KOMPAS.com - Perusahaan teknologi Google meluncurkan laporan jejak karbon untuk para pengiklan di platformnya.
Dengan adanya laporan atau data itu, pengiklan memungkinkan mengukur serta mengelola emisi karbon dari aktivitas periklanan mereka.
Menurut Google, seperti dikutip dari ESG Today, Kamis (13/3/2025), peluncuran laporan tersebut muncul karena peraturan pelaporan keberlanjutan--misalnya arahan CSRD Uni Eropa, yang mengharuskan perusahaan untuk memberikan laporan komprehensif dan berbasis data tentang emisi rantai lain, termasuk aktivitas pemasaran.
Baca juga: Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek Biochar di India
Peluncuran laporan jejak karbon juga tak lepas dari kepentingan konsumen. Seperti yang kita ketahui konsumen semakin mempertimbangkan keberlanjutan dan perubahan iklim dalam perilaku pembelian mereka.
Laporan itu nantinya akan memberikan data pihak pertama kepada pengiklan untuk membantu melacak emisi di seluruh platform periklanan Google, mulai dari Display & Video 360, Search Ads 360, Campaign Manager 360, dan Google Ads.
Lebih lanjut, laporan juga akan memberikan rincian data emisi Cakupan 1,2,dan 3 yang sesuai dengan Protokol Gas Rumah Kaca dan Kerangka Kerja Keberlanjutan Media Global Ad Net Zero.
"Bagi para pengiklan yang memprioritaskan keberlanjutan, pengukuran merupakan dasar untuk menetapkan pemasaran dan sasaran nol bersih yang dapat ditindaklanjuti dan efektif," ungkap Adam Elman, Direktur Keberlanjutan di Google.
"Mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam strategi pemasaran dan pengukuran berpotensi membantu mendorong nilai bisnis dan memenuhi permintaan untuk tindakan nol bersih,” katanya lagi.
Baca juga: Tekan Polusi Udara dari Kawasan Industri, Pemerintah Uji Emisi Kendaraan Besar
Elman juga menyebut bahwa beberapa perusahaan seperti L’Oréal, Carwow, Giffgaff dan LVMH telah mencoba untuk menggunakan laporan tersebut.
"Dengan menggunakan data aktivitas pihak pertama yang jauh lebih tepat, kami dapat melihat bahwa emisi karbon kami dari Google Ads jauh lebih kecil daripada perkiraan awal kami. Ini berarti kami sekarang dapat menyeimbangkan kembali prioritas strategi pengurangan karbon kami secara keseluruhan,” papar Ben Carter, Kepala Pelanggan dan Pemasaran di Carwow.
Google mengatakan untuk sementara laporan jejak karbon baru tersedia untuk pengiklan tertentu namun di masa mendatang data akan tersedia lebih luas.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya