah dilakukan. Area yang telah dibersihkan mencakup 300 meter persegi, dengan total 200 ton sampah berhasil diangkut. 

Akan tetapi, masih terdapat sekitar 700 meter persegi sisa area yang belum dibersihkan, dengan estimasi volume sampah mencapai 650 ton.

Pembersihan sisa sampah di wilayah tersebut ditargetkan rampung selambatnya pertengahan Februari 2025.

Herman mengatakan, pihaknya telah mengonsolidasikan sejumlah perangkat kerja dan komunitas pegiat lingkungan untuk turut membersihkan sampah di sana.

Baca juga: SIG Manfaatkan Sampah Padat Perkotaan untuk Dijadikan Sumber Energi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Unhans dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

Unhans dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

LSM/Figur
Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Pemerintah
MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

BUMN
Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Swasta
Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

LSM/Figur
Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Pemerintah
Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

LSM/Figur
KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

Pemerintah
75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

LSM/Figur
Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemerintah
KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

Swasta
Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Pemerintah
Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

LSM/Figur
Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

LSM/Figur
Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau