Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Pencemar Terbesar Dunia Lewatkan Tenggat Waktu Target Iklim

Kompas.com - 11/02/2025, 15:12 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sementara itu Evans Njewa, diplomat Malawi dan ketua kelompok Negara-negara Terbelakang, mengatakan banyak negara miskin tidak memiliki sumber daya keuangan dan keahlian teknis untuk menyusun kebijakan ekonomi yang kompleks seperti itu.

"Penghasil emisi besar, yang polusi historis dan berkelanjutannya telah mendorong krisis iklim, harus bertanggung jawab dan memimpin dengan memberi contoh," katanya.

Negara-negara secara konsisten terlambat mengajukan pembaruan berkala untuk NDC mereka sejak kesepakatan Paris ditandatangani pada tahun 2015.

"Krisis iklim yang memburuk tidak akan menunggu atau menghentikan dampak bencananya karena negara-negara menunda rencana aksi mereka," kata Tracy Carty dari Greenpeace International.

Linda Kalcher, direktur eksekutif lembaga pemikir Strategic Perspectives, mengatakan dalam beberapa kasus lebih baik negara-negara bekerja untuk menyempurnakan proposal yang berkualitas, daripada terburu-buru mengeluarkan sesuatu yang lebih lemah.

"Kekhawatirannya adalah jika terlalu banyak negara menunda itu dapat menimbulkan persepsi bahwa mereka tidak bersedia bertindak," paparnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jakarta Utara Disiapkan Jadi Contoh Pengelolaan Sampah di Indonesia

Jakarta Utara Disiapkan Jadi Contoh Pengelolaan Sampah di Indonesia

Pemerintah
Eksplorasi Metode Konversi Etanol ke Bensin Buka Potensi Energi Hijau Indonesia

Eksplorasi Metode Konversi Etanol ke Bensin Buka Potensi Energi Hijau Indonesia

LSM/Figur
Aksi Iklim Tak Boleh Gulung Tikar

Aksi Iklim Tak Boleh Gulung Tikar

Pemerintah
MIND ID Grup Ubah Sampah Plastik Jadi Media Tanam di Fasilitas Nursery

MIND ID Grup Ubah Sampah Plastik Jadi Media Tanam di Fasilitas Nursery

Swasta
Ketika Presiden AS Ikut Campur Urusan Sedotan Plastik...

Ketika Presiden AS Ikut Campur Urusan Sedotan Plastik...

Pemerintah
Teknologi dan Infrastruktur Tak Cukup untuk Capai Target Emisi 2050

Teknologi dan Infrastruktur Tak Cukup untuk Capai Target Emisi 2050

LSM/Figur
Negara Pencemar Terbesar Dunia Lewatkan Tenggat Waktu Target Iklim

Negara Pencemar Terbesar Dunia Lewatkan Tenggat Waktu Target Iklim

Pemerintah
Kebijakan dan Tujuan Lingkungan Ihwal Sampah Plastik Belum Selaras

Kebijakan dan Tujuan Lingkungan Ihwal Sampah Plastik Belum Selaras

LSM/Figur
Investor Pilih Label Hijau, Kabar Baik Sekaligus Alarm Greenwashing

Investor Pilih Label Hijau, Kabar Baik Sekaligus Alarm Greenwashing

Swasta
Minuman dalam Kemasan Plastik Kecil Paling Berbahaya bagi Lingkungan

Minuman dalam Kemasan Plastik Kecil Paling Berbahaya bagi Lingkungan

LSM/Figur
UNICEF: 100 Kematian Anak per Hari di Asia Timur Terkait Polusi Udara

UNICEF: 100 Kematian Anak per Hari di Asia Timur Terkait Polusi Udara

LSM/Figur
Australia Suntik Investasi Rp 130 Miliar untuk Energi Terbarukan hingga Pengelolaan Limbah

Australia Suntik Investasi Rp 130 Miliar untuk Energi Terbarukan hingga Pengelolaan Limbah

Pemerintah
Indonesia Jangan Muram, Kejar Ketertinggalan lewat Riset Biodiversitas

Indonesia Jangan Muram, Kejar Ketertinggalan lewat Riset Biodiversitas

LSM/Figur
Guru Besar IPB: Limbah Cair Pabrik Sawit Punya Nilai Ekonomi Jika Diolah

Guru Besar IPB: Limbah Cair Pabrik Sawit Punya Nilai Ekonomi Jika Diolah

LSM/Figur
Cek Kesehatan Gratis Dimulai, Limbah Medis Perlu Serta Jadi Perhatian

Cek Kesehatan Gratis Dimulai, Limbah Medis Perlu Serta Jadi Perhatian

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau