KOMPAS.com - Gletser Okjokull di Islandia menjadi gletser pertama di dunia yang mati akibat perubahan iklim.
Okjokull adalah gletser berbentuk kubah yang terletak di sekitar kawah puncak gunung berapi Ok dengan ketinggian 1.200 meter.
Lokasinya terletak 71 kilometer di barat laut ibu kota Islandia, Reykjavik, sebagaimana dilansir Live Science, Selasa (18/3/2025).
Baca juga: Permukaan Air Laut Naik 2 Cm Hanya dari Pencairan Gletser
Pada tahun 1901, lapisan es Okjokull mencakup area seluas 39 kilometer (km) persegi.
Ketika foto satelit pertama diambil pada 1986, luasnya menyusut dan hanya tersisa 2,6 km persegi.
33 tahun kemudian, pada 2019, ketika foto satelIt kembali diambil, luas lapisan es Okjokull tinggal kurang dari 1 km persegi, menurut Earth Observatory milik NASA.
Gletser tersebut dinyatakan mati pada 2014. Sejumlah ahli glasiologi Islandia mengungkapkan, es di sana menjadi sangat tipis sehingga tidak lagi ditarik perlahan menuruni gunung oleh gravitasi, yang berarti es tersebut berhenti bergerak untuk pertama kalinya dalam puluhan ribu tahun.
Baca juga: PBB Tetapkan 2025 Jadi Tahun Internasional Pelestarian Gletser
Kematian gletser tersebut dieksplorasi dalam sebuah film pendek tahun 2018 berjudul Not Ok, yang dibuat oleh para peneliti dari Rice University, Texas Amerika Serikat (AS).
Pada Agustus 2019, sekitar 100 orang, termasuk para peneliti dan politisi, menghadiri prosesi "pemakaman" Okjokull di dekat puncak Ok, menurut The Guardian.
Selama upacara ini, sebuah plakat peringatan bertuliskan pesan berjudul Surat untuk masa depan yang ditempatkan di dekat puncak.
Bunyinya sebagai berikut:
"Ok adalah gletser Islandia pertama yang kehilangan statusnya sebagai gletser. Dalam 200 tahun ke depan, semua gletser kita diperkirakan akan mengikuti jalur yang sama. Monumen ini dibuat untuk mengakui bahwa kita tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang perlu dilakukan. Hanya Anda yang tahu apakah kita melakukannya."
Baca juga: Gletser Terluas di Dunia Mencair Cepat, Permukaan Laut Bisa Naik 3 Meter
Plakat tersebut juga mencantumkan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Pada Maret 2025, konsentrasi karbon dioksida sudah lebih dari 428 ppm, menurut Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional atau National Oceanic and Atmospheric Administration (NOOA).
Sampai saat ini, masih belum jelas sudah ada berapa gletser di dunia yang telah mati. Hal itu karena pemantauan yang tidak konsisten dan perdebatan tentang ukuran sebenarnya dari gletser.
Namun, beberapa peneliti memperkirakan bahwa hingga 10.000 gletser dengan berbagai ukuran mungkin telah hilang akibat perubahan iklim, menurut laporan The Washington Post pada 2024.
Baca juga: Pemanasan Global: Venezuela Kehilangan Gletser Terakhirnya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya