KOMPAS.com - Menurut temuan sejumlah ilmuwan, gletser terluas di dunia, Thwaites, mencair dengan laju yang sangat cepat.
Untuk diketahui, Gletser Thwaites membentang sepanjang 120 kilometer. Di beberapa lokasi, ketebalan esnya mencapai lebih dari 2.000 meter.
Gletser yang terletak di Antarktika, Kutub Selatan, ini merupakan elemen kunci dari Lapisan Es Antarktika Barat.
Baca juga: Antarktika Semakin Menghijau karena Perubahan Iklim
Temuan tersebut mengemuka dalam studi yang dilakukan oleh ilmuwan yang tergabung dalam International Thwaites Glacier Collaboration (ITGC).
Jika Gletser Thwaites mencair seluruhnya, permukaan laut global bisa naik 3 meter, sebagaimana dilansir Associated Press, Jumat (20/9/2024).
Saat ini, volume es yang mencair dan mengalir ke laut dari Thwaites dan gletser di dekatnya meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan medio 1990-an hingga 2010-an.
Wilayah ini sekarang menyumbang 8 persen dari kenaikan permukaan laut global saat ini, yaitu 4,6 milimeter per tahun.
Baca juga: Suhu Daratan Antarktika Naik 10 Derajat Celsius pada Juli
Temuan menunjukkan Gletser Thwaites, bersama dengan sebagian besar Lapisan Es Antartika Barat, dapat hilang pada abad ke-23 alias tahun 2200-an.
"Yang kami temukan adalah Gletser Thwaites menimbulkan ancaman serius bagi kenaikan muka air laut, tetapi mungkin tidak dalam waktu dekat," kata Ted Scambos, salah satu peneliti dari Universitas Colorado.
Meski demikian, Scambos menyampaikan pencairan gletser tersebut masih menjadi ancaman serius di akhir abad ini, dan terutama di abad berikutnya.
"Kami telah menemukan sejumlah proses yang berdampak besar pada cara kami memodelkan kehancuran wilayah Antartika yang luas ini. Dan itu membuat kami cukup khawatir tentang bagaimana hal ini akan terjadi dan apakah akan ada saat di mana kami perlu lebih khawatir dalam waktu dekat," papar Scambos.
Baca juga: Bahaya, Lapisan Es Antarktika Menyusut Drastis dalam 25 Tahun
Dengan bantuan teknologi canggih, seperti robot bawah air dan teknik pemodelan aliran es dan rekahan yang diperbarui, para ilmuwan telah memperoleh wawasan baru tentang proses yang terjadi di sana.
"Untuk mempelajari tempat-tempat itu, dibutuhkan teknologi baru," kata Kiya Riverman, seorang ahli glasiologi dari Universitas Portland.
Meskipun teknologi seperti ini telah meningkatkan akurasi model komputer prediktif, masih banyak yang belum diketahui tentang masa depan Gletser Thwaites.
"Saya pikir kita tahu lebih banyak tentang Mars daripada tentang sudut-sudut terpencil Antartika ini," ucap Riverman.
Baca juga: Tanaman Tumbuh Lebih Cepat di Antarktika, Tanda Bahaya Bagi Bumi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya