JAKARTA, KOMPAS.com - Pariwisata ramah lingkungan masih menjadi tantangan untuk dikembangkan di Indonesia.
Presiden Direktur Plataran Indonesia Anasthasia Sri Handayani mengatakan salah satu tantangan terbesar yang disoroti adalah kurangnya edukasi dan kesadaran wisatawan terhadap konsep ekowisata.
“Masih banyak yang menganggap bahwa pariwisata ramah lingkungan membatasi kenyamanan. Padahal prinsip dasarnya adalah menghargai alam dan budaya lokal, mengedukasi tentang pentingnya kesadaran untuk menjaga lingkungan, bukan mengurangi pengalaman wisata,” ujarnya, Senin (14/4/2025).
Baca juga: PLTS Terapung Danau Singkarak Bakal Perhatikan Aspek Pariwisata
Anasthasia mengatakan bahwa dengan ekowisata yang disuguhkan oleh Plataran dan Tiket.com sama sekali tidak mengurangi kenyamanan masyarakat untuk berwisata.
Hanya saja para pengunjung akan diedukasi dengan tanda-tanda seperti ‘buang sampah pada tempatnya’ agar masyarakat tidak lagi terbiasa membuang sampah sembarang.
Selain itu, di akomodasi Plataran Komodo, mereka memiliki program memungut satu sampah di laut yang bisa tukar dengan makanan atau minuman, sepertinya satu buah kelapa segar, misalnya.Baca juga: Studi: Pariwisata Sumbang 9 Persen dari Total Emisi Dunia
Dengan program ini, Tiket.com, khususnya Tiket Green bersama dengan Plataran Indonesia optimis bisa membuat masyarakat bisa menikmati liburan dengan nyaman dan tetap berkontribusi pada kebaikan lingkungan dan alam.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya