Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Pariwisata Sumbang 9 Persen dari Total Emisi Dunia

Kompas.com - 12/12/2024, 22:00 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah penelitian yang dipimpin oleh University of Queensland, Australia menunjukkan emisi gas rumah kaca dari pariwisata telah tumbuh lebih dari dua kali lebih cepat daripada emisi dari sektor ekonomi global lainnya.

Associate Professor Ya-Yen Sun dari Sekolah Bisnis UQ mengatakan ekspansi pesat dalam permintaan perjalanan telah menyebabkan karbon dari aktivitas pariwisata menyumbang 9 persen dari total emisi dunia.

Tanpa intervensi, emisi tahunan dari industri pariwisata global akan naik sebesar 3 hingga 4 persen yang berarti emisi akan berlipat ganda setiap 20 tahun.

Baca juga:

"Hal ini tidak sesuai dengan Perjanjian Paris yang mengharuskan sektor tersebut mengurangi emisinya lebih dari 10 persen setiap tahun," kata Sun, dikutip dari Phys, Kamis (12/12/2024).

Dalam studinya, peneliti melacak perjalanan internasional dan domestik dari 175 negara.

Hasil analisis menemukan bahwa jejak karbon global pariwisata meningkat dari 3,7 gigaton (Gt) menjadi 5,2 Gt antara tahun 2009 dan 2019.

Emisi bersih terbanyak dilaporkan dalam penerbangan, utilitas, dan penggunaan kendaraan pribadi untuk perjalanan.

Tingkat pertumbuhan emisi untuk pariwisata adalah 3,5 persen per tahun selama dekade tersebut sementara emisi global meningkat sebesar 1,5 persen per tahun dari 50,9 Gt menjadi 59,1 Gt.

Amerika Serikat, China, dan India mendominasi daftar tersebut dan bertanggung jawab atas 60 persen dari total peningkatan emisi pariwisata selama periode studi.

Sementara Australia berada di peringkat 20 teratas negara-negara yang secara bersama menyumbang tiga perempat dari total jejak karbon pariwisata pada tahun 2019.

Baca juga:

Lebih lanjut, peneliti menyebut tantangan karbon terbesar dalam pariwisata adalah perjalanan udara.

"Mengurangi penerbangan jarak jauh adalah salah satu rekomendasi yang kami ajukan untuk membantu industri menurunkan emisinya, bersama dengan langkah-langkah yang ditargetkan seperti pajak karbon dioksida, anggaran karbon, dan kewajiban bahan bakar alternatif," ungkap Sun.

Sedangkan di tingkat lokal, operator pariwisata dapat mengandalkan listrik terbarukan untuk akomodasi, makanan, dan kegiatan rekreasi, serta beralih ke kendaraan listrik untuk transportasi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau