Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 18 April 2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Lembaga think tank Institute for Essential Service Reform (IESR) mendorong penguatan kemitraan pembangunan hijau dalam peringatan 75 tahun hubungan Indonesia dan China.

Direktur Eksekutif IESR menuturkan, kolaborasi antara kedua negara penting untuk mendukung transisi energi dan transformasi ekonomi Indonesia menuju net zero emissions dan selaras dengan target Persetujuan Paris. 

Fabby menekankan, berdasarkan kajian terbaru IESR terdapat 333 gigawatt (GW) proyek energi terbarukan skala utilitas di Indonesia yang bisa dikembangkan dan layak secara finansial. 

Baca juga: Krisis Pekerja Hijau Landa Dunia, Transisi Berisiko Terhambat

Pemanfaatan potensi ini akan mendukung Indonesia menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2045 dan ekonomi rendah karbon.

Fabby menyatakan, dengan China sebagai pemimpin global dalam pembangunan infrastruktur dan manufaktur energi terbarukan, kerja sama antara kedua negara akan saling menguntungkan dan mendukung ambisi pembangunan jangka panjang masing-masing pihak.

Dia juga menuturkan, kerja sama di sektor energi bersih dapat membantu pengembangan proyek Belt and Road (BRI) hijau yang berdampak pada penurunan emisi, mengingat posisi Indonesia sebagai penerima utama. 

"Proyek yang didanai oleh BRI dapat diprioritaskan pada investasi energi terbarukan, substitusi  pembangkit listrik energi fosil, serta pengembangan rantai pasok dan manufaktur teknologi energi bersih," kata Fabby dikutip dari siaran pers, Kamis (17/4/2025).

Menurut Fabby, BRI berperan multifungsi bagi China dan Indonesia.

Baca juga: Kurangi Dampak Lingkungan, Bandara Heathrow Umumkan Inisiatif Hijau Baru

BRI hijau juga berpotensi mendorong pemberdayaan masyarakat, meningkatkan perdagangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Manajer Program Diplomasi Iklim dan Energi IESR Arief Rosadi bertutur, selain kerja sama antarpemerintah, ada potensi untuk memperluas kolaborasi melalui dialog antar masyarakat.

Menuturnya, dialog yang efektif di tingkat masyarakat antara China dan Indonesia dapat membuka ruang pembelajaran dari pengalaman "Negeri Panda" dalam mentransformasi ekonominya menuju pembangunan hijau.

"Serta berbagi praktik terbaik yang dapat menginspirasi pemangku kepentingan Indonesia untuk mengadopsi praktik berkelanjutan dan teknologi baru," ujar Arief. 

Arief menegaskan, perayaan 75 tahun hubungan diplomatik ini bukan sekadar peringatan sejarah, tetapi juga peluang bagi kedua negara untuk mempererat kerja sama dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. 

Baca juga: Schneider Sediakan 50.000 Data untuk Bantu Profesional Kembangkan Konstruksi Hijau

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau