KOMPAS.com - Perusahaan global penyedia jasa asuransi, pajak, dan konsultan Grant Thornton Indonesia mengungkap, ada sejumlah faktor kunci untuk mempercepat pencapaian kesetaraan gender dalam kepemimpinan bisnis.
CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani menuturkan, kesetaraan bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan bisnis yang lebih inovatif, kompetitif, dan berkelanjutan bagi masa depan.
"Perusahaan harus mengambil tindakan nyata agar tidak kehilangan generasi pemimpin perempuan yang berpotensi membawa perubahan besar bagi industri dan ekonomi," ujar Johanna, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (9/3/2025).
Baca juga: Pemerintah Daerah Perlu Pahami Perspektif Gender saat Pembuatan Kebijakan
Johanna menekankan, ada tiga langkah strategis penting yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk mengakselerasi keseimbangan gender.
Pertama, penetapan target ambisius pada posisi level manajemen senior.
Menurut dia, perusahaan perlu memiliki target yang jelas terkait persentase perempuan pada jenjang manajemen senior, termasuk menentukan posisi strategis tertentu yang diharapkan.
Kedua, komitmen pada dukungan di setiap tahap karier perempuan melalui program pembinaan karier dan pengembangan profesional.
Baca juga: BNI Implementasikan Kesetaraan Gender di Ruang Kerja
"Jika karyawan perempuan yang berbakat tidak mendapatkan dukungan yang memadai, perusahaan berisiko kehilangan potensi pertumbuhan yang signifikan," ujar Johanna.
Ketiga, mendorong keseimbangan gender dalam rantai pasokan dan kemitraan bisnis.
Ia mengungkapkan, perusahaan memiliki pengaruh besar dalam mendorong perubahan di ekosistem bisnis mereka.
Dengan mendorong mitra bisnis, investor, dan pemasok untuk meningkatkan keseimbangan gender dalam tim, maka perusahaan dapat membantu mempercepat adopsi strategi keberagaman di sektor bisnis yang lebih luas.
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 2025, Grant Thornton Indonesia kembali merilis laporan tahunan Women in Business yang mengulas perkembangan para perempuan dalam menempati level manajemen senior perusahaan secara global.
Baca juga: Desentralisasi Energi Terbarukan Butuh Penguatan Inklusi Gender
Laporan Women in Business 2025 menunjukkan bahwa secara global, perempuan masih lebih banyak menduduki posisi kepemimpinan di bidang sumber daya manusia dan keuangan.
Adapun Chief Human Resources Officer (CHRO) menjadi posisi dengan keterwakilan perempuan tertinggi mencapai 47,6 persen, diikuti oleh Chief Financial Officer (CFO) sebesar 44,6 persen dan Chief Marketing Officer (CMO) sebesar 33,3 persen.
Namun demikian, jumlah perempuan yang menempati posisi tertinggi sebagai CEO masih tertinggal, hanya 21,7 persen perusahaan menengah yang dipimpin oleh perempuan.
Menurut dia, hal ini menegaskan bahwa masih ada tantangan besar secara global dalam memastikan lebih banyak perempuan dapat mencapai posisi kepemimpinan tertinggi di perusahaan.
"Hari Perempuan Internasional 2025 bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga pengingat bahwa kita harus bergerak lebih cepat dalam mencapai kesetaraan gender di tempat kerja," papar Johanna.
Baca juga: Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya