KOMPAS.com - PT Cirebon Electric Power (Cirebon Power) menyatakan siap mengikuti seluruh tahapan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Unit 1 Cirebon yang ditetapkan oleh pemerintah.
Hal tersebut disampaikan Wakil Direktur Utama Cirebon Power Joseph Pangalila di Cirebon, Selasa (18/3/2025).
Joseph mengatakan, langkah ini sejalan dengan komitmen transisi energi nasional guna mengurangi emisi gas rumah kaca.
Baca juga: Tutup PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu: Cuan Rp 115 T, Beban Ekonomi Berkurang
Ia menyampaikan, saat ini komunikasi intensif terus dilakukan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta PT PLN (Persero) untuk memastikan kelancaran proses tersebut.
"Saat ini prosesnya masih berjalan, dan kami siap mengikuti tahapan selanjutnya sesuai dengan ketentuan pemerintah," kata Joseph, sebagaimana dilansir Antara.
Dia menyampaikan, Cirebon Power telah menyiapkan sejumlah langkah transisi sejak awal, termasuk aspek teknis dan pembiayaannya.
Pemerintah sendiri, kata dia, menargetkan PLTU Unit 1 Cirebon berhenti beroperasi pada 2035, lebih cepat tujuh tahun dari rencana semula yakni 2042.
Baca juga: Tutup PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu, Indonesia Selamat dari Beban Rp 124 T
Meski dalam proses transisi, Joseph memastikan operasional PLTU Unit 1 dan Unit 2 tetap berjalan optimal tanpa gangguan sepanjang 2024.
Bahkan, uja Joseph, PLTU Unit 1 Cirebon sudah mencatatkan 14 juta jam kerja aman atau safe man hours. Sedangkan PLTU Unit 2 Cirebon mencapai 2,6 juta jam kerja aman.
"Menjelang Idul Fitri, Unit 1 akan tetap beroperasi untuk memastikan pasokan listrik di jaringan 150 kV, sementara Unit 2 bersiaga untuk jaringan 500 kV," tutur Joseph.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan pada 3 Februari 2025 bahwa PLTU Cirebon-1 akan dimatikan pada 2035.
Baca juga: PLN Indonesia Power Berhasil Uji Coba Campuran Amonia Hijau di PLTU Labuan
Sebagai gantinya, pasokan energi akan beralih sepenuhnya ke sumber terbarukan seperti tenaga surya (700 MW dan 346 MW daya rendah), tenaga angin (1.000 MW), serta teknologi pengolahan limbah menjadi energi (12 MW).
Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) melaporkan, penghentian operasional PLTU Cirebon-1 dapat menghindarkan Indonesia dari beban ekonomi sebesar Rp 67 triliun.
Selan itu, pemensiunan PLTU Cirebon-1 juga mencegah hampir 6.400 kematian akibat polusi udara selama periode 2036-2042.
Analis CREA Katherine Hasan mengatakan, rencana Indonesia untuk mempercepat penghentian PLTU Cirebon-1 dan menggantikannya sepenuhnya dengan energi terbarukan merupakan langkah penting dalam memperkuat komitmen transisi energi nasional.
Baca juga: JETP Bisa Bantu Pemerintah untuk Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya