Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecahkan Rekor, Perdagangan Karbon Internasional Tembus 1,5 Juta Ton CO2

Kompas.com - 19/03/2025, 19:06 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, perdagangan karbon internasional mencapai 1,5 juta ton karbon dioksida ekuivalen (tCO2e) sejak diluncurkan pada September 2023 lalu.

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, memerinci jumlah transaksi pada 2023 dan 2024 masing-masing sekitar 400.000 tCO2e.

"Selain itu sudah ada 494.000 ton CO2 ekuivalen unit karbon yang sudah dilakukan retired. Di 2025 ini hingga 12 Maret 2025 sudah 690.000 ton CO2 ekuivalen," ungkap Kautsar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/3/2025).

"Jumlah ini cukup baik apalagi jika dibandingkan dengan perdagangan karbon regional seperti Malaysia dan Singapura," imbuh dia.

Baca juga: Wamen LH Ungkap Perdagangan Karbon Internasional Tak Begitu Menggeliat  

Kautsar menyebutkan bahwa rekor penjualan terjadi pada September 2023 dengan volume karbon 459.953 tCO2e senilai Rp 29 miliar. Sedangkan pada Februari 2025, volume penjualan karbon sebesar 397.188 ton dengan total nilai Rp 14 miliar.

"Total pengguna jasa Bursa Karbon bertumbuh dari 16 pengguna jasa ke 110 pengguna jasa per 14 Maret 2025 lalu. Betul minatnya semakin tinggi dan sebagian besar merupakan perusahaan tercatat di BEI," papar Kautsar.

Kautsar menyampaikan, pasar karbon di Indonesia saat ini mengalami perubahan signifikan yang mengarah ke pasar karbon wajib.

Salah satu inovasi terbaru dalam sistem perdagangan karbon ini ialah keberadaan IDXCarbon, yang kini menjadi platform utama untuk perdagangan karbon internasional.

IDXCarbon baru menjual Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK). Sementara Persetujuan Teknis Batas Atas Emisi Pelaku Usaha (PTBAE-PU) masih diperdagangkan secara internal termasuk PLTU batu bara.

"Saat ini sudah ada tujuh proyek yang tercatat SPE-GRK nya di IDXCarbon. Pada tanggal 20 Januari 2025 lalu, perdagangan internasional perdana dilakukan melalui IDXCarbon setelah pertama kalinya pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup memberikan otorisasi untuk sebagian unit SPE-GRK untuk bisa dijual kepada pihak asing," jelas Kautsar.

Baca juga: 9 Subsektor Industri Ditarget Ikut Perdagangan Karbon 2027, Ini Daftarnya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau