Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WMO Konfirmasi 2024 Tahun Terpanas, Suhu Naik 1,55 Derajat Celsius

Kompas.com - 19/03/2025, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) mengonfirmasi bahwa 2024 menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan yang dimulai 175 tahun lalu.

Dalam laporan terbaru berjudul State of the Global Climate 2024, WMO menyebutkan suhu rata-rata global 1,55 derajat celsius di atas tingkat pra-industri.

Di sisi lain, dunia sepakat melalui Perjanjian Paris untuk mencegah suhu Bumi tidak naik lebih dari 1,5 derajat celsius di atas tingkat pra-industri.

Baca juga: Perancis Umumkan Rencana Adaptasi Jika Suhu Bumi Naik 4 Derajat Celsius

Rekor suhu global pada 2024 disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca yang terus berlanjut, ditambah dengan fenomena El Nino.

Selain kenaikan suhu Bumi yang signifikan, beberapa indikator iklim juga mencatatkan rekor baru. 

Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer mencapai titik tertinggi dalam 800.000 tahun, dan lautan terus menghangat pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo menuturkan, data tahun 2024 juga menunjukkan bahwa lautan terus menghangat dan permukaan laut terus meningkat.

Baca juga: Makin Panas, Suhu Februari 2025 Naik 1,59 Derajat Celsius

Gletser dan es laut mencair dengan cepat. Situasi tersebut menyebabkan naiknya permukaan air laut global yang mengancam ekosistem dan infrastruktur pesisir di seluruh dunia.

"Gletser terus menyusut, dan es laut Antartika mencapai tingkat terendah kedua yang pernah tercatat. Sementara itu, cuaca ekstrem terus menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan di seluruh dunia," kata Saulo dikutip dari siaran pers.

Lebih jauh lagi, siklon tropis, banjir, kekeringan, dan bencana lainnya sepanjang 2024 memperburuk krisis pangan dan memicu kerugian ekonomi besar-besaran.

Saulo menuturkan, WMO dan masyarakat global tengah mengintensifkan upaya untuk memperkuat sistem peringatan dini dan layanan iklim.

Baca juga: Suhu Terus Meningkat, Sepertiga Bumi Bisa Tak Laik Huni

Hal tersebut diperlukan untuk membantu para pengambil keputusan dan masyarakat luas agar lebih tangguh menghadapi cuaca dan iklim ekstrem. 

"Kita tengah membuat kemajuan, tetapi perlu melangkah lebih jauh dan lebih cepat. Hanya setengah dari semua negara di dunia yang memiliki sistem peringatan dini yang memadai. Ini harus diubah," ujar Saulo.

Untuk diketahui, State of the Global Climate 2024 disusun berdasarkan berbagai sumber mulai dari kontribusi ilmiah dari Layanan Meteorologi dan Hidrologi Nasional, Pusat Iklim Regional WMO, mitra PBB, dan puluhan pakar. 

Laporan ini mencakup informasi tambahan tentang pemantauan suhu global untuk Perjanjian Paris dan pemahaman anomali suhu pada 2023 dan 2024. 

Laporan tersebut juga mencakup informasi tambahan tentang layanan iklim dan cuaca ekstrem.

Baca juga: Ilmuwan Sebut Target Batasi Peningkatan Suhu Global 2 Derajat Gagal

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau