Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gletser Terluas di Dunia Mencair Cepat, Permukaan Laut Bisa Naik 3 Meter

Kompas.com, 7 Oktober 2024, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Menurut temuan sejumlah ilmuwan, gletser terluas di dunia, Thwaites, mencair dengan laju yang sangat cepat.

Untuk diketahui, Gletser Thwaites membentang sepanjang 120 kilometer. Di beberapa lokasi, ketebalan esnya mencapai lebih dari 2.000 meter.

Gletser yang terletak di Antarktika, Kutub Selatan, ini merupakan elemen kunci dari Lapisan Es Antarktika Barat.

Baca juga: Antarktika Semakin Menghijau karena Perubahan Iklim

Temuan tersebut mengemuka dalam studi yang dilakukan oleh ilmuwan yang tergabung dalam International Thwaites Glacier Collaboration (ITGC).

Jika Gletser Thwaites mencair seluruhnya, permukaan laut global bisa naik 3 meter, sebagaimana dilansir Associated Press, Jumat (20/9/2024).

Saat ini, volume es yang mencair dan mengalir ke laut dari Thwaites dan gletser di dekatnya meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan medio 1990-an hingga 2010-an.

Wilayah ini sekarang menyumbang 8 persen dari kenaikan permukaan laut global saat ini, yaitu 4,6 milimeter per tahun.

Baca juga: Suhu Daratan Antarktika Naik 10 Derajat Celsius pada Juli

Temuan menunjukkan Gletser Thwaites, bersama dengan sebagian besar Lapisan Es Antartika Barat, dapat hilang pada abad ke-23 alias tahun 2200-an.

"Yang kami temukan adalah Gletser Thwaites menimbulkan ancaman serius bagi kenaikan muka air laut, tetapi mungkin tidak dalam waktu dekat," kata Ted Scambos, salah satu peneliti dari Universitas Colorado.

Meski demikian, Scambos menyampaikan pencairan gletser tersebut masih menjadi ancaman serius di akhir abad ini, dan terutama di abad berikutnya.

"Kami telah menemukan sejumlah proses yang berdampak besar pada cara kami memodelkan kehancuran wilayah Antartika yang luas ini. Dan itu membuat kami cukup khawatir tentang bagaimana hal ini akan terjadi dan apakah akan ada saat di mana kami perlu lebih khawatir dalam waktu dekat," papar Scambos.

Baca juga: Bahaya, Lapisan Es Antarktika Menyusut Drastis dalam 25 Tahun

Dengan bantuan teknologi canggih, seperti robot bawah air dan teknik pemodelan aliran es dan rekahan yang diperbarui, para ilmuwan telah memperoleh wawasan baru tentang proses yang terjadi di sana.

"Untuk mempelajari tempat-tempat itu, dibutuhkan teknologi baru," kata Kiya Riverman, seorang ahli glasiologi dari Universitas Portland.

Meskipun teknologi seperti ini telah meningkatkan akurasi model komputer prediktif, masih banyak yang belum diketahui tentang masa depan Gletser Thwaites.

"Saya pikir kita tahu lebih banyak tentang Mars daripada tentang sudut-sudut terpencil Antartika ini," ucap Riverman.

Baca juga: Tanaman Tumbuh Lebih Cepat di Antarktika, Tanda Bahaya Bagi Bumi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau